Kebiasaan tidur cuma dua jam bikin Rose kebangun ditengah tengah mimpinya. Gadis itu mendengus sebal melirik jam yang baru menunjukan pukul dua dini hari. Rose menguap lebar, mengucek matanya pelan. "E-eh.. " mulutnya menganga melihat Jaehyun yang tengah tertidur tanpa mengenakan atasan apa pun dan tak memakai selimut, ngga dingin apa ya?
Wajah Rose sedikit memerah saat ia malah terfokus pada lain hal. Gadis itu buru buru berdiri dan berniat pergi ke dapur, menutup pintu kamar pelan. Rose bersandar didaun pintu sambil memegang dadanya. Jantungnya sudah berdetak terlalu kencang padahal Rose baru bangun dari tidur.
Buru buru Rose pergi ke dapur, mengambil gelas dan mengisikannya air dingin. Meminumnya hingga tandas dan mendesah lega. "Hhh.. Jauh jauh pikiran mesum! Astaga Rosie lo kok jadi gini sih?!" Rose meletakan gelasnya agak keras, memukul mukul pipinya yang terasa panas sekali.
Tungkainya melemas sekarang, Rose mendudukan dirinya dikursi kayu. Melipat lengannya dimeja dan menenggelamkan wajahnya disana. Mencoba mengenyahkan pikiran soal tubuh Jaehyun yang tak sengaja ia lihat, padahal dulu keknya biasa aja deh. Rose juga sering ngeliat yang kotak kotak begitu, tapi kenapa sekarang dia malah kelewat salting gini?
Rose menggembungkan pipinya kesal, menolehkan kepalanya ke kanan. "Dia masih punya rasa ngga ya sama gue?" Rose bergumam pelan, sangat pelan.
Gadis itu duduk dengan tegak, tubuhnya menegang saat merasakan angin yang menusuk kulitnya. Lalu Rose tersentak dan berdiri, kembali ke kamar. Membuka pintu dengan pelan berharap Jaehyun tak terbangun. Mengambil selimut bergambar alpukat miliknya dan menyelimuti tubuh Jaehyun yang keliatan nggak kedinginan padahal dia nggak pakai atasan apa pun loh.
Rose duduk dibawah sofa, memperhatikan wajah Jaehyun yang tengah terpejam. Damai, hembusan nafas hangat Jaehyun mengenai wajah Rose dan membuatnya tergelitik. Rose tertawa kecil, "Lucu amat kayak bayi."
Tangan Rose terangkat berniat untuk mengusap wajah pulas milik pria yang sempat mengisi hidupnya. Tapi kemudian Rose mengepalkan tangannya, meletakan tangannya dipangkuannya. Menatap wajah Jaehyun dengan tatapan sendunya. "Gue masih ngga ngerti kenapa lo minta putus," gumam Rose.
Rose mengusap sudut matanya yang terasa berair. Gadis itu berdiri dan menatap ke langit langit kamar, menahan tangisnya yang akan pecah. Rose menjatuhkan diri dikasur dan menenggelamkan wajahnya dibantal sampai tak sadar air mata terus mengalir dan membuat bantalnya basah. Rose menangis sampai matanya bengkak sambil menahan isakannya, lalu kembali tertidur.
Tak sadar jika sang penyebab tangisnya memperhatikan Rose dengan senyum merasa bersalah. Jaehyun mengacak rambutnya frustasi, menatap selimut bergambar alpukat yang menyelimuti tubuhnya. "Sorry, Rosie."
Rose merebahkan dirinya dihamparan pasir. Jaehyun pamit pulang pagi tadi, kasian belum mandi. Rose tertawa mengingatnya tapi kemudian wajahnya kembali bersemu merah. Jaehyun bilang dia langsung kemari setelah Jennie mengabari bahwa Rose sakit, hati Rose menghangat mendengarnya. Ingin melambung terlalu jauh tapi takut dijatuhkan oleh takdir.
Kelopak mata Rose terpejam, menikmati angin pantai. Langit jingga dan ombak yang tenang membuat Rose merasa relax. Tak peduli bahwa rambutnya akan kotor karna berbaring dipasir, Rose sudah terlalu nyaman disini.
Gadis itu lalu memilih untuk duduk. Menatap laut yang jernih, langit oren yang terlihat indah. "Terbaik lah," ucapnya kagum. Iya terbaik karna kemarin dia ngabisin malamnya sama Jaehyun. Hilih.
Ponselnya berdering nyaring membuat Rose mendecak kesal. Merogoh saku hoodienya dan mengangkat telepon dengan raut sebal. "Apa sih njir?! Ganggu ae waktu orang," semprotnya.
Terdengar helaan nafas dari panggilan itu membuat Rose mendengus. "Apa sih?!" teriaknya sebal, ni orang niat nelepon atau nggak sih?
"Mau laporan saya, Ratu." Suara Jungwoo disebrang sana membuat Rose tersentak, jika Jungwoo mau laporan pasti kalo nggak soal kisah cintanya ya soal Jaehyun. Mereka membangun relasi sebagai teman curhat, menjadi tim sukses dibalik layar atas hubungan percintaan mereka. Dari sekian banyaknya orang terdekat Rose, hanya Jungwoo yang tau detail perihal hubungannya dan Jaehyun. Dan dari sekian banyaknya sahabat Jungwoo, hanya Rose yang tau bagaimana perjuangan lelaki itu untuk mendapatkan pujaan hatinya.
"Kenapa? Soal lu atau gua?" tanya Rose, memainkan kukunya. Menunggu Jungwoo untuk berbicara ini itu.
"Bang Jaehyun mau dijodohin." Ingatkan Rose untuk menasihati Jungwoo bahwa ngeprank orang itu dosa. "Ngga asik becanda lu, Wu!" teriak Rose disertai tawa datarnya.
Jungwoo menggertakan giginya kesal. "Gue serius ya ege! Bang Jae baru aja curhat digrup ensiti dan katanya dia dijodohin ama sapa seh. Kaga tau gue," ucap Jungwoo sebal, mencoba meyakinkan Rose yang berharap bahwa berita ini tak benar.
Pupil mata Rose melebar. Rose menggigit kukunya gelisah mendengar ucapan Jungwoo. "Gimana dong gue? Wuu, lo tau kan gue sama Jaehyun backstreet dan sangaaaaat rahasia. Jadi ortu Jae gak tau kalo anaknya pernah punya mantan, eh tapi gue gak tau juga. Tapi.. T-tapi dia.. Aduh.. Bentar! Kok gue sedih?! Wuu, aer mata gue ngalir! Jungwu, i-ini gimana?! G-gue kok nangis, kok.. Kok ngga mau berhenti.. "
Jungwoo menepuk dahinya mendengar Rose yang menangis kencang dan meracau tak jelas. "Gue ke sana oke? Divila yang biasanya kan?"
Rose tak menjawab, Jungwoo mendesah kasar. Gadis itu langsung mematikan sambungan telponnya. Terdiam dengan air mata yang tak berhenti mengalir, Rose tersenyum getir. "Lebay gue kalo berurusan sama lo Jae," gumamnya menertawakan diri sendiri.
***
Ngga panjang kan hehe
https://www.wattpad.com/story/275958280?utm_source
Gamau tau kalian harus mampir! Udah gue publish loh yaaaaa😤🔪
KAMU SEDANG MEMBACA
february hot news
Fanfictionbagi sebagian orang februari itu bulan yang romantis dan mengesankan dan Jaehyun termasuk kepada sebagian orang itu yang menyetujui bahwa februari adalah bulan yang mengesankan.