Part 15

22 5 5
                                    

"Mulai sekarang ..., nama mpus juki ya, nama panjangnya marjuki," ujar Bintang pada kucing yang di dapatkan kemarin sembari mengelusnya. Ia tersenyum lebar melihat peliharaannya itu makan dengan sangat lahap di depannya.

Bintang mengedarkan pandangan ke segala penjuru rumah. Kebosanan menghampiri dirinya saat ini entahlah ia juga tidak tau harus melakukan kegiatan apa.

Ia menaikkan kakinya ke atas sofa sembari memegang kedua lututnya dengan posisi di tekuk. Kepalanya ia letakkan di sebelah lututnya.

"Ngapain ya?" tanyanya pada diri sendiri dengan mulut yang cemberut.

Tiba-tiba saja ia teringat pada Geo. Entah apa yang dilakukan laki-laki itu Bintang jadi penasaran. Bagaimana kalau dia mengajak Geo main? mungkin dengan ini rasa bosannya ilang. Dengan antusias ia beranjak dan pergi menuju kamar Geo.

"Pintunya ga dikunci," cicit Bintang pelan. "Ah kak Geo kebiasaan! gimana kalau tiba-tiba dia tengah telanjang Bintang masuk, bisa-bisa mata Bintang ketagihan eh," gerutu Bintang  merasa jengkel.

Bintang melangkah masuk, sebelumnya dia sudah mengetuk pintu sebagai tanda kesopanan, karena tiba-tiba masuk.

Matanya menangkap sosok Geo yang sedang berdiri di dekat balkon kamar sembari mengisap sebatang rokok.

Perlu diketahui bahwa kedua orang tuanya tidak mengetahui bahwa selama ini ia telah mengonsumsi rokok. Yang mereka tau hanya seorang Geo yang nakal dan berandalan. Fakta ini memang sengaja Geo sembunyikan dari orang tuanya karena dia tau bahwa mereka pasti tidak akan menyukai tindakannya itu. Ini kesenangannya, jadi biarlah kali ini ia merasakannya tanpa seorang pun yang mengganggu.

Bintang berjalan mendekat ke arah Geo dengan pandangan antusiasnya.

"Kak Geo main yuk!" ajaknya semangat, "Bintang bosen nih," adunya dengan cemberut.

Sontak Geo menolehkan kepalanya dan menghadap gadis itu dengan bersedekap dada. Sebelah alisnya terangkat.

"Main? sorry gue bukan bocah lagi," pungkas Geo sembari menginjak batang rokoknya.

Senyum sumringah Bintang tiba-tiba luntur. "Ayolah kak. Bintang lagi bosen," adunya sambil merengek, berharap Geo menerima ajakannya itu.

Geo menghela nafasnya. Sungguh dia tidak mengerti permainan apa yang dimaksud gadis ini.

"Ya. main apa?" tanya Geo cuek. Dia berharap, semoga saja bukan hal yang aneh-aneh.

"Petak umpet!" jawab Bintang antusias.

Geo menatap Bintang tidak percaya. Seolah terkejut atas ucapan gadis itu. Yang benar saja? rupanya gadis ini mengajaknya bermain ini? permainan yang bahkan di masa kecilnya dulu belum pernah dia mencobanya. Bukannya tidak mau, hanya saja ia berfikir dulu bahwa permainan petak umpet bukanlah hal yang menyenangkan dan kurang kreativitas. Lihat, hal permainan saja Geo harus milih-milih.

"Gak. Cari yang laen, ga elit banget gue main begituan," sungut Geo dengan wajah sinis.

"Tapi Bintang maunya itu," gumam gadis itu menunduk kecewa.

Geo terkesiap. Tumben, biasanya gadis ini akan berusaha membujuknya. Tapi yang ia lihat hanya tatapan pasrah seolah menyerah begitu saja.

"Yaudah ayo!" balas Geo pasrah.

"Ayo kak!" balas Bintang kembali antusias tangan mungilnya menarik Geo keluar.

                                 °°°°°°

Mereka berdua sudah hompimpa atau menentukan siapa yang akan menjadi duluan dan siapa yang akan menjadi korban. Geo terpilih yang menjadi duluan sekarang ia sudah meletakkan  sebelah lengannya di atas dinding dengan kepala terletak di sana. Sungguh sekarang dia terlihat seperti anak kecil saja.

I LOVE MY ADOPTIVE BROTHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang