10.

739 65 1
                                    

Apa itu cinta?
Apa itu dendam?
Apa itu harapan?

Semua itu tidak akan pernah di mengerti oleh Jimin.

Dia hanya terlahir dan tumbuh dengan hati yang bersih

Hidupnya bagaikan air yang mengalir, hanya mengikuti insting dan kata hatinya.

...









"Apa ada yang kau perlu dilakukan lagi?"

"Tidak.."

"Masih kedinginan?

"Mmm"

"Mari,biar kupeluk"

Jimin sudah selesai makan dan meminum obat, tapi Jungkook melihat Jimin seperti tidak mau bergerak dari tempatnya rebahan.
Jungkook membaringkan tubuhnya di samping Jimin dan masuk ke dalam selimut Jimin
Lalu tangan besarnya memeluk seluruh tubuh Jimin

Sekarang Jimin sudah mulai terbiasa dengan perlakuan Jungkook, walaupun tetap merasa pipinya selalu memerah setiap kali mereka berdekatan..

Jimin melihat tatto yang dimiliki Jungkook, karena dia tidak mengenakan baju lengan panjang.
Jimin menyentuhnya dan bertanya.

"Apakah tidak sakit?"

"Apanya?"

"Ini.. bukankah membuat tato itu sakit?"
Wajah cantik Jimin sedikit bergidik membayangkan bagaimana ujung-ujung jarum menusuk tubuh.

"Tidak, karena ketika aku membuatnya aku memikirkan hal lain.."

"Memangnya bisa?"

"Bisa saja.. buktinya, aku tidak merasakan apa-apa"

"Apa yang kau pikirkan saat itu?"

"Marah.."

"Marah.. kepada siapa?"

"Kepada keadaan yang dengan kejam membuat kami menderita, dan kepada diriku sendiri yang bodoh karena tidak bisa apa-apa.."
Mata Jungkook berkelana ke masa lalu yang merubah dirinya menjadi memiliki sifat buruk.

Jimin mencium lengan yang penuh tato tersebut..

"Jangan sakiti dirimu lagi ya.."
Ucap Jimin
Memutar kepalanya untuk menatap Jungkook.
Jungkook lalu membalas Dengan mencium kening Jimin.

"Kalau itu maumu akan aku penuhi"

"Kau tidak lelah Jungkook?"

"Lelah?, tidak.. aku malah senang melakukannya"

Diam sejenak,

"Jungkook.."

"Mmm"

"Apakah aku pantas menerima ini?"

"Menerima apa?"

"Semua.. seluruhnya.. dan terutama dirimu.."

Jungkook terkejut dengan pertanyaan Jimin..

"Apa yang terjadi.. apa kau tak percaya padaku?"

"Bukan begitu.. aku.. aku merasa bahwa aku bukan siapa-siapa.. hanya Jimin"

Hati Jungkook tertusuk mendengarnya.

"Hanya Jimin bagaimana?
bukankah kau adalah anak yang ada di klinik itu dengan senyum manis yang membuat orang-orang bahagia?
Bukankah kau anak bungsu dari empat bersaudara dan dari keluarga yang sangat kaya raya, dan bukankah kau juga orang yang telah membuat seorang Jungkook percaya lagi dengan harapan, setelah kau membuka pintu yang selama ini tertutup"

Mengumpulkan Cahaya Bintang.. (COMPLETE)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang