7. Gagal

1K 139 23
                                    

Waktu telah menunjukkan pukul 12 malam. Sesuai dengan perintah Yoonie padanya, Namjoon dengan pakaian serba hitamnya keluar dari markas sembari membawa koper kecil lalu memasukkannya ke dalam bagasi motornya. Setelahnya, ia mengendarai motornya dengan kecepatan di atas rata-rata.

Tepat setelah kepergian Namjoon, Jungkook keluar dari tempat persembunyiannya lalu ikut mengendarai motornya dan mengejar motor Namjoon.

Sebelumnya, Jungkook sudah tahu apa yang akan lelaki itu lakukan karena beberapa jam lalu ia sempat mengintip Namjoon yang tengah mempersiapkan beberapa cairan dan suntikan di dalam koper yang di bawanya.

Tak lama kemudian, Jungkook telah sampai di rumah sakit yang sempat ia datangi siang tadi. Ia lantas turun dari motornya setelah memarkirkan kendaraan beroda 2 itu di parkiran basement.

Jungkook mengikuti Namjoon dari belakang dan setelahnya ia hanya bisa diam ketika melihat sosok itu masuk ke dalam kamar inap tuan Park.

Di dalam kamar inap tuan Park, Namjoon meletakkan kopernya di sofa lalu membukannya dengan hati-hati. Namjoon melirik sesaat ke arah tuan Park yang tengah tertidur pulas, setelahnya ia mengeluarkan suntikan dan botol kecil berisi cairan.

Namjoon mengisi suntikan dengan cairan dari botol dan setelahnya ia mendekati tuan Park dengan hati-hati. Saat ia hendak menyuntikkan cairan tersebut ke dalam selang infus tuan Park, seseorang dari luar hendak masuk ke dalam hingga membuatnya urung.

Namjoon lantas memasukkan suntikannya ke dalam koper dengan cepat lalu pergi dari sana. Beberapa saat kemudian, seorang suster masuk ke dalam kamar inap tuan Park dan menyuntikkan sesuatu di lengannya.

Namjoon berlari di lorong rumah sakit yang sepi dan jauh didepannya, Jungkook telah berdiri sembari menatap tajam ke arahnya. Ia lantas berhenti dan mendekati Jungkook dengan langkah pelan.

"Kau yang mencoba untuk menghentikanku tadi?." Tanya Namjoon tapi Jungkook engga buka suara

Namjoon menyerigai dan berdiri tepat dihadapan Jungkook. "Kau seharusnya senang karena aku hendak membunuh pak tua yang amat kau benci. Bukankah kau memang hendak membunuhnya, makanya kau bergabung dengan kami."

"Seharusnya aku senang karena bukan tanganku yang kotor tapi melihat kau lah yang hendak membunuhnya, membuatku kesal hingga aku juga ingin membunuhmu." Sahut Jungkook dengan nada yang dingin

Namjoon terkekeh lalu berbisik ke telinga Jungkook. "Kau masih membenciku karena tak sengaja membunuhnya?. Jika bukan karena aku, kau mungkin sudah mati karena kesalahannya."

Jungkook menggelapkan tangannya, menatap tajam pada Namjoon yang tersenyum tipis kepadanya setelah membisikinya tadi.

"Pekerjaan kita tak mudah. Jika bukan target kita yang mati, mungkin kita lah yang mati." Ucap Namjoon lalu berjalan melewati Jungkook

.

Yn keluar dari kamarnya secara diam-diam. Ia menuruni anak tangga dengan hati-hati agar langkah kakinya tak menimbulkan suara. Setelahnya, ia berlari kecil ke arah pintu utama lalu keluar dari sana.

Sesaat kemudian, Yn sudah berada di taman samping rumahnya, tempat yang banyak menyimpan kenangan indah bersama ibunya. Yn masih ingat, saat dirinya berumur 9 tahun, ia sering memetik bunga di taman tersebut lalu menyelipkan bunga yang ia petik di belakang telinga ibunya yang tengah duduk di kursi roda.

Ibu Yn tersenyum simpul kepadanya setelah sang anak menyelipkan bunga yang cantik di belakang telinganya. Setelahnya, ibu Yn melakukan hal yang sama, ia mengambil setangkai bunga yang ada di tangan sang anak dan menyelipkannya di belakang telinga anak gadisnya itu.

RescuerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang