🍁Sisilain Skala🍁

153K 12.4K 496
                                    

Setiap hari Skala selalu menunggu kepulangan Sayna. Namun sudah tiga hari berlalu, wanitanya belum juga pulang. Skala tak pernah pergi kekantor, pria itu menghabiskan waktunya di dalam kamar, meminum beberapa botol wine sepanjang hari.

Skala meneguk kembali botol yang baru saja ia buka, menghabiskan nya hingga setengah. Pria itu sudah menghabiskan lima botol wine hari ini. Ia memecahkan botol beling itu jika sudah habis.

PYAR!!

Bunyi botol yang di lempar Skala asal, hatinya terasa kosong dan hampa. Wanitanya telah pergi, pergi meninggalkan nya sendirian disini. Mungkin ini teguran atau karma yang ia dapat karna kelakuan nya di masa lalu.

Skala menatap layar ponselnya, menampilkan foto Sayna yang sedang di gendong oleh Arthur. Para bodyguard nya mengirimkan semua aktivitas gadis itu kepadanya, sampai Sayna yang kembali ke rumah orangtuanya dan di terima di sana dengan baik pun Skala tahu.

Ia membiarkan gadisnya disana untuk menenangkan diri. Skala tidak mau gegabah dengan tindak yang nantinya ia sesali. Ia tak mau jika nantinya Sayna benar-benar pergi dari hidupnya. Makanya ia hanya bisa menunggu, dan berharap gadisnya akan segera pulang.

"AAARRRGGHHHH!!"

Pria itu membanting ponselnya kencang, membuatnya retak seketika. Air matanya terus mengalir membasahi wajah tampan Skala. Pandangan kosong dengan air mata yang selalu mengalir, membuatnya terlihat sangat frustasi.

Ia berdiri dan membanting semua benda yang ada dikamar, meninju cermin dengan tangan kosong hingga membuat darah di tangannya mengalir deras. Rasa sakit ditangannya tak terasa di bandingkan rasa bersalah dihatinya.

Seketika, kamar yang selalu rapi itu kini menjadi berantakan dengan benda-benda yang berhamburan dimana-mana. Skala terduduk lemas, kembali menangisi penyesalannya.

"Saynaaa,,, apa kau tak mau memarahi ku lagi karena telah menghancurkan kamar yang selalu kau jaga rapih?" Lirih pria itu, terlihat menyedihkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Saynaaa,,, apa kau tak mau memarahi ku lagi karena telah menghancurkan kamar yang selalu kau jaga rapih?" Lirih pria itu, terlihat menyedihkan.

"Ayo marahi aku lagi Sayna,,, hukum aku karena merusak kamar kita" rancau Skala, mengusap foto Sayna yang tengah tersenyum.

Salah satu maid yang melihat tuanya sedang duduk dan berbicara sendirian di lantai, tak berani menghampiri pria itu. Maid itu menaruh kembali makanan nya di dapur dan menghubungi kontak Roy, yang ia tau adalah asisten tuannya.

Tak butuh waktu lama, Roy datang dengan langkah yang terburu-buru. Ia tau jika sedang seperti ini, Skala akan melakukan apapun yang akan menyakiti diri sendiri.

Roy membuka pintu kamar yang memperlihatkan Skala sedang meneguk sebotol wine. Keadaan kamar itu sudah hancur dengan beling-beling yang berserakan dimana-mana.

"Tuan" panggilnya

Skala meliriknya sekilas "Haha Roy, aku sangat bodoh. Aku telah menyakitinya" rancau Skala yang sudah mabuk "Kemari lah, kita minum sepuasnya"

Not Perfect Husband || END  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang