#satu

6K 611 129
                                    

Pesta semalam membuat barang barang yang tertata rapih berserakan, minuman kaleng dimana mana dan juga cemilan cemilan yang berjatuhan dilantai menimbulkan bau busuk karna sudah didiamkan semalaman ditambah ada yang tersiram beer.

Gadis berambut pirang yang mengadakan pesta diunit apartemennya itu mendecak mengacak rambutnya yang jelas sudah acak kadut. "Ini kenapa jadi gue yang dibabuin? Kan saya yang ultah. Kurang baik apa gue," gumamnya sambil memungut kaleng kaleng beer dan kemasan bekas cemilan.

Membuangnya ke kantong hitam besar yang sudah ia siapkan. Menguap sesekali karna ia baru tidur jam tiga dini hari sementara sekarang baru jam delapan pagi, ia harus bangun awal untuk bersiap siap lantaran ada jadwal sekitar jam sebelas siang nanti.

Padahal ini hari ultahnya.

Gadis bersurai pirang itu menghela nafasnya lega melihat sampah sampah sudah ia bersihkan tapi berikutnya ia mendesah kesal. Harus menyapu, mengepel dan merapihkan beberapa perabotan rumah yang mungkin akan hancur jika dibiarkan.

Wah. Seharusnya ia tak mengadakan pesta bersama ketiga temannya tadi malam, kenapa ia mau ya?

"Bangunin mereka aja lah," gumamnya merasa bahwa tak akan mampu, atau lebih tepatnya tak mau terbebani sendirian membersihkan seluruh penjuru unit apartemennya yang kelewat besar hanya untuk ditinggali satu orang.

Pintu kamar ia buka dengan kasar, matanya menyipit sambil menggeleng beberapa kali melihat ketiga temannya itu tidur dengan posisi saling tumpuk menumpuk kaki. "Tuan Krabs pasti bakal marah ngeliat mereka menyia-nyiakan waktu. Kan waktu adalah uang," gumamnya mematikan lampu kamar lalu membuka gordeng membuat sinar matahari merambat masuk dengan sangat menyilaukan.

Matanya menyipit tatkala sinar matahari itu juga ikut menyorotnya, ia menyingkir dan membungkus tubuhnya dengan gordeng menunggu sampai ketiga temannya menggeliat.

Dan benar saja, si gadis 4D yang sudah lebih waras pertama kali membuka matanya. Menoleh kekanan dan kekiri dengan mata yang masih terpejam dan tangan yang menggaruk garuk leher, lengan juga rambutnya. "Kak Jichu! Bantuin gue beresin rumah, lo yang paling heboh tadi malem!" teriaknya membuat gadis bernama Jisoo itu mengerjapkan matanya dan menguap lebar.

"Apa sih? Yang menggila itu Jennie, lo ngga liat dia hampir aja jatuh dari balkon saking semangatnya nge-dance?" tanya Jisoo menatap gadis yang membangunkannya dengan mata yang masih sayu.

"Kak.. Gue ultah sekarang.. Jadi gue harus diperlakukan seperti Ratu.."

Jisoo berdiri dengan sempoyongan menumpu tubuhnya ke tembok, apa ia kebanyakan minum kemarin? Gadis berambut sebahu itu sudah berdiri tegak meski harus bersusah payah. "Chaeyoung-ah.. Lo jadi Ratu kalo lo udah nikah," katanya.

Chaeyoung atau Rose itu menghentakan kakinya ke lantai beberapa kali sambil menghempaskan gordeng yang awalnya membungkus tubuhnya. "Kak! Gue tuh capek! Ntar ada jadwal tau! Astaga, ngertiin adeknya dikit dong!" pinta Rose sedikit melas dan maksa.

Jisoo duduk diujung ranjang yang tanpa sengaja membuatnya menduduki perut seseorang. "Ngik-" bunyi itu membuat mata Rose dan Jisoo melebar saling berpandangan.

"Heh pantat lo Kak!" teriak Rose menyadari bahwa teman seumurannya itu tengah ngap-ngapan dibawah pantat Jisoo yang wajahnya memasang ekspresi polos.

Lisa yang poninya sudah ia hilangkan itu duduk dengan mata masih terpejam, menunjuk sana sini berniat menunjuk pelaku yang menduduki perutnya. "S-sialan lo! G-ghue asma nih! A-aduh," kepalanya berdenyut nyeri ditambah nafasnya engap, kasian.

Rose meringis melihat keadaan menyedihkan Lisa. Gadis itu yang paling banyak minum kemarin, menurut porsi Lisa yang sudah jarang minum sih pasti banyak.

february hot news Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang