16

6 2 0
                                    

Tanya aja dulu

♫♫♫

Khara menunggu Sila menyelesaikan catatannya. Tetapi, Khara merasa sedikit risih karena merasa bahwa Kevin sedari tadi memperhatikan dirinya.

“Apa lo lihat-lihat?” cetus Khara.

“Pede amat lo,” ucap Kevin.

“Serah!” ucap Kevin pergi meninggalkan Sila.

“Eh, Khara tungguin!” ucap Sila berdiri. Namun, tangannya ditahan oleh Raja.

“Bareng gue,” ucap Raja.

“Terus Khara?” tanya Chaca.

“Dia udah terbiasa sendiri.”

Semua murid melakukan kegiatan pada siang hari mereka. Sekitar 20 menit, anak-anak keluaran. Khara keluar sendirian, karena Sila masih bersama Raja. Khara duduk di bawah pohon dengan memakan keripik kentang yang dia beli sewaktu keluaran tadi. Dia terlalu sibuk dengan cemilannya sehingga dia tak sadar kalau ada seseorang yang dari sisi lain memandangnya terus.

“Kalau suka? Nyatain. Kalau sayang? Tembak. Takutnya, diduluanin sama orang.”

“Emangnya semudah itu?”

“Yah, harus ada perjuangan juga lah.”

“Malam ini lo ikut gue, gue mau ngobrol banyak sama lo.”

“Malam ini?”

“Iya.”

“Lo jemput!”

“Iya.”

“Oke.”

♫♫♫

Raja pun menhampiri Kevin yang berdiri sendiri.

“Vin?”

“Hm.”

“Sendiri aja lo. Lihat Sila nggak?”

“Tuh, bareng Sipit.”

“Di situ ternyata, gue nyariin juga. Eh lo ngomong apa barusan? Sipit?”

“Salah dengar kali lo.”

“Yaudah, gue kesana dulu. Bye!

Semenit kemudian, datanglah Arkan, Fery dan Rendy menghampiri Kevin.

“Vin? Sendiri aja lo.”

“Aneh banget ya kalau gue tuh sendirian!”

“Enggak sih, hehe sorry! Mana yang lain?” tanya Fery.

“Glen di dalam. Tuh Raja lagi beraksi.”

“Lo nggak ikutan beraksi juga?” canda Rendy.

“Buat apa, sih? Kuker banget,” cetus Kevin.

“Kuker? Apaan, dah?” tanya Rendy dengan polosnya.

“Kurang kerjaan!” ucap Kevin, Arkan dan Fery.
“Oh.”

“Kalau lo suka sama cewek di sini, lo tinggal tanya aja sama Si Raja. Dia paling jago banget soal cewek.”

“Kita berdua tuh sama. Mager buat kejar cewek,” ucap Arkan merangkul Kevin. Dan Kevin mengangguk setuju.

“Awas aja lo, Ar. Entar kemakan omongan lo sendiri.”

“Nggak mungkin.”

“Tau-tau, entar lo lagi yang ngejar Si Chaca. Ya nggak, Ren?”

Aku dan kamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang