11

33 5 0
                                    

Mengganggu!

♫♫♫

Wake up!! Wake up!!

“Ekhmm ....”lirih Khara meregangkan tubuhnya. Khara berdoa sebentar dan bergegas mandi. Khara memakai seragam sekolah dan turun ke bawah.

Morning mah.”

“Ini udah pukul berapa sayang? Koko udah nungguin dari tadi di depan.”

“Yaudah, dede langsung berangkat ya!” ucap Khara sambil mencium pipi Mamah Yua dan langsung berlari menuju ke depan.

“Lama,” cetus Felix.

“Sorry.”

“Yaudah naik!”

Khara naik dan kita menuju ke sekolah.

♫♫♫

Sesampainya mereka di sekolah, Khara langsung menuju kelas. Khara duduk dan menaruh tasnya di kursi.

Kring!!

“Pagi Khara!” sapa anak cowok dan duduk di kursi samping Khara.

“Apa?” cetus Khara tanpa melirik.

“Gue kangen lo, hehe!” ucap anak itu.

“Terus?” cetus Khara.

“Entar kantin bareng, yok!” ajak anak itu.

“Gue nggak kantin.”

“Kenapa? Yaudah, gue juga nggak deh. Biar bisa temanin lo di sini.”

“Up to you.”

“Cetus amat dah, jangan gitulah.”

Khara mulai kesel dan melirik dia. “Heuh!” cetus Khara.

Khara mengambil buku di dalam tas.

“Balik sana tempat duduk lo.”

“Lo ngomong sama gue?” tanya Raffa dengan raut wajah yang heran.

“Sama kursi gue!” cetus Khara.

“Gue kira lo nggak bakal negur gue lagi.”

“Balik sana!” ucap Khara mendorong tubuh Raffa.

Tidak lama, guru datang dan pembelajaran pun dimulai. Lalu, anak itu pergi ke tempat duduknya.

♫♫♫

Kring!!

“Khara kantin, yok!” ajak Sila.

“Nggak deh sil, lo sama Chaca aja ya hari ini.”

“Nggak mau nitip?”

“Gue titip roti sama susu aja deh, dua ya?”

“Oke deh! Kita duluan ya?” Khara tersenyum. Kemudian, Khara mengambil ponselnya dan membaca komik.

“Lagi baca apa?” tanya seseorang.

“Heh lo lagi, ngapain sih?” Sudah hafal banget ya Khara sama suaranya.

“Malah tanya balik. Bukannya lo udah bilang nggak kantin, makanya gue nyamperin lo,” jelasnya.

Khara terlalu sibuk dengan Komiknya. Khara merasa risih juga karena sedari tadi diperhatikan terus, Khara pun memecahkan keheningan di antara mereka.

“Dari pada lo lihatin gue, mending lo kantin aja deh.”

“Hm?”

“Budek lo, ya!” cetus Khara dan meliriknya.

Aku dan kamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang