Berulang kali Rose menekan bel tapi tak ada tanda tanda bahwa sang pemilik rumah akan keluar. Oh ayolah, Rose sedang menjaga sopan santunnya sekarang jadi ia tak mungkin menerobos masuk. Demi kerang ajaib, melatih kesabaran diri dengan menunggu pemilik rumah keluar bukan hal yang ada dalam tujuannya hari ini. Tapi sepertinya Semesta telah berkehendak.
"Ah anjir. Persetan ama sopan santun, terobos ae lah!" Rose membuka pintu minimalis berwarna hitam itu dan menerobos masuk. Berjalan ke dalam rumah milik seseorang. "Kak Jen!" teriaknya berharap si pemilik rumah segera keluar.
Rose merebahkan diri disofa seolah ini adalah rumahnya. Hilang sudah sopan santunnya. Lagian Jennie ini kemana sih? Katanya sedang free alias tak sibuk jadi bisa Rose ajak ke suatu tempat tapi nyatanya rumahnya kosong dan lebih aneh karna pintu tidak dikunci juga pak Satpam rumah yang terlihat santai.
"Kak Jen— omo!" Rose terlonjak kaget, duduk dari tidurannya. Ia menutup mulutnya yang menganga dengan dua tangannya. "Apa sih? Bocah," ucap seseorang yang baru datang dari lantai dua itu. Menyugar rambutnya dan duduk disofa single lalu menyetel televisi dan menonton acara komedi mingguan.
Rose masih shock, ia meringkuk seperti janin disofa. Mendongak menatap seorang pria yang ia temukan dikediaman Jennie Kim. "Taeyong-nim, apa yang Anda lakukan disini? Semalam ngapain aja? Omo~ OMO OMO OMOOO~" Rose mulai heboh. Berdiri dibelakang Taeyong yang terlihat lesu.
"Astaga. Bilangnya cuma sekedar rekan kerja tapi tapi sekarang emmmm.. Diam diam ya kalian berdua.. " Rose mengedipkan matanya jahil pada Taeyong yang menatap Rose tak percaya dengan pikirannya. "Gue ngga nginep disini ege! Pikiran lo gue bersiin dulu sini," geram Taeyong ancang ancang ingin menjenggut rambut pirang panjang Rose.
Si gadis Februari itu hanya mendelik dan memeletkan lidahnya jahil. Kembali pada rebahannya disofa empuk milik Jennie Kim. "Eh iya.. Pemilik rumahnya dimana dah?" tanya Rose, mengubah posisi menjadi duduk dengan bersila diatas sofa.
Taeyong memejamkan matanya. TV aja dinyalain tapi nyatanya malah dicuekin. "Mandi dulu katanya," jawab Taeyong santai yang malah menimbulkan kerlingan jahil dikedua netra Rose. Gadis itu menunjuk nunjuk kecil Taeyong. "Piw piw piw!" cicitnya jahil menembak nembakkan tangannya yang bergestur seperti pistol pada Taeyong.
"Lo gitu lagi, gue slepet juga nih," ancam Taeyong membuat Rose tertawa kencang. "Jaat syekali kakak ipar," lagi lagi gadis itu menggoda Taeyong membuat pria itu menghela nafas kasar lalu memilih untuk tak menggubris Rose dan kehadirannya.
Hanya terdengar bunyi dari TV sebelum si tuan rumah datang dengan handuk yang melingkar dikepalanya. Membungkus rambut sebahunya yang basah. "Rosie? Cepet amat," celetuk Jennie mendudukan diri disofa yang berhadapan dengan Rose.
Rose langsung bangun dan menatap Jennie semangat. "Masak yuk kak Jen! Gue mau ngasih bekel ke Jaehyun!"
Jennie dan Taeyong bersitatap. Memiringkan kepala menatap Rose tak mengerti. Motivasi apa gadis itu mau membuat bekal dan memberikannya pada Jaehyun? Padahal setau mereka, hubungan Rose dan Jaehyun perlahan sudah mulai tenggelam.
Salah satu gedung tinggi diSeoul dengan nama Jung's terpampang didepan Rose dan Jennie. Keduanya saling bersitatap lalu menoleh ke belakang menatap Taeyong yang mengantar dua gadis itu ke perusahaan keluarga Jung. "Serius ini?" tanya Jennie berdecak kagum.
Taeyong mengangguk malas. Mengeratkan topi yang dipakainya untuk menutupi identitasnya. "Buru anjir. Norak amat kalian," decak Taeyong melihat dua gadis itu masih berdiri kagum menatap perusahaan yang kepemilikannya atas nama Jaehyun.
KAMU SEDANG MEMBACA
february hot news
Fanfictionbagi sebagian orang februari itu bulan yang romantis dan mengesankan dan Jaehyun termasuk kepada sebagian orang itu yang menyetujui bahwa februari adalah bulan yang mengesankan.