Part 18

24 4 3
                                    

Bintang sekarang tengah menunggu Geo di parkiran sekolah. Matanya jeli meneliti setiap siswa yang lewat.

Ia memegang tas ranselnya, dengan sesekali melirik ke arah koridor. Sedetik kemudian bibir yang semulanya cemberut berganti menjadi tersenyum sumringah.

Namun, Bintang merasa ada yang janggal. Siapa orang yang berjalan dekat kakaknya itu? Perasaan, Geo tidak memiliki teman, pikirnya.

"Hai kak," sapa Bintang pada Geo yang memasang wajah datar.

"Hai juga," Dewa tersenyum memperlihatkan kedua lesung pipinya yang dalam.

Melihat tidak ada respon dari Geo membuat Bintang kecewa. Tapi tiba-tiba saja Bintang dibuat terkejut ketika ada yang membalas sapaannya.

"Kakak manis," puji Bintang sambil terkekeh.

Geo yang melihat itu semua langsung membuang muka. Tiba-tiba saja ia merasa ilfil pada mereka berdua. Ada apa pada dirinya? Padahal bukan hal yang berlebihan jika sekedar memuji visual seseorang bukan?

"Lo mau pulang nggak?!" bentak Geo  tiba-tiba sontak membuat Bintang terkejut.

"Yaudah ayo," jawab Bintang gugup.

Geo melirik Dewa, "Gue duluan," pamitnya, dibalas Dewa dengan senyuman.

°°°°°

Geo membanting pintu kamarnya keras. Tas ia lempar asal. Dia berjalan ke arah balkon mengambil sebatang rokok di saku celananya lalu mengisapnya.

"Gue kenapa sih? Kok malah kesel liat mereka!" gerutunya kesal.

Tangannya mengepal kuat, dengan gertakan gigi yang saling bergesekan. Ia tidak boleh terpengaruh oleh gadis sialan itu. Geo merasa gelisah, ini tidak boleh terjadi, misinya harus berhasil bagaimana pun caranya ia harus menghacurkan gadis itu sehancur-hancurnya.

"Mommy sama Daddy gue udah Lo pengaruhin," seringaian terbit di bibir tipis itu. "Jangan harap Lo dapat mempengaruhi gue juga!" teriak Geo keras, nafas yang semula teratur kini menjadi tidak beraturan.

"Awas Lo jalang!" erang Geo memukul balkon.

Di sisi lain seorang gadis tengah berbaring.  Seperti sedang kasmaran, dapat dilihat dari mulai ia senyum-senyum sendiri.  entah apa yang ada pikiran gadis itu. Ya, itu Bintang.

"Kak Geo akhir-akhir ini baik sama Bintang," ia tersenyum, mencoba mengingat momennya bersama Geo.

Sontak Bintang bangun dari posisinya. Ia melongo tidak percaya, otak kecil itu tiba-tiba terlintas pikiran yang seharusnya tidak ia pikirkan. Perlakuan baik dari Geo membuat Bintang jadi kepikiran, apa benar lelaki emosian itu menyukai dirinya?

"Apa jangan-jangan dia suka sama Bintang?!" teriaknya heboh.

"Sayang, kamu kenapa teriak-teriak?" seru Gita yang tiba-tiba masuk ke dalam kamar Bintang.  Dan sukses membuat gadis itu terlonjak kaget. Wanita paruh baya itu tampak khawatir, ia langsung mendekat dan duduk di sisi ranjang.

"Eh Mommy. Nggak ada apa-apa kok," sangkal Bintang berusaha menormalkan wajah gugupnya.

Gita menghela nafas lega, "Baiklah," elusan dari tangan Gita membuat gadis yatim piatu itu teringat pada ibunya. Bintang merasa bersyukur dipertemukan pada keluarga ini. Selain baik dan penyayang, disini ia juga dapat merasakan kembali kasih sayang kedua kedua tuanya yang sudah meninggal.

"Sayang, besok Daddy  ngajak kita liburan ke sebuah villa," ujarnya sambil tersenyum lembut.

"Benarkah?" tanya Bintang antusias.

"Iya sayang."

"Yeay!" heboh Bintang bersemangat, Gita hanya bisa menggelengkan kepala melihat tingkah anak angkatnya itu.

"Udah lama Bintang gak liburan. Semenjak orang tua Bintang meninggal," senyuman antusias itu luntur seketika.

Gita langsung menarik Bintang ke dalam pelukannya. Bintang memejamkan mata, ia merasa ada kehangatan dalam pelukan ini. Ini benar-benar membuatnya merasa tenang.

"Yang sabar ya sayang. Mulai sekarang, kamu akan merasakan kembali kenikmatan sebuah keluarga. Kamu ga  sendirian lagi, "ujar Gita mencoba untuk menyakinkan agar Bintang tidak berlarut dalam kesedihan karena kepergian orang tuanya.

Bintang mengurai pelukan itu lalu tersenyum tipis. "Makasih karena udah mau menyayangi dan merawat Bintang. Bintang berharap, kebahagiaan ini akan terus berlanjut. Bintang gak mau kehilangan kasih sayang kedua orang tua untuk kedua kalinya."

Tanpa sepengetahuan mereka ada seseorang yang mendengar obrolannya itu.

"Gue ga sudi berbagi kasih sayang sama lo!"










Jangan sider🥺🙏

I LOVE MY ADOPTIVE BROTHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang