Johnny membuka pintu apartemen nya malas, dengan wajah baru bangun tidur dan acak acakan ia menemui seorang pria yang sering mendatanginya akhir akhir ini. Entah itu untuk sekedar berkunjung agar persahabatan mereka tetap terjalin atau curhat panjang lebar perihal hubungannya disaat Johnny sendiri masih melajang.
"Apa lagi? Bentar deh, bukannya lo harusnya di Beijing ya?" tanya Johnny menguap dan menyingkir untuk memberi si tamu akses agar bisa masuk.
Mereka berdua berjalan beriringan menuju ruang tengah yang tak terlalu luas tapi tetap nyaman karna Johnny bukanlah tipe orang berantakan.
Pria yang dua tahun lebih muda darinya itu mendudukan diri disofa dan melepas hoodie serta semua hal yang menutupi identitasnya dan hanya menyisakan lalu merebahkan diri membuat Johnny mendengus. "Bukannya istirahat malah ke sini," katanya sambil beranjak berniat untuk mengambilkan minum.
Uhh dad johnn
Sementara sang tamu tersenyum senang melihat sikap perhatian dan peka Johnny yang tak pernah berubah. Ia terkekeh, "heran deh. Kenapa cowok se-perfect lo masih belum ada yang punya?"
Johnny tertawa sinis mendengarnya. "Wah saya merasa terhormat disebut perfect oleh tuan Jaehyun," ucapnya bermaksud bercanda.
"Hoo... Nyatanya gue ngga perfect," balasnya, semakin memelankan volume suara diakhir kalimat membuat Johnny yang baru duduk itu menyerahkan segelas oolong tea dan tersenyum.
Johnny tau pasti adiknya ini akan meminta saran atau sekedar berbicara perihal apa yang menganggunya. Ia dulu memang bukan anggota tertua tapi para bocah itu memang lebih sering curhat ke Johnny, Yuta atau Taeyong tapi sayangnya Yuta selalu bikin curhatan mereka sebagai tamengnya dan bahan ancaman.
"So? Ngapain abis jauh jauh bisnis trip datengnya ke gue?" Johnny mengambil gelas berisi oolong tea miliknya, menyesapnya pelan.
Sang tamu alias bocah peach alias Jaehyun itu menatap Johnny dengan senyum yang errr terlihat pasrah tapi juga gelisah.
"Bang, kalo nikah itu gimana ya?" pertanyaan itu terlontar dengan santai dari mulut Jaehyun.
Dan karna itu Johnny tersedak teh yang sedang ia nikmati, ia memukul mukul dadanya yang terasa sakit membuat Jaehyun tertawa dan tak merasa bersalah sama sekali.
"Bangsul," umpat Johnny kembali menyesap tehnya untuk menyegarkan tenggorokannya yang terasa kering.
Johnny menatap Jaehyun dengan tatapan seriusnya sekarang, "kenapa ngomongin soal nikah sama orang yang bahkan belum pernah ngurusin cinta," terselip nada kekesalan didalamnya.
"Bang, gue mau nikahin Rosie."
Kalimat bebas yang memiliki makna mendalam dan jelas Johnny sudah menduganya tapi, "secepet itu?"
"Kenapa? Gue cinta sama dia," balas Jaehyun cepat, ia memang terlihat serius tapi Johnny bisa dengan mudah membaca kegelisahan ditatapan matanya. Ah, bocah peach ini memang gampang ditebak.
"Jae, pernikahan itu apa?" tanya Johnny, menyenderkan punggungnya dan mencoba untuk membuat relax suasana yang sempat tegang sesaat.
Jaehyun diam. Dengan tatapan sedikit ragu dan nada suara bergetar ia menjawab, "mengikat janji seumur hidup kan?"
"Ya itu secara garis besar. Jae, pernikahan itu berarti lo hidup selamanya sama wanita pilihan lo dan disini Rosie. Dan lagi lo pikir hidup ini cuma tentang cinta? Tentu aja ngga, Jae. Oke untuk ekonomi gue percaya lo bakal bisa menuhin bahkan mungkin melebihi tapi yang lainnya?"
Johnny memejamkan matanya, memberi ruang pada Jaehyun yang tengah memijat pelipisnya. Entah apa yang ada dipikiran Jaehyun tapi Johnny jelas tau bahwa bocah peach itu tengah mengalami situasi ruwet.
KAMU SEDANG MEMBACA
february hot news
Fanfictionbagi sebagian orang februari itu bulan yang romantis dan mengesankan dan Jaehyun termasuk kepada sebagian orang itu yang menyetujui bahwa februari adalah bulan yang mengesankan.