Part 11

32 6 3
                                    

tidak ada tumpangan untuk pulang Bintang terpaksa berjalan kaki. Geo dengan tega meninggalkannya begitu saja. Uang jajan yang diberikan Gibran kepadanya tidak ia gunakan. dia sudah berjanji kepada Geo bahwa ia tidak akan merepotkan keluarga Antariksa lagi.

Karena tak ingin membuat Ayah angkatnya itu kecewa ia terpaksa menerima uang pemberiannya. Setelah sampai rumah nanti ia akan memberikan uang itu kepada Geo.

Cukup lama kakinya berjalan. Namun, belum juga sampai. Ia bahkan sudah sangat letih, kakinya terasa pegal karena sepanjang perjalanan dia belum beristirahat.

Keringat dingin sudah membasahi pelipisnya. Cuaca yang cukup panas membuat Gadis itu sangat kelelahan. Karena merasa tenggorokannya kering Bintang akhirnya memilih berhenti dan mendudukkan tubuhnya di trotoar jalan untuk minum.

Setelah selesai minum Bintang tak langsung melanjutkan perjalanannya. Ia memilih untuk beristirahat sejenak.

Pohon besar semampai nan rindang seakan menutupi panasnya matahari sehingga membuat suasananya menjadi teduh. Kendaraan berlalu lalang, matanya bahkan tak berkedip sedikitpun seolah sangat menikmati apa yang dilihatnya. Hembusan angin menerpa wajah cantiknya hingga membuat rambutnya yang tergerai indah sedikit terbang menutupi sebagian wajahnya. sampai pada akhirnya ada suara yang membuyarkan lamunannya itu.

meong meong meong

Bintang langsung mengalihkan pandangannya. Sorot matanya menerawang mencari suara yang tadi membuyarkan lamunannya

Tak lengah begitu saja ia langsung berjalan menyelusuri tanaman-tanaman segar yang tumbuh rapi di tepi jalan. Dia yakin bahwa sumber suara itu berasal dari sana.

Hingga detik kemudian ia tersentak kaget. Tiba-tiba saja seekor anak kucing lucu berwarna kuning muncul dari celah tanaman. Merasa gemas, Bintang langsung saja menggendong anak kucing tersebut sambil sesekali menciumnya.

"Lucu banget," gemas Bintang.

Setelah merasa puas berkutat dengan makhluk lucu di gendongnya. Bintang akhirnya memutuskan untuk melanjutkan perjalanannya menuju pulang.

Tak terasa kini perjalanan yang cukup lama ia tempuh akhirnya sampai juga. Dirinya terlalu fokus pada kucing yang ditemukannya sehingga membuat dirinya tidak terlalu merasakan lelahnya perjalanan.

                                 °°°°°°

Setelah sampai, ia tak langsung masuk ke kamarnya. Ia berinisiatif untuk memberikan uang jajan yang diberikan Om Gibran Kepada Geo terlebih dahulu. Takut jika lelaki itu akan semakin membencinya apabila  melanggar janji bahwa ia tidak akan lagi merepotkan keluarga Antariksa.

Kebetulan kamar Geo tidak terkunci. Sehingga memudahkan dirinya untuk masuk tanpa mengetok pintu terlebih dahulu.

Yang pertama kali yang ia lihat sekarang adalah seorang laki-laki tertidur pulas dengan posisi tengkurap tanpa menggunakan baju atasan. Bintang menelan ludahnya kasar jujur saja baru kali ini dia melihat laki-laki tanpa menggunakan baju bahkan Ayahnya sendiri ia belum pernah melihat.

Mau tidak mau ia harus membangunkan Geo agar ia dapat memberikan uangnya. Dia tidak mau menunda-nunda waktu lagi, baginya inilah kesempatan yang tepat.

Dengan segala keberanian kakinya mulai melangkah lebih dekat dengan ranjang. Tangannya tak berhenti   mengelus lembut makhluk kecil di gendongnya. Entahlah, padahal baru beberapa menit yang lalu ia menemukannya tetapi ia langsung menyayanginya seakan tidak mau lepas sedikitpun.

"Kak Geo," pangilnya pelan tanpa mengguncang tubuhnya.

Tidak ada sahutan sama sekali. Tenang saja itu tidak akan membuat Bintang  menyerah begitu saja.

"Kak Geo," panggilnya sekali lagi.

Kali ini tidak ada sahutan, hanya pergerakan tubuh yang membuatnya berpindah posisi menjadi terlentang. Bintang menganga lebar  matanya membola merasa kaget dengan apa yang dilihatnya sekarang. Bagaimana ia tidak kaget, matanya baru saja melihat dada seorang laki-laki apalagi  di bagian perutnya tercetak jelas kotak-kotak yang biasa di sebut roti sobek. Oh tidak! bagaimana ini? matanya sekarang bahkan menolak untuk berpaling seolah kagum dengan apa yang dilihatnya.

Suara lenguhan dari mulut Geo membuat Bintang langsung menormalkan kembali mimik wajahnya agar terlihat biasa saja.

Geo mengusap matanya guna menormalkan penglihatannya karena lama tertidur.

Matanya langsung tertuju kepada Bintang yang berdiri di sisi ranjang. Tiba-tiba saja rasa muak dalam dirinya keluar gadis ini benar-benar membuatnya gila. Apa ini? baru juga bangun tidur kenapa yang ada malah emosi.

Dengan malas ia bangun dari posisinya sehingga menjadi duduk. Wajahnya datar menatap Bintang yang juga menatapnya.

"Kenapa?" tanyanya ketus.

"Bintang mau balikin uang Om Gibran. Bintang 'kan udah janji ga bakal ngerepotin keluarga kakak lagi. nih," ungkapnya dengan tangan menyodorkan uang itu pada Geo.

Geo mendengus kemudian menatap sinis lawan bicaranya.

"Bagus deh kalau lo sadar, ingat! jangan berani minta-minta sama keluarga gue!" tegas Geo penuh penekanan.

Bintang hanya bisa menunduk tanpa berani menatap Geo yang sedang menatapnya tajam.

Melihat pria itu berdiri mendekatinya membuat Bintang mundur beberapa langkah. Matanya menunjukkan jelas bahwa dirinya sedang dalam keadaan gugup.

"Jangan pernah sebut 'Mommy Daddy' ke orang tua gue!" ucapanya penuh penekanan.

Seketika Bintang bingung untuk menjawabnya. Ini membuatnya merasa serba salah bagaimana bisa ia memutuskan untuk tidak memanggil sebutan itu lagi sedangkan Om Gibran telah memutuskan dirinya untuk selalu menggunakan sebutan itu kepada dirinya dan juga istrinya tanpa harus menolaknya.

Baiklah, sudah ia putuskan untuk tidak menjawab perkataan Geo itu. Ia harus bersiap-siap untuk lari dari sini Geo semakin mendekatkan tubuhnya. Jangan ditanya bagaimana perasaan Bintang, kali ini tubuhnya merasakan aura ketegangan yang semakin membuat dirinya kalang kabut sekaligus merinding.

Tanpa membuang waktu Bintang langsung melempar uang itu ke ranjang milik Geo yang otomatis berhamburan dan sukses mengenai wajah Geo. Bahkan dengan lihainya kertas yang katanya sangat berharga itu menutupi sebelah matanya.

Kesempatan itu dimanfaatkan Bintang untuk segera berlari dari sana. Dan ya, dia berhasil.

Geo langsung menepis kasar uang itu. Ia lengah sehingga Bintang dapat kabur dari sini tanpa menjawab perkataannya tadi. Dan semua itu gara-gara uang sialan itu.

'Shit!'



Jangan sider😊















I LOVE MY ADOPTIVE BROTHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang