Part 17

23 6 0
                                    

Sekolah Angkasa sekarang tengah heboh. Karena akan ada kedatangan murid baru di sana. Belum diketahui pasti murid itu cowok atau cewek.

Siswa maupun siswi di sana seakan sedang bergosip ria membicarakan anak baru yang akan pindah ke sekolahnya. Ada yang di dalam kelas maupun di luar kelas. Visual dan kasta jadi bahan utama pembicaraan mereka.

Gue denger-denger kita kedatangan murid baru

Cowok apa cewek?

Pasti murid biaya siswa.

Eh kalau nggak Salah murid barunya ada dua orang. Cewek sama cowok.

Begitulah kira-kira obrolan mereka tentang murid baru tersebut.

Bel masuk telah berbunyi dengan berbondong-bondong mereka memasuki kelas masing-masing guna mematuhi aturan sekolah.

°°°°°°

Seorang wanita paruh masuk ke dalam kelas XII IPS 1. Wanita yang kerap disapa Bu Dede itu adalah Guru  B. Indonesia. Walaupun terbilang cukup tua tapi guru ini selalu tampil cantik dan elegan di depan murid-murid nya. Wataknya yang lemah lembut menambah kesan kenyamanan bagi setiap murid.

Jika ada pelajaran beliau, semua murid akan merasa senang dan tidak canggung. Bahkan murid yang terbilang nakal di dalam kelas akan meluangkan waktunya untuk sekedar mendengarkan penjelasan dari gurunya itu. Dan ingat! Ini tidak berlaku pada guru lainnya.

Tiba-tiba saja kelas dibuat  heboh atas kedatangan seorang murid cowok yang tengah di pimpin oleh Bu Dede.

Pria itu menatap seisi kelas dengan malu-malu membuat ciwi-ciwi di sana berteriak histeris akan wajahnya yang tampan.

Tidak perlu berkulit putih jika harus terlihat tampan. Begitulah sedikit definisi dari pria yang bernama Dewa Bagaskara.

Warna kulit tidak mempengaruhi ketampanannya bukan? Buktinya orang-orang pada kagum pada wajahnya yang imut atau lebih tepatnya hitam manis dengan lesung pipi di kedua belah pipinya.

"Anak-anak hari ini kita kedatangan murid baru," ujar Bu Dede memberitahu, semua murid hanya mengangguk. "Silahkan perkenalkan dirimu," sambungnya mempersilahkan siswa itu. Siswa itu mengangguk sebagai jawaban.

"Perkenalkan nama gue Dewa Bagaskara pindahan dari sekolah Jasa Bakti. Semoga bisa berteman dengan baik," ujarnya sambil tersenyum. Setelah itu Bu Dede mempersilahkan Dewa untuk duduk di samping Gio yang kebetulan duduk sendiri.

Bu Dede duduk di kursinya. Setelah itu ia mulai mengabsen satu persatu muridnya.

"Selesai," gumam Bu Dede menutup buku absen.

"Silahkan buka buku kalian halaman 102," perintah Bu Dede sembari membuka buku sama seperti siswa-siswi di sana setelah mendengar perintah dari gurunya itu.

"Udah?" tanyanya menatap seisi kelas dengan senyuman manisnya.

Dengan antusias mereka menjawab, "udah Buk!"

Bu Dede tersenyum simpul, "Dibaca sampai halaman 104. Baru setelah itu Ibu jelaskan," ujar Bu Dede.

"Iya Buk!" jawab mereka kompak, yang membuat guru itu menggelengkan kepalanya merasa gemas dengan tingkah muridnya. Selalu saja antusias jika menghadap pelajarannya.

Dewa yang merasa dirinya baru di sini, hanya bisa mengangguk. Di sekolah sebelumnya kebetulan ia belum mempelajari apa yang di perintahkan oleh guru barunya itu, sehingga membuat dirinya kebingungan.

"Numpang baca ya. Gue cuma bawa buku tulis doang, " ijinnya menatap Geo kaku. Geo menatap balik lawan bicaranya, "boleh."

Di sela-sela membaca, Dewa mulai membuka obrolan di antara mereka. Dari mulai menanyakan nama, tempat tinggal, dan lain-lain. Hanya masalah pribadi yang tidak ia tanyakan pada sahabat barunya itu.

Begitupun dengan Geo. Ia juga melakukan hal yang sama kepada Dewa, sahabat barunya.

Sudah memakan waktu setengah jam untuk mereka membaca. Bu Dede mengangkat kepalanya menatap seluruh muridnya itu serius.

"Tutup buku kalian!" perintahnya tegas. Dengan gerakan cepat, mereka semua langsung menutup bukunya kemudian meletakkan kedua belah tangan di atas meja.

"Sekarang waktunya Ibu jelaskan. Dengarkan baik-baik, jangan berisik!" ucapnya tegas.

Penjelasan demi penjelasan sudah keluar dari bibir guru Bahasa Indonesia tersebut. Dan itu disimak baik oleh seisi kelas dengan seksama.

Kakinya melangkah ke beberapa barisan kursi dalam kelas sembari mengucapkan beberapa penjelasan dari materi yang dibahas.

Semua siswa-siswi di kelas ini cukup aktif. Buktinya sudah beberapa siswa bertanya hal yang belum mereka mengerti dari materi yang di bahas. Itu semua membuat Bu Dede tersenyum antusias melihat betapa muridnya ini begitu aktif dalam pelajaran.














Jangan sider🥺














I LOVE MY ADOPTIVE BROTHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang