🍁Kesempatan🍁

195K 15.2K 449
                                    


"Hai bro" Sapa Sky berjalan ke arahnya dengan menggandeng seorang wanita yang pasti istrinya.

Skala tersenyum hendak membalas menyapa, namun niatnya diurungkan kala melihat seorang pria yang tengah berjalan di belakang Sky dengan tertunduk.

"SEDANG APA KAU DISINI ANDER!!" bentaknya keras. Tangan nya sudah mengepal kuat siap melayangkan pukulan.

"Tenang bro" Sky mengangkat tangan nya di depan dada. "Kita bisa bicarakan ini baik-baik"

"Kau gila! Mana bisa aku bicara dengan pria bajingan yang telah menyentuh istriku!"

"Pergi dari sini atau kau mati di tanganku Ander!" Skala menarik kerah baju Ander sampai pria itu terangkat. Rahangnya sudah mengeras, bahkan matanya memancarkan kebencian.

Bugh

Pukulan melayang tepat di wajah Ander, membuat pria itu tersungkur ke lantai. Skala kembali menarik kerah bajunya dan melayangkan pukulan-pukulan yang sangat keras sampai membuat beberapa bagian di wajahnya mengeluarkan darah. Tak ada perlawanan dari Ander, ia pasrah. Memang pantas ia mendapatkan ini dari Skala.

Persetan dengan nama pertemanan, Skala seolah dibutakan oleh kebencian. Tak henti-hentinya ia memukuli Ander sampai pria itu sedikit tak berdaya, mungkin sebentar lagi akan hilang kesadaran jika saja Sky tidak menahan tubuhnya.

"Cukup Skala, dia bisa mati! Apa kau sudah gila!" Ujarnya menarik Skala agar menjauh dari Ander.

Skala memberontak "Diam kau Sky! Pria bajingan ini memang pantas mati!" Kakinya hendak melangkah lagi mendekati Ander, namun tiba-tiba saja seorang gadis memeluknya begitu erat hingga mampu mengembalikan kesadarannya.

"Ka, Sayna takut. Jangan kaya gitu" isakkan kecil terdengar dari gadis yang berstatus menjadi istrinya itu. Skala memejamkan matanya sejenak, mengatur deru nafas sebelum membalas pelukan hangat gadisnya.

Tangan berurat nya mengusap punggung kecil Sayna dengan lembut, memberikan kecupan di atas kepalanya.

"Sssttt jangan takut sayang"

"Jangan marah ka, Sayna takut"

"Tidak akan" Skala melepaskan pelukannya setelah beberapa menit lamanya. Menangkup kedua pipi gembul Sayna yang entah sejak kapan jadi lebih berisi. Pria itu lantas mengusap air mata Sayna dengan ibu jarinya.

Cup

Kecupan mendarat di kening dan kedua pipi Sayna, sebelum tangan kekar Skala menenggelamkan kepalanya lagi pada dada bidangnya. Ia tak ingin melihat gadisnya menangis, apa lagi alasan menangis nya karna seseorang. Ia tak rela.

•••••

Setelah kejadian beberapa menit lalu, semuanya dipersilahkan duduk di sofa oleh Sayna, tak terkecuali Ander. Pria itu masih saja menunduk malu melihat sikap Sayna yang menjamunya sangat baik.

Mengingat kejadian kemarin di pesta saat ia hampir saja melecehkan Sayna, rasa bersalah kembali menyelimuti dirinya. Ia menyesal, sungguh. Untuk mengangkat wajah pun rasanya sulit, ia terlalu malu untuk mengangkat wajah brengsek nya.

"Di minum dulu Ka" ucap Sayna menginterupsi semuanya. Sky dan istrinya saling pandang ,kemudian mata pria itu melirik ke arah Skala yang sedang mengusap rambut Sayna.

"Minum lah" Ujar Skala paham akan tatapan yang di berikan oleh Sky, tanpa mengalihkan pandangannya pada wajah Sayna.

"Terimakasih" jawabnya canggung, menengguk minuman itu.

Hening selama beberapa menit. Sampai akhirnya Sky berdehem untuk membuyarkan keadaan canggung ini.

"Ander" panggil Sky kepada pria yang masih saja menunduk. "Aku tau kau bukan pria pengecut, jadi bicara lah sekarang"

Not Perfect Husband || END  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang