08.

833 86 3
                                    



Keesokan harinya Jimin terbangun oleh ketukan lembut di pintu kamarnya.

"Jimin, kau sudah bangun?"

Itu suara Yoongi, untuk pertama kalinya dia membangunkan adiknya itu di pagi hari.

"Aku sudah bangun kak"
Jawab Jimin.

"Ayo kita sarapan, yang lain sudah menunggu."

"Aku segera turun kak Yon"

Terdengar suara langkah menjauh.
Jimin masih belum puas tidurnya karena mereka terlalu asik menata ruang keluarga sampai lupa waktu tadi malam.
Dengan berat hati dia bangkit dan menuju ke kamar mandi.
Belum lagi dia selesai menggosok gigi, pintu sudah di ketuk kembali.

"Aku Sudah akan turun ke bawah kak"
Jimin lalu berjalan menuju pintu dengan terpincang-pincang dan membukanya.
Tapi ternyata orang yang dibalik pintu itu bukan salah satu dari kakaknya atau daddy atau ibu Dolores.
Seketika matanya terbelalak tidak percaya..
Orang  ini sukses membuat Jimin mematung.

"Hai.."

Sial!pikir Jimin, ternyata itu memang dia..

"J..Jung..kook?!"
Jimin hampir tidak bisa bicara.

"Maafkan aku mengagetkamu Jimin.."

Itu pertama kalinya dia mendengar Jungkook menyebutkan namanya..
Bukan main efeknya buat Jimin, dia hampir tidak bisa merasakan kakinya.

"A..pa yang kau lakukan disini?"
Tukasnya asal saja.

"Nanti kujelaskan, sekarang ayo turun kau sudah di tunggu dibawah."

"Oke"

"Matikan dulu keran airnya.."
Ucap Jungkook, ternyata Jimin belum mematikan keran wastafelnya.

Terpincang-pincang Jimin berusaha secepat mungkin menuju kamar mandi lalu mematikan keran.

Ketika dia kembali ke pintu, tangan Jungkook terulur ke arah Jimin mengusap tepi bibirnya.
Jimin kembali mematung.

"Ada sisa pasta gigi" katanya
Entah disadari oleh Jungkook atau tidak tapi Jimin sudah memerah sekarang.
"Ayo kubantu"ucapnya lagi.

"A..ku bisa sendiri j..jungkook"

Tapi ternyata Jungkook sangat percaya diri dengan langsung mengapit sebelah lengan Jimin dan mereka berjalan berdampingan sampai ke ruang makan.
Perbedaan ukuran tubuh yang kontras membuat Jimin seperti anak kecil di samping Jungkook.

Di ruang makan rupanya sudah ada juga ibu Jena dan seseorang yang belum pernah Jimin lihat sebelumnya.
Tapi dari kemiripan pria itu dengan Jungkook, sudah bisa ditebak siapa dia.

Melihat kedatangan mereka, ibunya Jungkook langsung menghampiri dan memeluk Jimin.

"Ibu merindukan mu .. kau sungguh berhati mulia nak" sebuah kecupan mendarat di pipi Jimin.

Merasa tidak ingin mengingat kejadian terakhir mereka bertemu, Jimin memutuskan ikut duduk di kursi makan yang ternyata sudah di tambah satu meja lagi dan beberapa kursi.

Ketiga kakaknya dan Daddynya juga sudah ada di sana.

"Mari kita sarapan dulu, nanti baru kita bicara lagi"kata Kim Daniel

Jena memilih duduk di samping Jimin, dan Jungkook tepat di depannya.

Jimin berusaha bersikap senormal mungkin dan fokus pada piringnya.
Setelah beberapa menit Kim mulai bicara.
Dia menjelaskan tentang rencana untuk membawa keluarga Jeon ke villa milik mereka yang lokasinya cukup jauh dari sini.
Kim Daniel akan mengirim mereka berangkat dari rumahnya malam ini.
Sambil menunggu tim pengawal yang akan datang untuk mengamankan mereka nantinya.
alasannya karena ibu Jungkook mulai mendapat ancaman dari orang tidak dikenal sejak kasus korupsi itu di ungkit lagi.

Mengumpulkan Cahaya Bintang.. (COMPLETE)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang