Part 3 - Dia, Berbeda

4.2K 477 20
                                    

RUANG KERJA ALDEBARAN
Tok.. Tokk.. Tokk... (bunyi ketukkan pintu)

'Masukk..' ucap Al.

'Permisi Pak, Bapak manggil saya' ucap seorang wanita sambil berjalan mendekatinya.
'Iya sa..' ucap Al sambil menolehkan wajahnya ke sumber suara itu.

DEG.

'Loh kamu?!' ucap Al sedikit terkejut.
'I-iya Pak, tadi Felice bilang Bapak manggil saya kesini. Maaf Pak, ada apa ya Pak?' jawab Andin.

'Kamu yang tadi mimpin meeting?' tanya Al sambil sedikit membelalakkan matanya, tanda ia masih belum percaya.
'I-iya Pak, tadi saya yang menggantikan posisi Bapak sementara. Maaf Pak, tadi ada yang salah ya Pak? Atau hasilnya kurang memuaskan? Saya mohon maaf ya Pak kalau memang seperti itu' ucap Andin sambil menunduk.

'Engga engga, kamu nggak salah sama sekali. Saya nggak nyangka aja kalau kamu yang mimpin meeting tadi. Sampai-sampai klien itu langsung tanda tangan kontrak kerja sama 2 tahun kedepan.' ucap Al.

Andin sedikit lega mendengar hal itu.

'Justru saya manggil kamu kesini karena saya ingin memberikan kamu bonus bulan ini. Saya dengar dari Rendy, performa kerja kamu juga sangat baik ya?' sambung Al.

'I-iya Pak, terimakasih banyak sebelumnya. Tapi maaf, saya nggak bisa terima bonus itu Pak. Tadi saya hanya berusaha melakukan yang terbaik mewakili perusahaan. Karena itu sudah jadi tanggung jawab saya sebagai karyawan disini Pak.' ucap Andin.

Mendengar itu, Al cukup terkejut. Baru pernah ia melihat, ada karyawan yang menolak bonus darinya. Padahal semua karyawan biasanya sangat senang jika dikasih bonus. Disitu ia merasa bahwa Andin berbeda dari karyawan-karyawannya yang lain.

'Kamu yakin?' ucap Al.
'Yakin sekali Pak, saya hanya berusaha melakukan yang terbaik untuk perusahaan tempat saya bekerja Pak. Dan Papa saya juga selalu ngajarin saya kalau bekerja itu bukan melulu tentang uang aja, tapi masalah tanggung jawab dan pengabdian.' jawab Andin.

'Yaudah kalau kamu mau begitu..' ucap Al.
'Baik Pak, kalau begitu saya pamit keluar ya Pak. Terimakasih Pak' ucap Andin

Belum 5 langkah Andin melangkahkan kakinya, Aldebaran menahannya.

'Emm bentar bentar..' ucap Al.
'Eh iya ada apa Pak, apa ada yang tertinggal?' ucap Andin.
'Engga, saya cuma pengen ngucapin terimakasih aja sama kamu. Terimakasih karena sudah memimpin meeting tadi dengan sangat baik dan m-maafkan saya sudah bentak kamu kemarin' ucap pria kaku itu.

'Iya sama-sama Pak, itu sudah jadi tanggung jawab saya. Untuk kejadian kemarin, itu memang kesalahan saya Pak, wajar kalau Bapak semarah itu sama saya' sambung Andin sambil tersenyum.

'Y-yaudah kalau gitu kamu bisa ninggalin ruangan saya' ucap Al.
'Baik Pak, kalau gitu saya permisi' ucap Andin sambil meninggalkan ruangan Al.

     Sementara Aldebaran, ia masih saja berpikir. Bagaimana ceritanya gadis yang ia marahi kemarin ternyata bisa membuat klien penting itu langsung tanda tangan kontrak kerja sama, bahkan langsung selama 2 tahun. Ditambah sikapnya yang menolak bonus darinya. Disaat wanita lain berusaha mendekatinya karena ketampanan serta kekayaannya. Wanita itu malah menolak pemberian darinya. Sungguh dia wanita aneh, pikirnya.

• RUMAH ANDIN
Pukul 17.15
'Eh nak, udah pulang..' sambut Papa Surya yang sudah menunggu putrinya itu di meja makan.
'Eh iya anak mama udah pulang kerja nih..' sambung Mama Sarah.

'Iya pah mah..' jawab Andin dengan muka sedikit kesal.

'Loh, kok anak cantik Papa mukanya ditekuk gitu sih? Ada apa nak? Kamu dimarahin lagi sama bos kamu?' ucap Papa Surya.
'Engga kok Pah.. Aku cuma kesel aja kalau ingat kejadian tadi pagi. Baru sampai kantor, eh temen aku bilang kalau aku harus gantiin posisi bos aku buat mimpin meeting. Padahal Papa tau kan ini meeting besar yang udah lama dinanti-nanti kantor aku' jawab Andin.

'Tapi semuanya berjalan lancar kan nak?' sambung Papa Surya.
'Iya Pah, alhamdulilah semuanya berjalan lancar. Bahkan tadi, klien itu langsung tanda tangan kontrak kerja sama untuk 2 tahun kedepan Pah. Padahal biasanya cuma 1 tahun. Cuma ya kesel aja kalau keingat kejadian tadi pagi, hehe' ucap Andin.

'Papa sudah duga kalau putri Papa ini pasti bisa melakukan yang terbaik. Papa bangga sama kamu nak' ucap Papa Surya.
'Hehe iya pah, makasih yaa.' jawab Andin.

'Oiya, tadi aku juga dipanggil bos aku Pah. Aku udah deg-deg an kirain mau dimarahin lagi. Tapi ternyata dia malah mau kasih bonus ke aku dan minta maaf atas kejadian kemarin. Ya aku agak kaget aja sih Pah, secara bos aku itu kan super kaku ya Pah.' sambung Andin.

'Tuh kan nak, apa Papa bilang kemarin. Sekeras-kerasnya es, lama-lama juga akan mencair kalau kita terus beri kebaikkan dan perhatian. Buktinya, baru sehari udah langsung mencair kan? Hahaha..' ucap Papa Surya sambil sedikit tertawa.

'Haha iya juga ya Pah.. Emm, tapi tadi aku nggak terima bonusnya Pah. Aku ingat pesan Papah kalau bekerja itu nggak melulu soal uang, tapi masalah tanggung jawab dan pengabdian.' ucap Andin

'Hebat anak Papah' ucap Papa Surya sambil mengelus pundak Andin.
'Siapa dulu dong Papahnya, hehe..' ucap Andin.

'Yaudah Pah, kalau gitu aku ke kamar dulu yah. Pengen buru-buru mandi udah lengket badan aku, hehe' sambung Andin.
'Yaudah nak, sana mandi dulu. Habis itu kita makan malem bareng yaa..' jawab Papa Surya.

'Oke Pah..' ucap Andin.

RUMAH ALDEBARAN
Pukul 18.45

(pict: pinterest)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(pict: pinterest)

     Malam ini, keluarga Alfahri berkumpul di meja makan untuk makan malam bersama. Nasi putih, udang saus tiram, bihun goreng, sayur sop, telur balado, sambal, serta kerupuk telah memenuhi meja itu.

'Dihh, lo kesambet setan apa sih Al? Gue perhatiin dari tadi senyam senyum senyam senyum mulu. Kebanyakan gula ya lo?!' ucap Roy meledek kakaknya itu.
'Apaan sih lo, Roy..' ucap Al.

'Ya emang bener kan, ga biasanya lo cengar cengir begitu.. Ohh gue tau, pasti lo abis ketemu cewek cakep ya?' ucap Roy.
'Apaan sih, bukan urusan lo' jawab Al.

'Hey, heyy.. kok kalian jadi berantem gini sih? Udah kayak ayam diadu aja, pusing Papa liatnya..' ucap Papa Gunawan memecahkan suasana.
'Udah udah, makan dulu abisin' ucap Mama Rossa.

KAMAR ALDEBARAN
Pukul 21.15
'Ya Allah, gue kenapa sih?! Dari tadi kepikiran terus sama Andin. Haduhh, apaan sih lo Al, ga penting banget deh' ucap Al pada dirinya sendiri.

Namun, tiap ia berusaha memejamkan matanya, yang terlintas dalam pikirannya hanya Andin, Andin, dan Andin.

Mereka baru saja bertemu 2 kali. Tapi entah kenapa Aldebaran merasakan ada hal yang berbeda dari Andin. Ya, Andin tidak seperti wanita yang sering ia temui sebelumnya.

Al pun mengambil ponsel miliknya, dan mencoba mencari tahu tentang Andin. Ia teringat bahwa Felice pernah mengirim CV Andin ketika ia melamar kerja dulu.

'Apa gue punya perasaan ya sama Andin?' batin Al sambil terus memandangi foto Andin di CV itu.

'Astagaa Al, Al.. Lo apaan sih, makin malem makin kemana-mana deh pikiran lo!' sambungnya.

Tak selang berapa lama, Aldebaran pun akhirnya tertidur dengan memegang ponsel yang berisi foto Andin itu.

.
.
.
.
.

Terimakasih semuanya, sudah bersedia membaca sampai akhir.. Semoga suka ya, ditunggu part selanjutnya🤍
Jangan lupa #vote ya guyss🤗

Bersenyawa -Aldebaran & Andin-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang