09.

881 68 4
                                    

Cinta dan waktu..



Kala cinta harus bertarung melawan arah takdir yang seperti sudah terlihat.




...



Mata Jimin terpejam sampai jam kesekian, seluruh yang ada di rumah bergantian mendatangi kamar.

Senja telah turun, beberapa waktu lalu empat orang dari pihak kepolisian sudah datang untuk menyatakan siap mengawal perjalanan menuju ke villa.

Rumah keluarga Kim sendiri sudah mendapatkan pengawalan dengan di tugaskannya dua intel khusus yang berjaga di sekitar rumah.

Tinggal menunggu beberapa saat lagi untuk keberangkatan
Hal ini membuat Jungkook sangat tertekan.
Dia gelisah dan tidak tau harus berbuat apa..
Jimin masih belum bangun dari tidurnya.
Dokter yang datang hanya mengatakan bahwa Jimin cuma tidur.
Untuk pemeriksaan lebih pasti sebenarnya harus melakukan tes darah, tapi keluarga Jimin sepakat untuk tidak melakukan apapun tanpa sepengetahuan Jimin.

"Aku akan meninggalkan kalian berdua.."
Ucap Yoongi kepada Jungkook..
Dia ternyata sudah mendengar pengakuan Jungkook ketika ibunya bicara kepada Jungkook mengenai perasaannya pada Jimin.
Lalu dia menyeret tubuh Jungkook dengan segera agar menemui Jimin agar dia tidak membuang-buang waktu lagi.
Dan seperti orang kesurupan dia menyuruh agar yang lain meninggalkan mereka di kamar berdua saja dikamar itu.

Walaupun hampir semuanya merasa bingung dengan perlakuan Yoongi, namun mereka tetap menuruti.

Pintu ditutup,
mata Jungkook sekarang fokus menatap ke satu arah
Dimana sosok bertubuh kecil itu sedang terlena dalam tidurnya..
Dia coba mendekati dan menyentuh tangannya, mendengar nafasnya dan memperhatikan wajahnya dengan begitu dekat.

Sungguh belum berubah dari hari pertama kali mereka bertemu.
wajah itu tetap terlihat manis walaupun sedang tertidur.

"Lakukan sekarang nak waktu tidak akan menunggu"
Kata- kata ibunya seperti mendesak untuk segera di laksanakan.

Maka dengan gerakan pasti Jungkook menempelkan bibirnya ke telinga Jimin dan berbicara dengan lembut.

"Jimin.. apakah kau mendengarkan aku.. ?

aku Jungkook..

aku ingin meminta maaf atas semua yang kulakukan..

aku harap aku masih bisa mendengar jawaban darimu sebelum terlambat..

jawab aku jika kau mendengarku Jimin.."

Jungkook terdiam sesaat mencoba mencari kata kata lain..

"Saat pertama kali bertemu denganmu aku memang buta karena terlalu mencemaskan ibuku..

tapi hanya dalam hitungan jam kau seolah telah meresap dalam ingatanku, dan batinku.

samar samar aku mulai merasakan ada sesuatu,tapi aku masih ragu..

dan pertemuan kedua itu..
aku mencoba lagi meyakinkan apakah aku salah..

Ternyata tidak..
kau memang sangat menarik Jimin..

kau berbeda..

kau indah.. dan sangat lembut seperti hatimu..

sejak saat itu dihatiku seperti ada benih yang mulai bertumbuh dan berakar.. "

Jungkook memejamkan mata dan melanjutkan..

"Tapi...

iblis itu masih ada di sana.. di hatiku.. besar dan kuat.
Yang ketika dia bangun membuatku tidak bisa mengenali diriku..
aku tersulut emosi dan buta hati..

Mengumpulkan Cahaya Bintang.. (COMPLETE)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang