Takdir yang jahat atau Rose yang terlalu naif? Gadis itu pikir, semuanya akan terasa mudah asal Jaehyun masih memiliki perasaan yang sama dengannya. Ia pikir Jaehyun masih mau berjuang bersamanya. Mencoba melukis ulang lagi kisah mereka yang sempat berhenti. Mencoba untuk mengulang lagi sapa mereka yang sempat tenggelam. Tapi takdir menamparnya, Rose harus apa jika Jaehyun benar benar sudah menerima soal perjodohannya?
Air mata masih mengalir deras dari kedua matanya. Tak ada yang mendukungnya atau Rose yang merasa bahwa tak ada satu pun dukungan. Bahkan langit terlihat sangat cerah hari ini seolah mengejeknya yang tengah menangis tersedu.
Setelah berbicara sepihak tanpa mendengarkan jawaban Jaehyun terlebih dahulu Rose langsung meninggalkan bangunan itu, membuat ponselnya berbunyi terus terusan karna panggilan dari Jennie yang khawatir. Bunyi notifikasi bersahutan dan sang pengirim masihlah Jennie atau Taeyong. Menanyakan dimana Rose dan bagaimaan keadaannya. Ingin sekali Rose menjawab bahwa ia sangatlah tidak baik baik saja. Bagaimana bisa baik?
Niat hati ingin mengajak sang pujaan hati berjuang bersama malah dijatuhkan oleh takdir. Lagipula, Rose sepertinya terlalu percaya diri jika ia menganggap Jaehyun mau menerimanya lagi.
Ah iya, kenapa Rose baru menyadari hal ini? Ia tak tau apa Jaehyun masih mau membuka kedua lengannya dan masih mau untuk menyambutnya. Tapi Rose tadi datang seolah olah memaksa Jaehyun untuk merentangkan kedua tangannya agar kembali menerimanya.
Wah sial, kenapa terasa puitis sekali.
Rose tertawa keras sambil berusaha menghentikan air matanya. Mengusap sisa sisa basah dikedua pipi gembulnya dengan kasar. Rose menghirup oksigen sebanyak mungkin, mencoba menenangkan diri dan memberikan kelegaan pada paru parunya yang tadi terasa sesak sekali.
Gadis itu berdiri dari duduknya dan membuka ponselnya. Menatap panggilan yang masih berdering lalu dengan lugas menjawabnya. "Kak Jen, gue masih mau ketemu sama Jaehyun. Gue harus denger sesuatu dari dia," tanpa menunggu jawaban apa pun dari Jennie, Rose mematikan sambungan telponnya.
Si pemilik marga Park itu berjalan keluar dari taman yang tak jauh letaknya dari perusahaan milik Jaehyun. Kembali ke bangunan impian Jennie dan mendatangi resepsionis untuk meminta ijin lagi bertemu dengan Jaehyun.
"Saya udah ada janji kok. Lagipula tadi keliatannya Jaehyun gak sibuk tuh," Rose masih berusaha membujuk si mbak mbak resepsionis agar memberinya akses masuk.
Tapi wanita itu tetap menggeleng membuat Rose hampir saja mengumpat. Huh, susah amat dah mau ketemu bentaran doang juga.
Rose berniat untuk kembali membujuk si resepsionis tapi matanya menangkap sesuatu yang menarik. Gadis itu menaikkan alisnya menatap dua anak manusia yang tengah berdebat tak jauh darinya. Jaehyun dan Yona, gadis yang katanya dijodohkan dengannya.
Rose semakin menyembunyikan wajahnya. Berdiri dengan kalem sambil mencuri dengar. Jaehyun dan Yona keliatan berdebat dengan khidmat sampai keduanya tak sadar bahwa mereka sudah jadi pusat perhatian.
Lagi lagi Rose mendesah pelan. Hari ini sepertinya tak bisa bertemu dengan Jaehyun lagi.
"I know Jae! Tapi kamu gak bisa mainin perasaan cewek gitu aja. Kamu harus bisa selesain semuanya sama mantan kamu baru kamu bisa nyuruh aku buat tenang! Oh my F* god, aku bener bener gak suka terlibat drama kayak gini! Lebih baik kita udahan aja deh,"
"Yona please! Gue ngelakuin ini demi papih. So, sampe semua aset papih jatuh ke gue dan perusahaan ini maju gue janji bakal lepasin lo. Bisa sabar sedikit lagi?"
Oke, Rose jadi tertarik dengan drama yang dibuat mereka.
"Nevermind. Sekarang aku mau kamu jujur sama aku. Kamu masih cinta sama mantan kamu itu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
february hot news
Fanfictionbagi sebagian orang februari itu bulan yang romantis dan mengesankan dan Jaehyun termasuk kepada sebagian orang itu yang menyetujui bahwa februari adalah bulan yang mengesankan.