Bagian 19

293 37 0
                                    

•• Hei kamu! Jangan lupa untuk komen ya~ thx

••••••••


"Nara!" Seseorang memanggil ku dari arah belakang.

Aku menoleh dan menemukan sosok Jay di sana, "Lagi lagi dia" lirih ku.

Jay berjalan pelan menghampiri ku, di wajahnya sekilas ku lihat ada raut senang tapi entah karena apa dia senang seperti itu.

"Aku punya sesuatu untukmu" aku mengerutkan dahi, sesuatu?

Jay memasukkan tangannya ke dalam saku celana dan mengambil ponselnya, ibu jarinya terus bergerak seperti sedang mencari sesuatu di dalam ponsel itu.

"Ini, kau bisa lihat sendiri" ia menyodorkan ponselnya kepadaku.

Tanpa ingin berlama lama dengan nya aku pun mengambil ponselnya dan melihat hal yang ia tunjukkan padaku.

Sekilas pertama kali aku lihat aku tidak menemukan hal janggal di sana, tetapi setelah satu menit video itu berlangsung, aku menyadari sesuatu.

"Mamah? Dan, Sunghoon?" Gumam ku.

"Bagaimana?" Tanya Jay.

Aku seketika terdiam di sana, rasanya baru kemarin aku bersenang senang dengan Sunghoon dan kenapa ada kabar seperti ini?

Ya, memang sebenarnya tidak ada masalah Sunghoon menemui siapapun, hanya saja kenapa harus ibuku? Aku begitu membencinya! Dan Sunghoon tau akan hal itu.

"Aku dengar, suami mu itu memiliki sebuah hubungan dengan wanita di dalam video. Jadi sampai sini apa kau masih tidak ingin kembali padaku?" Aku berdecih seraya memandang sinis kepada Jay.

"Sampai kapanpun aku tidak akan kembali padamu!" Dan setelahnya aku pergi dari hadapan Jay.

------

Apartemen, 22.10 malam.

Nara menjentikkan sebuah pulpen di atas meja makan itu, ia tengah menunggu Sunghoon pulang dari pekerjaannya.

Sebenarnya ia tidak begitu percaya dengan video yang di berikan oleh Jay tadi siang, hanya saja di dalam video itu Sunghoon terlihat sangat akrab dengan ibunya.

Ia ingin tahu kenapa bisa Sunghoon bersama dengan ibu nya, yang bahkan sangat Nara benci itu!

"Aku pulang"

Pintu terbuka dan Sunghoon berjalan pelan masuk ke dalam rumah, ia melepaskan sepatunya lalu mengganti dengan sendal rumah.

Setelah Sunghoon masuk, pandangan Nara sejak tadi tidak lepas dari wajah Sunghoon, "Ada apa?" Tanya nya.

Nara memejamkan matanya sebentar dan menoleh ke arah lain, "Aku ingin bertanya sesuatu padamu" ujar Nara dengan kepala yang sedikit ia tundukan.

Sunghoon menarik kursi dan duduk di samping Nara, "Tanyakan saja" jawabnya.

"Apa hubungan mu dengan wanita ini?" Nara menyodorkan ponselnya dan memperlihatkan sebuah video.

Sunghoon mengerjapkan matanya beberapa kali seraya melihat video itu, "Nara, aku bisa jelaskan tentang ini" Nara mengangguk pelan dan mempersilahkan Sunghoon untuk menjelaskan hal itu.

-----

Flashback : Sunghoon (18 tahun) dan ibu Nara.

Angin malam berhembus kencang menerpa tubuh lemas milik seorang pria muda yang tengah berjalan menyusuri jalanan kota, malam ini ia hanya ingin mencari tempat untuknya tidur, ia tidak punya tempat untuk pulang dan tidak memiliki siapapun, ia hanya sendiri.

Pria itu melihat ke arah sebuah toko yang sudah tutup dan berjalan ke arah toko itu, "Mungkin aku bisa beristirahat di sini?" Gumam nya.

Ia menaruh tas dan duduk di sana, seraya membayangkan betapa buruknya hidup.

Ia di usir dari rumah karena ayahnya tidak ingin lagi mengurusi nya, ayahnya sudah mempunyai istri dan ayahnya tidak ingin jika anaknya—si pria— masih tinggal di rumahnya.

Mengingat hal itu kembali, si pria tersenyum getir. "Huh...jika saja saat itu aku ikut dengan mu ibu" lirihnya.

Ia melihat langit malam tanpa bintang, kosong bagaikan hati dan pikiran nya saat ini, "Aku harus bagaimana.....hiks" ia menundukkan kepalanya dan bulir bulir air mata mulai berjatuhan dari pelupuk matanya.

"Hei nak, sedang apa kau di sini?" Si pria tadi mendongak menatap seorang wanita paruh baya di depannya.

Wanita itu tersenyum hangat padanya, "Siapa namamu? Kenapa ada di sini?" Pria tadi menghapus air matanya dan membenarkan posisi duduknya.

"Sunghoon" jawab si pria, wanita tadi berjongkok dan menyetarakan tingginya dengan si pria yang bernama Sunghoon tadi.

"Oh namamu Sunghoon, kau terlihat masih sangat muda. Apa kau baru lulus SMA?" Sunghoon mengangguk.

"Hm, kau mengingatkan aku pada anakku" wanita itu tersenyum simpul seraya mengelus kepala Sunghoon dengan lembut.

"Baiklah, kau ikut denganku saja bagaimana? Suami ku sedang pergi ke luar negeri untuk satu bulan, dan anak tiri ku juga ikut dengan nya" ujar wanita itu.

"T—tapi bagaimana jika mereka tidak menyukai ku saat melihat ku?"

"Tak masalah, kau hanya harus ikut dengan ku untuk beberapa hari saja. Setelah itu aku akan memberikan uang padamu untuk biaya hidup dan tempat tinggal" jawab wanita itu.

Sunghoon sejenak berpikir untuk menerima semua itu, wanita ini memang begitu baik dan terlihat begitu tulus dari matanya. Dengan anggukan ragu, Sunghoon menerima ajakan wanita paruh baya itu, dan ikut bersamanya.

Flashback end.

---

Nara mengurut keningnya setelah mendengar cerita dari Sunghoon, ia sedikit merasa terharu dengan perlakuan ibunya kepada orang lain. Hanya saja ia masih membencinya karena ia pergi dan membuang Nara begitu saja.

"Ibu mu adalah penolong paling berharga di hidupku, Nara. Aku melakukan semuanya demi dia, dan untuk membalas jasanya padaku" jelas Sunghoon kembali.

"Tapi, kau bisa beri tahu aku lebih cepat bukan? Kenapa merahasiakannya?" Sunghoon menghela nafasnya.

"Aku hanya takut jika kau malah ikut membenci ku, aku tahu bagaimana rasa benci mu pada ibu mu. Hanya saja, ia meninggalkanmu ada sebuah alasan" Nara terdiam sejenak di sana.

"Ia meninggalkan mu karena ia harus bertanggung jawab atas apa yang ayah mu perbuat dulu, kau di jadikan bahan taruhan dengan seseorang, karena ibumu tidak ingin melihat mu tidak bahagia jika bersama orang itu, ia merelakan dirinya sendiri untuk menikah dengan pria itu" Sunghoon menjeda ucapannya.

"Dan apa kau tahu? Pria itu adalah ayah dari mantan mu, Jay" setelah berujar demikian, Nara melebarkan matanya tidak percaya.

Ayah Jay? Dan ayahnya berteman? Semua ini membuat Nara pusing!

"T—tapi bagaimana bisa?"

"Aku juga kurang tahu tentang yang lainnya, hanya itu yang ku tahu, dan kenapa aku mau menikah kontrak dengan mu adalah, karena aku ingin menjaga mu seperti yang ibumu minta. Ia begitu mengkhawatirkan dirimu, Nara" Nara mendongakkan kepalanya ke atas untuk menahan air matanya yang bisa kapan saja turun itu.

Ia tidak ingin menangis! Bahkan ia merasa sedikit menyesal karena membenci ibunya selama ini, "Aku menyesal...." Dan setelahnya, ia menangis.

Sunghoon menarik Nara ke dalam pelukannya, "Tak apa, kini semuanya sudah kau ketahui. Masih belum terlambat untukmu meminta maaf pada ibumu" ujar Sunghoon, dan Nara pun hanya mengangguk.













-------
Jangan lupa komen dan kritik sarannya guys~

Nikah Kontrak?? [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang