17.

540 58 4
                                    

"apa kau baik-baik saja selama ini?"

"Iya, aku baik"

"Apa kegiatanmu tidak terganggu?"

"Maksudmu?"

"Kau meninggalkan aktivitasmu pastinya.."

"Daniel, Jimin adalah anakku jika kau lupa!"

"Tunggu!"Kim Daniel menarik tangan Sarah yang hendak meninggalkan dia.
Karena gerakan yang buru-buru, Sarah tersentak dan jatuh ke lengannya.

Mata mereka bertemu, untuk sepersekian detik kemudian suasana agak canggung.
Tapi tidak lama Sarah kembali dengan marahnya.

"Lepaskan Dani!"

"Aku tidak bermaksud membuatmu tersinggung..maaf"
Lalu dia melepaskan tubuh Sarah, yang membuat dia menjauh.

"Sarah.."

"Aku kecewa padamu.. kau menelantarkan anakku.. kenapa kau melakukan ini!"

"Aku.. aku tidak tau kalau ini akan terjadi.."

"kau tetap sudah menelantarkan dia!"
Sarah sudah mendengar semua cerita Jimin, tentang bagaimana kehidupannya yang berat selama setahun terakhir ini... dan dia marah karena seharusnya ini adalah tanggung jawab Daniel..

"Lalu kau sendiri!!"bentak Kim Daniel.

"Kau dengar apa yang Jimin katakan tadi?!
Dia selalu ingin menceritakan kepadamu.. tapi dia bahkan hanya bisa tiga kali mendengar jawaban telfon darimu!
Apa itu?!"

"Kau masih belum berubah Dani..
Ego itu... egomu itu sudah menjadi teman setia bagimu..
Aku sudah tau bahwa kau sangat merasa bersalah dengan keadaan Jimin.. tapi kau masih tetap angkuh mengakui kesalahanmu..
Kau adalah penyebab utama hancurnya hati Jimin!!"

"Apa salahku jika penyakit aneh itu datang pada Jimin!!
Kau tau kan kalau Jimin tidak akan bertahan lama..
Ada atau tidak dirimu, Jimin akan tetap pergi..
Kalau kau datang hanya untuk menyalahkan dan mengejek sebaiknya kau pergi saja!"

"Kau..!!"suara Sarah bergetar.

Lalu Sarah benar-benar pergi, meninggalkan balkon tempat mereka sedari tadi meratapi Jimin.
Mata Sarah melirik sekilas kearah Jimin yang sedang tertidur..
Hatinya yang sudah hancur, harus terluka lagi dengan perkataan pria itu.
Sedangkan Daniel, hanya menatap kosong ke arah danau di sana..
Niat untuk mengajak bicara hancur.
Tadinya dia hanya ingin mencairkan suasana yang sedari bertemu tadi terasa kaku.

Menurutnya dia tidak salah, Sarah yang tidak pernah perduli dengan anaknya, kalau dia perduli, pasti setidaknya dia akan bertanya kabar sesekali atau datang mengunjungi di waktu liburan.. tidak mungkin kan dia selalu sibuk.

Tapi tidak lama kemudian,dia tiba-tiba tersentak, bagaimana kalau Sarah benar-benar pergi?
Dengan terburu-buru dia melangkah ke luar kamar, tujuannya adalah untuk mengejar Sarah.




Tapi tanpa mereka sadari, Jimin mendengar semua pertengkaran itu..
Air mata lolos dari matanya tanpa bisa di tahan..

"J... Jungkook..hiks"lirihnya.
Dia lalu memutuskan untuk keluar mencari Jungkook..
Tidak ada yang lebih pandai menenangkan Jimin selain dia saat ini.

Tapi ketika dia tiba di bawah,dia tidak melihat siapapun..
Lalu dia melangkah menuju pintu keluar..
Setibanya di luar, dia bisa merasakan tubuhnya sedikit hangat.. karena terpaan sinar matahari yang menyapa kulit wajahnya..

"Ah... rasanya sudah lama aku tidak merasa kehangatan seperti ini.."
Katanya dengan sedikit senyum..
Hatinya kini tergoda untuk berkeliling di sekitar pekarangan villa sendirian, selama ini dia selalu di temani oleh Jungkook, dan jujur saja dia merasa kurang bebas.

Di gerbang sana dia dapat melihat dua orang yang dia kenal sebagai pengawal sedang mengobrol dengan penjaga gerbang.
Jimin akhirnya memutuskan untuk ke arah belakang villa.
Mencari bunga-bunga yang mungkin akan dia rangkai lagi.
Tapi langkahnya terhenti ketika dia mendengar suara dari balik gubuk penyimpanan kayu bakar.

"Apalagi yang kau curigai.."

"....."

"Dia melakukan itu untuk putra bungsunya.. tidak ada kaitannya"

"......"

"Kau pasti akan tau jika memang sudah.. "

"....."

"Tidak akan!!
Jangan coba-coba berani menyentuh mereka!!"

"....."

"Kau!!"

"....."

"Aku berjanji... kumohon.. jangan"

"...."

"Aku akan menyerahkan diriku sendiri.. kau bisa membuktikannya"

"...."

"Di pesta itu... aku tidak akan lari..
Kau bisa pegang janjiku.."

"...."

"KEPARAT!!!! ... bagaimana ini..hiks..
Maafkan aku Jena...hiks!.. aku tidak bisa memenuhi janjiku..(menangis)"

Tidak lama kemudian pria itu  pergi dari sana dengan wajah menunduk.

Jimin terdiam di tempatnya, dia sudah dengar semua jawaban demi jawaban yang di lontarkan oleh Jeon Jackson..
Apapun itu, pasti sangat serius.
Apakah ini berkaitan dengan kasus korupsi itu?
Dan siapa sebenarnya yang membuat ayah Jungkook begitu ketakutan?
Apa dia di ancam?
Apakah ancaman itu menyangkut keselamatan Jungkook dan ibu Jena?

Pertanyaan-pertanyaan itu memenuhi otaknya, hingga dia tidak sadar Jungkook sedang berlari ke arahnya.

"Jimin!"teriaknya membuat Jimin tersentak.

"Apa yang kau lakukan disini!?"
Jimin langsung masuk ke dalam pelukannya.

"Aku hanya ingin jalan-jalan..
Aku mencarimu.."entah mana yang benar dari perkataan Jimin, yang jelas dia asal ngomong saja.

"Kau seharusnya istirahat..ayo!"
Jimin di bawa ke dalam rumah dengan rangkulan tangan Jungkook melingkar di bahunya.

"Orang tua aneh.. lebih memilih egonya saja!.. aku tidak tau ada orang tua seperti mereka!"
Gerutu Jungkook yang mengiringi langkah mereka hingga tiba di dalam kamar.

Jungkook melepas jaket Jimin dan menggantinya dengan sweater dan Hoodie.

"Kau boleh marah karena aku tidak bisa menutupi kesalku atas kedua orang tuamu itu!
Aku sungguh tidak mengerti, kau sedang sakit.. dan mereka bahkan tidak memiliki sedikit perasaan saja.."

Mulut Jungkook terhenti seketika saat Jimin tiba-tiba mencium bibirnya..
Jungkook melotot.. dan Jimin tersenyum.

"Aku tidak bisa tidur tanpa pelukanmu... makanya tadi aku keluar mencarimu."ucap Jimin dengan tatapan manja.

"Huh!... aku minta maaf ya.."
Katanya mengusap rambut Jimin, seraya berusaha untuk meredam amarahnya.

"Ayo.. aku akan menemanimu.."katanya setelah beberapa kali menarik nafas.
Jimin di rebahkannya ditempat tidur, dan langsung mengambil posisi nyaman di dekapan Jungkook.
Dia lelah.. dan hanya dengan satu kecupan di kening, dia sudah terpejam..

....



Ouh... Jiminku...🥺

Ini dia anak yang sudah kelayapan diam-diam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ini dia anak yang sudah kelayapan diam-diam.. bikin Jungkook jantungan aja!!

Mengumpulkan Cahaya Bintang.. (COMPLETE)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang