🍁Kelakuan🍁

197K 15.6K 1.3K
                                    

Mengandung unsur🔞
•••

"Ahkkk Sayna"

"Jangan kencang-kencang"

"Sakittt"

"Diem ka jangan gerak-gerak"

"Pelan-pelan sayang, sakit sekali"

"Akhh jangan bagian itu geli"

"Saynaaa sakitttt"

"Ka diem ih, Sayna jadi susah ngerokin nya" kesal gadis yang kini tengah duduk di samping tubuh Skala. Sungguh ia kesal, karna sedari tadi tubuh Skala bergeliatan ke kanan dan kiri seperti cacing kepanasan.

Saat bangun tidur, pria itu bolak-balik ke kamar mandi untuk memuntahkan isi perutnya. Pria itu mengadu tak enak badan dan sekujur tubuhnya terasa lemas. Dan benar saja, saat Sayna memegang keningnya, suhu tubuh Skala terasa sangat panas.

Sayna membuatkannya bubur dan teh manis hangat, namun pria itu malah memuntahkannya lagi. Berakhirlah sekarang Skala yang tengah berteriak kesakitan karna Sayna yang mengerok punggungnya.

"Jangan bagian itu sayanggg sakitttt" wajah Skala bahkan sudah berkeringat. Matanya memerah menahan tangis. Lihatlah, pria gagah pemikat wanita itu kini sudah tak berdaya di tangan istri kecilnya.

"Sayanggg kenapa sakit sekali. Udah yahh" tangannya mencoba menghentikan lengan Sayna yang masih menggesekkan koin dan sedikit minyak ke punggungnya.

"Dikit lagi ka, nanti tinggal di urut"

"Sakit sayang,,,,,,,," Skala menghentak-hentakkan kakinya, menyalurkan rasa sakit yang baru pertama kali ia rasakan.

"Udah-udah nih, tinggal di urut" gadis itu mulai mengurut punggung Skala dengan lembut. Tangan kecilnya tak henti-hentinya naik turun di atas sana.

"Apa kau kurang makan, urutan mu bahkan tak terasa sama sekali" cibir Skala memejamkan matanya.

"Mau Sayna kerok lagi biar kerasa hm?" Goda Sayna, tadi saja pria itu menjerit-jerit sambil memohon kepadanya agar memelankan kerokan nya. Tapi sekarang lihatlah, wajah sombongnya kembali lagi.

Lantas Skala membulatkan matanya dan menggeleng cepat "Tidak-tidak, tidak mau" kerokan istrinya itu benar-benar sakit, ia sampai hampir menangis di buatnya.

"Selesai"

"Kau mau kemana?" Tanya Skala saat Sayna beranjak dari duduknya.

"Ngambil bubur lagi, tadi kan belum sempet di makan sama kaka"

Setelah Sayna keluar kamar, Skala melentangkan posisi tubuhnya. Punggungnya terasa sedikit panas dan pegal, lantas ia merentangkan otot-otot nya. Sejujurnya, ia ingin tau apa yang di lakukan istrinya itu pada punggungnya. Kerok? Ia saja baru mendengar kata itu sepertinya.

Dengan kaki yang sedikit lemas, ia mencoba berdiri dan berjalan ke arah cermin untuk melihat apa yang terjadi pada punggungnya. Dengan posisi membelakangi cermin, Skala melirik kan kepalanya ke belakang. Alangkah terkejutnya ia saat melihat punggung nya yang seperti tercakar oleh serigala.

"Saynaaaaaaaaa" jerit Skala kencang. Ia tak menyangka istrinya setega ini ingin membunuhnya.

Ceklek

Pintu terbuka, menampilkan Sayna yang terkejut karna Skala tengah menangis. Ia mendekati pria itu di dekat cermin.

"Kaka kenapa?" Tanya khawatir

"Kau tega pada ku,, kau ingin membunuhku kan hikss"

Gadis itu mengerutkan keningnya, tak mengerti dengan tuduhan yang di berikan oleh suaminya. Dengan langkah kecilnya, ia menghampiri Skala yang duduk di pinggir kasur. Mengusap punggungnya lembut.

Not Perfect Husband || END  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang