Cuaca dingin di pagi hari tadi sepertinya akan menjadi pagi terdingin terakhir ...
Ketika menjelang siang, hangat mentari seolah sanggup melelehkan lapisan salju yang menutupi permukaan tanah di sekitar villa.
Dari balkon kamarnya, seorang pria muda sedang menikmati pemandangan danau yang malu-malu mulai memperlihatkan riaknya
Setelah beberapa lama tertutup lapisan es.Terpaan sinar matahari meresap melalui pori-pori wajahnya..
Jimin tersenyum manis menatap indahnya momen yang untuk pertama kalinya dia rasakan iniSelama ini Jimin hanya datang ke sini setiap liburan musim panas atau musim semi..
Dan hanya mendengar cerita tentang bagaimana rasanya menikmati musim dingin di villa melalui anggota keluarga yang pernah kesini di saat musim dingin dan salju.Ada terbersit keinginan untuk melakukan kegiatan di danau, seperti ketika dia kesini terakhir kali..
Memancing bersama, atau menaiki sampan kecil yang akan membawanya berkeliling danau, dikawal oleh dua dari anggota keluarga, bisa kakaknya atau Daddynya..
Tiga tahun terakhir, Jimin sudah belajar mengubur dalam-dalam hasrat untuk menikmati momen itu lagi.
Dan dia malah sudah melupakan tentang villa ini serta semua kenangan indahnya..
Kepergian sang mommy begitu membuat semua berubah.. hampir tidak ada harapan untuk kembali seperti semula lagi.Jimin merasa dunianya hancur dengan kepergian sang mommy..
Entah disadari oleh kakak dan Daddynya atau tidak, tapi bagi Jimin sang mommy adalah sosok yang mampu memberikan cahaya di keluarga mereka..Terbukti, setelah ibunya pergi.. rumah itu tidak pernah lagi ada kehangatan..
Dunia indah Jimin direnggut secara paksa tanpa dia sempat di latih sebelumnya..Selama ini dia mengibaratkan hatinya seperti hamparan langit luas..
Orang-orang terkasihnya ibarat bintang-bintang yang menghiasi dan memberikan warna di hidupnya.
Mommy nya adalah bintang terindah menurutnya, karena dia merasa tidak bisa hidup tanpa cinta sang mommy..
Tapi, dengan kepergian sang mommy... Dan jarak yang tercipta antara dia dan kakak-kakaknya membuat langit di hatinya tiba-tiba kosong dan gelap, tidak ada satupun kerlipan cahaya yang selama ini Jimin jadikan penuntun..Setiap malam ia bergumul sendiri, dan tidak ada yang mau mendengarkan kegelisahannya..
Entah mengapa Jimin merasa bahwa mereka telah merencanakan untuk menguji kemampuan bertahannya
Dengan meninggalkan Jimin secara beruntun.. mommy,kak Nam, dan kak Hoby,... mereka semua melangkah menuju dunia yang mereka buat sendiri..
Meninggalkan rumah dan Jimin di dalam kehampaan..Walaupun dia sebenarnya sangat bersyukur karena disaat bintang-bintangnya tidak mau meneranginya, dia menemukan cahaya dari bintang-bintang yang bermunculan dari tempat yang tak terduga..
(Bintang-bintang itu adalah Tae, ibu Jena dan Jungkook..)Tapi dia telah menempatkan semua bintangnya itu di posisinya sendiri.
Tidak ada satupun dari bintang itu yang bisa menggantikan posisi bintang yang lain.Mommy tidak tergantikan, begitu juga kak Nam,kak Hoby, daddy dan kak Yon..
Mereka semua adalah cahaya-cahaya yang selalu di harapkan Jimin untuk memenuhi hatinya yang kosong..
Setiap berdoa, Jimin selalu meminta agar dia kuat dan bisa melewati masa-masa yang menyedihkan ini.
Waktu terus berjalan walaupun terasa sangat lambat baginya..
Kini satu persatu bintangnya mulai bersinar kembali seiring dengan meleburnya keegoisan mereka..
Untuk pertama kalinya dia tidak mau meminta apapun sekarang,
Tuhan seperti sedang melakukan segalanya untuknya..
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengumpulkan Cahaya Bintang.. (COMPLETE)✅
Fanfictionanak bungsu dari empat bersaudara dan dari keluarga yang sangat kaya bukan berarti Jimin hidup bahagia.. akankah dia punya waktu untuk merasakan cinta?? Tenang,, ceritanya gak lebay lebay amat kok 😉