Dua hari berlalu. Sekarang kedua orang tua Geo sudah pulang dari luar negeri. Kini mereka sekeluarga termasuk Bintang telah berkumpul di meja makan untuk sarapan pagi.
Hanya hening. Belum ada yang memulai percakapan, masih sibuk dengan aktivitas makannya. Sebelum akhirnya Gibran. Daddynya Geo yang angkat bicara.
"Setelah kami tinggal, apakah Geo melakukan sesuatu kepadamu Bintang?" tanya Gibran ramah sambil sesekali memakan potongan daging di piringnya.
Sontak Bintang menghentikan aktivitas makannya dan beralih menatap Gibran dengan tersenyum canggung. Ia tak tau harus menjawab apa. Masalahnya, jika ia berkata jujur, maka dia akan berada dalam masalah. Karna Geo memang sempat ingin mengusirnya waktu itu. Bahkan membiarkan dia tidur kedinginan di teras.
Bintang kini beralih menatap Geo yang duduk bersebelahan dengannya. Biar bagaimana pun dia harus meminta bantuan Geo untuk menjawab pertanyaan Gibran. Mendapat tatapan pertanyaan dari Bintang membuat Geo sontak menelan ludah kasar. Sadar akan kesalahannya.
Geo tidak akan membiarkan perempuan itu memberitahu apa yang sebenarnya. Ia mendesis tajam. Mengapa daddynya bertanya hal yang tidak penting seperti itu. Dengan sekali isyarat mata, Geo memberitahukan jawaban yang harus Bintang jawabkan. Dan Bintang mengerti apa arti dari tatapan isyarat itu.
"Kak Geo baik kok Om sama Bintang. Dia ga macam-macam sama aku," jawab Bintang dengan wajah menahan gugup.
Mendengar ucapan dari gadis itu membuat Gibran tersenyum simpul.
"Baiklah. Bintang, mulai sekarang kamu jangan manggil saya dengan panggilan 'Om' lagi ya. Kamu ganti dengan panggilan Daddy begitu juga dengan istri saya. Panggil Mommy," tegas Gibran diangguki setuju oleh istrinya.
Belum sempat Bintang menjawab. Gibran kembali bersuara.
"Ingat, Ini perintah. Saya tidak menerima penolakan dari kamu," peringatnya.
Geo yang ingin protes mengurungkan niatnya karna mendengar ucapan Gibran yang sepertinya tidak ingin dibantah oleh siapapun.
Cukup beberapa menit menimbang untuk menjawab ucapan Gibran. Akhirnya Bintang memutuskan untuk...?
"B-bailah Om. Eh. daddy," cicitnya menatap Gibran takut-takut.
Geo mengumpat dalam hati. Merasa kesal dengan Gibran yang tidak menunggu persetujuan darinya. Bagaimana pun alasannya, di sini dia berhak mengungkapkan pendapat. Kali ini Geo merasa kecewa karna ia merasa tak dianggap oleh daddynya sendiri. Yang selalu memutuskan hal dalam sepihak tanpa memperdulikan dirinya yang masih tidak terima jika gadis itu tetap tinggal di sini dan mengambil hak panggilan 'Mommy & Daddy' yang seharusnya hanya dia yang boleh menyebut panggilan itu. Sial!
"Dan kamu Geo. Mulai sekarang dia adalah adikmu. Jangan membantah ucapan Daddy," tegas Gibran menatap Geo serius.
Geo diam dan memilih pergi dari sana tanpa menjawab ucapan daddy nya itu. Dan sukses membuat Gibran menggertakan gigi melihat sikap anaknya yang masih saja belum berubah. Selalu tidak sopan.
"Aish anak itu!" umpatnya membuang muka kesal.
Gita mengelus bahu Gibran lembut guna menenangkan suaminya yang sedang emosi. Ia tau jika Geo masih belum siap menerima kenyataan ini. Baiklah, ia akan mencoba membujuk anak nakalnya itu. Nanti.
"Sudahlah Dad. Mungkin Geo butuh waktu untuk menerima semua ini, bersabarlah."
Gibran hanya mengangguk setuju dengan ucapan istrinya. Benar juga. Mungkin dia harus memberi kesempatan untuk Geo memberikan pendapat.
"Baiklah."
Setelah menyelesaikan aktivitas makannya, kini Gibran beranjak dari kursi berniat pergi ke kantor. Tak lupa, ia juga mengajak Bintang berangkat bersama sambil mengantarnya ke sekolahan.
Jangan sider🤝😊
KAMU SEDANG MEMBACA
I LOVE MY ADOPTIVE BROTHER
HumorJudul pertamanya BINTANG (ganti judul) menjadi I Love My Adoptive brother :) Tentang gadis dengan tingkahnya yang kocak lalu dipertemukan dengan pria dingin dan emosian. Langsung baca aja:)