Part 4

55 10 3
                                    

Waktu isya telah tiba. Perempuan dengan setelan mukenah senada sudah siap akan melaksanakan ibadah sholat dengan sajadah yang ada ditangannya. Iya, Bintang memang  sosok gadis yang sedikit pemalas. Namun, ia tak 'kan lupa dengan kewajibannya. Orang tuanya selalu mengajarkan banyak hal termasuk soal agama.

Terkadang ia suka teringat dengan pesan almarhum ibunya yang selalu mengingatkan untuk menutup aurat. Bintang tau itu memang sudah kewajibannya sebagai seorang wanita muslim. Namun, bagaimana pun dia tetap menolak. Bahkan, Ia selalu mengatakan kepada ibunya bahwa ia belum siap untuk hal itu.

Bintang bukanlah tipe wanita yang suka berpakaian seksi. Menurutnya, pakaian yang kurang bahan itu adalah pakaian yang tidak layak untuk dipakai. Sangat ribet dan tidak nyaman untuk digunakan, pikirnya.

Ia selalu memakai pakaian tertutup. Bila keluar rumah. Dan jika berada di dalam rumah ia akan menggunakan baju kaos sebahu. Sangat simple bukan? itulah gaya hidup Bintang. Selalu ingin terlihat mudah dan elegan.

Hari ini Bintang memutuskan untuk tidak sholat sendirian. Ia akan mengajak Geo untuk sholat dan menjadi imam untuknya. Ia tak peduli  jika Geo akan marah padanya kali ini.

Sebelum mengetok pintu kamar Geo, ia terlebih dahulu menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya pelan untuk menetralkan degup jantungnya.

Dengan ragu-ragu tangannya yang mungil mulai mengetok pintu.

"Assalamu'alaikum. Kak Geo yuk sholat! imammin Bintang!" teriak Bintang to the point.

Tak ada sahutan dari dalam. Mungkin Geo ketiduran karena kelelahan berjemur di bawah terik sinar matahari tadi, pikirnya.

Tak menyerah begitu saja, Bintang kali ini berteriak lebih keras dari sebelumnya.

"Kak. Sholat!"

"Jangan malas sholat Kak. Nanti masuk neraka. Hukumnya wajib loh kak, Bintang pernah baca quotes isinya gini, "lebih baik dipaksa masuk surga daripada sukarela masuk neraka." nasehat Bintang serius.

"Diam lo! gue mau tidur, capek!" sahut Geo akhirnya.

"Kakak tau gak hukum sholat itu apa?" tanya Bintang berpura-pura tidak tau.

"Wajib," Jawab Geo dari dalam.

Bintang tersenyum mendengar jawaban Geo.

"Trus kenapa kakak gak sholat?"

"Males."

Mendengar jawaban itu membuat telinga Bintang merasa kepanasan. Wajahnya seketika berubah masam begitu saja. Kesal sendiri dengan sikap Geo yang tidak mau sholat.

"Pokoknya Kakak harus sholat. Bintang maksa! kalau kakak gak sholat, Bintang akan berdoa sama Allah untuk segera cabut nyawa kakak. Biar cepet masuk neraka trus ketemu malaikat Munkar dan Nakir. Biar dipukul sampai bonyok! karena gak dapet jawab pertanyaan dari kedua malaikat itu," ceramahnya panjang lebar.

Dengan enteng Geo menjawab.

"Gue udah hapal jawabannya!" teriak Geo dari dalam.

Lagi-lagi Bintang semakin emosi. Bibirnya mengerucut sebal. Mana bisa pertanyaan seperti itu dihapal begitu saja. Yang ia tau, kalau amal ibadah si penghuni kubur tidak cukup maka penghuni kubur itu tidak akan bisa menjawabnya. Lalu bagaimana bisa Geo berbicara sesantai itu? Bintang tak habis thinking. Emang Geo pikir pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir itu sama seperti pertanyaan-pertanyaan konyol si dora?

"Emang kakak pikir pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir itu sama kayak pertanyaan si dora? yang kayak gini, "apa kau melihat b*bi? disitu, dimana? disitu, dimana?" ucap Bintang dengan menirukan gaya bicara kartun animasi Dora.

"B*bi nya ada di luar kamar gue!"

"Idih, dasar Banteng!" jawab Bintang kemudian berlalu begitu saja.

"Apa?!"

Bintang hanya mengabaikannya. Jika ia terlalu lama berdebat, maka bisa-bisa ia terlambat melaksanakan sholat isya. Baiklah, kali ini ia akan mengalah dan memilih sholat sendiri. Lama-lama Bintang bisa naik darah jika berdebat dengan Geo, si keras kepala.

Jangan sider 🧐

I LOVE MY ADOPTIVE BROTHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang