Bagian 4

366 50 14
                                    

Enjoy reading

••••••••


Kantor, 13.20 siang...

Tik..tik..tik..

Suara keyboard berbunyi dengan cepat, di ikuti iringan jari tangan yang sedang mencari huruf kesana kemari. Nara tengah sibuk membuat sebuah brosur untuk di sebarkan besok pagi.

"Pakai template ini kurang cocok" gumam nya, seraya menatap penuh ke arah layar komputer nya.

"Sedang apa?" Tanya Ong, rekan seruangannya.

"Aku sedang membuat brosur" Ong mengarahkan perhatian ke arah layar komputer Nara.

"Astaga?! Kau ingin apa dengan brosur itu?!" Nara menghembuskan nafas beratnya, kenapa semua orang terkejut dengan brosur nya?

"Sudahlah, kakak lebih baik diam saja" Ong hanya mengangguk sambil berjalan ke arah kursinya, ia benar benar aneh dengan Nara.

Sebenarnya ada hal apa sampai Nara membuat brosur untuk mendapatkan seorang laki laki? Dan harus nikah kontrak pula?

"Aku tidak habis pikir dengan anak itu" gumam Ong.

-------

Kampus, 08.10 pagi...

"Berikan satu lagi" titah Nara pada Hani di sebelahnya.

Hani yang membantu Nara menyebarkan brosur itu terlihat sedikit tertekan, pasalnya, banyak sekali pria yang menatap aneh pada keduanya sejak tadi!

"Nara, apa benar kau ingin menikah kontrak? Lalu jika nanti pria yang kau pilih tidak baik bagaimana?" Nara menghembuskan nafas beratnya sekilas.

"Itu sudah jadi urusanku dengan pria itu nantinya, Hani. Kau tidak perlu cemaskan aku" Hani hanya mengangguk paham saja dengan ucapan Nara.

"Lihat, ada wanita gila di kampus hari ini hahaha" ucap seorang laki laki di belakang Nara dan Hani.

"Hei! Jaga ucapan mu! Akan ku kirim kau ke dunia paralel!" Teriak Hani kepada dua laki laki tadi yang juga sudah pergi dari hadapannya.

Hani dan Nara kembali menatap brosur di depannya, tepat nya di sebuah Mading kampus.

"Pernikahan kontrak?" Ujar laki laki yang tiba tiba saja sudah berada di sampingnya.

"Su—sunghoon?" Ucap Nara gagap.

"Kau ingin menikah kontrak dengan pria manapun? Untuk apa?" Tanya Sunghoon.

"Untuk mendapatkan pinjaman gratis. Jika kau tidak berkenan, tidak usah banyak bicara dan memberikan komentar!" Tegas Nara.

"Ayo Hani" Nara mengajak Hani untuk pergi dari hadapan Sunghoon, dan meninggalkan Sunghoon sendirian di depan mading.

Namun setelahnya, Sunghoon segera menyadarkan dirinya dan langsung berjalan menyusul Nara.

"Hei hei! Tunggu sebentar" Nara berhenti dan berbalik badan ke arah Sunghoon di belakangnya.

"Ada apa? Sudah ku katakan tadi bukan?"

"Aku tau, tapi jika aku berkenan, bagaimana?" Nara tersenyum remeh.

"Huh? Orang seperti dirimu ingin menikah kontrak dengan ku? Apa aku tidak salah dengar?" Sunghoon menggeleng, ia benar ingin menikahi wanita di depannya saat ini. Itung itung agar dia bisa lebih menjaganya dari dekat.

"Kenapa? Apa aku tidak boleh mendaftar?" Nara menggeleng, tentu saja boleh, karena ini terbuka untuk semua laki laki. Eitss, kecuali kakek kakek.

"Boleh saja, tapi apa kau sudah siap dengan konsekuensinya? Nantinya setelah kontrak selesai, kau akan menyandang status duda. Apa itu tidak masalah bagimu?" Tanya Nara.

Nikah Kontrak?? [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang