#lima

2K 299 29
                                    

Jungwoo meneguk beer kalengan yang dibelinya. Menopang dagu menatap seseorang yang tengah menangis tersedu sambil meracau tak jelas padahal dia nggak minum alkohol sama sekali. "Hm terus? Jadi intinya lo belum move on gitu?" tanya Jungwoo malas melirik jam yang sudah menunjukan pukul sebelas malam. Ingin pulang tapi gadis didepannya menahan Jungwoo karna katanya dia masih butuh seseorang mendengar curhatannya.

"Hiks.. Gue ngga mau gamon tapi.. Jaehyun tuh.. TEMEN LO NAPA GANTENG BANGET SIH ANJIR?!?" Nah kan Jungwoo tuh males kalo Rose udah curhat. Apalagi perihal Jaehyun, selalu ngelak padahal mah sebenernya mau cuma gengsi aja.

Jungwoo menempelkan pipinya dimeja kayu yang dingin. Angin menyeruak masuk ke dalam karna pintu yang sengaja dibuka. "Lo lemah," komentar Jungwoo yang membuat Rose menatapnya datar.

"Heh cipratan gochujang! Siapa yang ngga terpesona sama Jaehyun hah?! Siapa?!? Sini suruh jadi guru gue!" Rose menarik narik rambut Jungwoo gemas membuat lelaki yang lebih muda setahun itu meringis nyeri dan memekik keras mencoba melepaskan tangan sialan Rose dari rambut badainya.

"Ah anjir. Mahkota ku," Jungwoo bergumam sedih merapihkan rambutnya yang sudah hancur. Kan sayang gel rambut yang dia pakai. Hiks.

Rose memeletkan lidahnya, membuka beer kalengan yang dibeli Jungwoo dan meneguknya sekaligus. "Oi oi oi, kalem kali ah," tegur Jungwoo saat beer itu mengalir dari mulut sampai leher lalu berakhir dilantai. Rose mendesah lega, mengusap sekitar bibirnya menggunakan sapu tangan milik Jungwoo. "Punya gue— " Jungwoo hanya bisa menatap prihatin sapu tangan yang diberikan oleh pujaan hati sudah dikotori oleh Rose.

Habis sudah Jungwoo. Ia menyesal menawarkan diri menjadi pendengar gadis tak tau malu didepannya ini. Tak ada kata anggun jika sudah mengenal seorang Roseanna Park lebih dalam. Gadis yang identik dengan warna rambut pirang itu nyatanya langsung kehilangan urat malu jika sudah dekat dengan seseorang, tak peduli jika nanti orang itu akan ilfil atau semacamnya.

"Gue balik aja ah," gumam Jungwoo pundung. Merebut sapu tangan dengan kasar, berdiri dari duduknya membuat Rose menatap lelaki itu heran. "Eodiesseo?" Jungwoo mengabaikan Rose yang terlihat tak rela melihatnya pergi, lelaki itu sudah berlari keluar memungut sepasang sepatunya dan berlari menjauh dari vila tanpa sempat Rose menariknya kembali.

Membuat Rose mendecakan lidahnya kesal. Tak ada yang mau jadi pendengarnya sekarang, Jungwoo sudah tak bisa diajak berkerja sama lagi. Huh, mungkin habis ini Rose akan menagih semua barang yang sudah ia berikan padanya.canda

Rose mengeratkan hoodienya, menutup pintu dan menguncinya. Sudah minggu kedua ia berada divila tanpa mengecek apa yang terjadi diluar sana. Hanya memantaunya menggunakan ponsel dan laptopnya. Apa Rose harus pergi ke seoul sesekali? Tapi gadis itu malas, pergi ke kota super padat yang membuatnya tak nyaman karna banyak yang mengenalinya.

Terkadang menjadi seorang publik figur tidaklah seenak yang dibayangkan. Rose kadang harus merelakan privasinya demi menyenangkan penggemar, menguras waktu demi bisa menjadi yang terbaik, mengorbankan tenaga dan sifat aslinya supaya tampil dengan baik dan terlihat sempurna. Tapi Rose sudah biasa dan menerimanya, ini kan pilihannya untuk menjadi seorang idol.

Sudut matanya terasa berair jika mengingat soal hal itu. Rose mengusap kedua matanya kasar, udah malem gini emang pas buat overthinking tapi ada hal penting yang harus Rose lakukan daripada kegiatan tak penting yang menguras mental itu.

Rose mengambil ponselnya, mengetikan sesuatu digrup chat yang berisi dirinya, para member BP dan member RV yang kebanyakan sudah taken. Rose menggeleng, bawaannya kalo inget member RV tuh ya pasti soal pasangan dan hubungan. Mereka hoki banget soalnya didunia cicintaan.

Mrs. Oh bunting lagi (9)

RojePark: selamat buat kak seul
RojePark: tapi gue lagi butuh pendapat kakak kakak dan ade ade sekalian

february hot news Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang