Teror pertama
♫♫♫
Lamunan Khara hancur karena kedatangan sosok makhluk yang menjengkelkan.
"Pagi!" ucapnya duduk dihadapan Khara.
"Lo ngapain, sih? Pagi-pagi udah ganggu aja lo."
"Gue denger lo sakit ya kemarin? Aduh maaf nggak bisa jenguk. Gue juga nggak sekolah juga kemarin."
"Terus?"
"Ini minum buat lo. Jangan sakit lagi yah, gue khawatir soalnya!" ucap Raffa sambil mengacak-acak rambut Khara. Lalu, dia pergi.
"Dih, berantakan tau rambut gue!" teriak Khara kesel.
"Khar?" panggil Chaca.
"Hm."
"Lo sama Raffa bisa nggak sih, nggak berantem sehari aja? Tiada hari tanpa lo bernatem sama dia. Gue rasa nih ya, Si Raffa nyari perhatian sama lo lewat berantem sama lo," ucap Chaca.
"Enak aja, Khara nggak suka sama dia."
"Kenapa? Kalau dilihat juga Si Raffa cakep. Ketimbang lo sama dideketin mulu sama Gio."
"Lo aja sana sama dia. Khara mah ogah," ucap Sila.
"Atau lo mau sama dia?" ucap Chaca memanyunkan bibirnya mengarah Kevin yang baru tiba dengan teman-temannya.
"Berisik!" cetus Khara.
"Gue heran sama lo Cha, suka banget comblangin Khara," ucap Sila.
"Udah diam, itu ada guru," ucap Aldy dari belakang.
Kring!!
"Lo kali ini harus kantin bareng kita, titik!" seru Sila.
"Iya," ucap Khara.
Mereka berjalan menuju kantin. Saat mereka sudah di kantin, mereka duduk di meja tempat biasa.
"Kali ini biar Khara yang pesan, kalian mau apa?"
"Serius lo Khar! Kalau begitu dengan senang hati. Gue biasa, bakso."
"Lo Sil?"
"Lo mau pesan sendiri? Cara bawanya gimana?"
"Cha? Lo sendiri aja nggak apa-apakan? Lo hajar aja kalau ada yang gangguin lo."
"Ih, oke deh. Jangan lama ya?"
"Iya."
Kemudian, Khara dan Sila pergi memesan makanan. Di kantin lumayan yang mengantri juga. Saat kita menunggu pesanan, ada pesan masuk dari dari ponsel Khara.
Ting!
No name: Lo jauhin Kevin, dia milik gue! Jangan lo pikir gue nggak tau lo pulang bareng sama dia.
"Ha? Apasih nih orang, nggak jelas banget! Siapa coba Kevin?" cetus Khara.
"Kenapa?"
"Nih, lo baca aja sendiri. Gue aja nggak kenal. Ck!"
"Pengecut nih, masa berani dari pesan. Temuin dong. Eh, tapi kok dia nyebut nama Kevin? Eh tunggu, lo pernah pulang bareng Kevin?!"
"Kevin siapa sih, Sil?" cetus Khara.
"Anak baru di kelas kita. Yang mau dicalonkan sebagai Ketua dan Wakil Osis yang bareng lo."
"Nggak tau."
"Mager banget gue harus ingat mereka satu-satu," batin Khara.
"Tapi, kok dia bisa bilang gitu ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku dan kamu
Teen Fiction-Ketika angin mencairkan sebuah es batu- Katanya, seseorang dapat berubah hanya karena tidak sengaja ditemukan oleh perlakuan. Ketika seseorang berumur 17 tahun, di situlah orang sudah mulai beranjak dewasa dan mengenal yang namanya jatuh cinta...