🍁Arthur🍁

176K 15.1K 909
                                    

TOLONG BERITAHU JIKA MASIH ADA TYPO BERLAKU UNTUK SEMUA PART✨✨
•••

Laki-laki dengan seragam tak dikancing itu menuruni tangga, berjalan menuju meja makan dimana sudah ada kedua orangtuanya yang menunggu.

"Pagi anak mamah" sapa wanita yang tengah mengoleskan roti dengan selai coklat.

"Anak kita berdua" ujar sang suami tak terima. Enak saja tidak di anggap, ia juga ikut turut dalam penanaman benih.

Mengabaikan celotehan suaminya, wanita itu lantas menatap putra semata wayangnya yang sudah duduk di tengah-tengah mereka.

"Mau selai apa sayang?"

"Coklat aja mah"

Lantas wanita yang di sebut mamah itu mengambil dua lembar roti dan mengoleskan selai coklat untuk yang ke tiga kalinya. "Makan yang banyak, biar anak mamah sehat"

"Anak kita" koreksi suaminya.

"Iya-iya pah"

Arthur terkekeh melihat raut wajah ayahnya yang cemberut. Sudah biasa dirinya dijadikan rebutan setiap harinya. Setelah menghabiskan sarapan dan meminum segelas susu untuk mengawali pagi, Arthur berpamitan kepada kedua orangtuanya itu untuk berangkat ke sekolah.

"Arthur berangkat yah mah, pah" ujarnya mengecup kedua pipi mamah serta papahnya.

"Ko mamah dulu yang di sebut? Harusnya papah dong. 'Arthur berangkat dulu yah pah, mah' gitu, ulang-ulang"

"Udah deh jangan banyak tingkah, sana mas juga berangkat kerja" wanita itu mencubit gemas pipi suaminya, membuat telinga pria itu memerah, salah tingkah.

"Dih, kuping papah merah" ledek Arthur yang di sambut tawa oleh mamahnya.

"Udah sana kamu berangkat, papah ada urusan sebentar sama mamah" ucap pria itu memberikan tiga lembar uang seratus ribu.

"Arthur gk mau punya adek yah pah!" peringatnya sambil keluar rumah.

"Oghey" Pria paruh baya itu mengacung jempolnya "kalau gk khilaf" lanjutnya pelan namun masih bisa terdengar istrinya.

"Jangan macem-macem udah tua!" Pukulan keras mendarat di lengan pria itu, membuatnya meringis kesakitan.

•••••

Arthur membuka layar ponsel yang bergetar sedari tadi. Berharap pengirim pesan itu adalah seorang gadis yang sudah mengambil hatinya. Namun nihil, itu hanya pesan random dari Tamtam yang membuatnya kesal. Berdecak malas, ia mulai mengendarai motornya keluar perkarangan.

Hanya butuh 15 menit baginya untuk sampai di parkiran sekolah. Arthur menyunggar rambutnya ke belakang, membuat para kaum hawa  menatapnya dengan kagum.

Belum sempat ia berjalan ke kelas, tiba-tiba ponselnya bergetar lagi, menandakan ada pesan masuk. Sebenarnya ia malas untuk melihat siapa yang mengirim pesan, pasti itu hanya dari Tamtam yang terus mengspam dirinya.

Namun mata biru itu seketika membulat saat membaca pengirim pesan. Yah, gadis yang ia pikirkan setiap waktu akhirnya mengirim pesan setelah dua bulan lamanya mereka loss contact.

Sayna♡

Pulang sekolah bisa ketemu?
Ada yang mau aku bicarain

Senyum yang jarang sekali ia tunjukan di sekolah itu akhirnya mengembang.

Oke

Dengan mood baik di pagi ini, Arthur berjalan di koridor menuju kelasnya yang lumayan jauh dari parkiran. Keadaan kelas cukup ramai, karna jam sudah menunjukkan pukul 06.50 dimana, sepuluh menit lagi bel masuk berbunyi. Ditambah lagi kedua lelaki yang kini menaiki meja sambil memegang sapu, membuat kelas bertambah ricuh.

Not Perfect Husband || END  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang