Part 7 - Restu

3.3K 419 17
                                    

Andin mengetuk pintu rumahnya. Beberapa detik kemudian, Papa Surya pun membuka pintu rumahnya itu.

'Assalamualaikum, Pah Mah.. Ini Andin' ucap Andin sambil mengetuk pintu.
'Iya sebentar, nak' sahut Papa Surya sambil membukakan pintunya.

Pintu terbuka, Papa Surya pun mempersilahkan Andin masuk.

'Eh, nak.. Kok baru pulang jam segini, dari tadi Papa telp kamu kok nggak diangkat?' tanya Papa Surya sambil mengiring Andin duduk di sofa ruang keluarga.
'I-iya maaf, Pah. Tadi handphone aku mati jadi aku nggak angkat telpon Papa. Maafin aku ya pah..' jawab Andin sambil duduk.

'Oo gitu, ya udah nggak apa-apa, nak.. Tapi besok-besok pastiin baterai handphone kamu full ya sebelum pergi. Supaya Papa nggak khawatir begini sama kamu..' ucap Papa Surya.
'Iya, Pah..' ucap Andin.

'Oiya, ngomong-ngomong kamu abis dinner dimana? Kok Papa perhatiin dari tadi muka kamu happy banget..' ucap Papa Surya.

Papa Surya hanya tahu jika Andin pergi dinner bersama temannya. Ia tak tahu jika anaknya itu diajak ke hotel bintang 5, apalagi dilamar.

'Emm, tadi aku diajak dinner di Grand Pasific Hotel, Pah..' ucap Andin.
'Hah, Grand Pasific Hotel? Kamu diajak dinner disana sama siapa, nak?' ucap Papa Surya sedikit terkejut.

'I-iya, Pah. Aku diajak kesana sama Mas Al, Pah..' ucap Andin sedikit malu.
'Al.. Aldebaran maksud kamu? Bos kamu itu?' tanya Papa Surya.
'I-iyaa, Pah..' ucap Andin.

'Jadi sebenernya belakangan ini aku itu lagi deket sama dia, Pah. Kita ketemu di kantor. Ya meskipun kita dipertemukan dengan cara yang kurang enak karena aku dimarahin dia. Tapi ya mungkin itu cara Tuhan mempersatukan kita, Pah.. Mas Al itu orangnya baik banget Pah, penuh tanggung jawab, dia juga sayang banget sama keluarganya..' sambung Andin.

Papa Surya tersenyum. Kemudian pandangannya mengarah pada jari manis anaknya yang telah terpaut cincin itu.

'Loh nak, itu cincin kamu? Kok Papa baru lihat?' tanya Papa Surya.
'Emm, eee j-jadi sebenernya..' ucap Andin terbata-bata.
'Kenapa nak? Sebenernya kenapa?' sahut Papa Surya.

'Jadi, sebenernya tadi aku bukan cuma diajak dinner aja, Pah. Aku juga nggak tahu awalnya, tapi pas sampai disana, tiba-tiba Mas Al tutup mata aku. Pas aku buka mata, ternyata aku udah ada di rooftop hotel itu, Pah.. Mas Al juga udah berdiri di depan aku dan dia melamar aku, Pah..' ucap Andin sedikit takut jika Papa nya marah.

'H-hah, Al melamar kamu?' ucap Papa Surya sedikit terkejut.
'I-iya, Pah.. Kenapa Pah, Papa nggak suka ya? Papa marah ya sama aku?' ucap Andin sambil menunduk.

Papa Surya tersenyum.

'Nak, Papa bukan nggak suka apalagi marah. Untuk apa marah? Papa cuma sedikit terkejut aja.' ucap Papa Surya sambil mengelus tangan anaknya itu.

'Papa seneng sekaligus sedih. Seneng karena berarti putri kesayangan Papa ini udah menemukan pasangan hidupnya. Tapi di sisi lain, Papa juga sedih. Itu artinya, sebentar lagi kamu akan tinggal dengan suami kamu dan pisah sama Papa..' sambung Papa Surya dengan mata yang sudah berkaca-kaca.
'Pahh.. Papa nggak usah sedih ya. Meskipun nanti aku sudah menikah dan tinggal dengan suami aku. Aku janji, aku bakal sering main kesini sama Mas Al..' ucap Andin sambil mengelus tangan Papa nya.

Papa Surya tersenyum.

'B-berarti Papa restuin aku sama Mas Al dong, Pah?' tanya Andin.
'Tentu dong.. Tentu Papa restuin. Apapun itu yang bisa buat kamu bahagia, selagi itu positif. Pasti Papa akan dukung..' ucap Papa Surya sambil tersenyum.

'Serius, Pah? Makasih banyak ya, Pah' ucap Andin sambil memeluk Papa Surya.
'Iya, nak sama-sama. Sudah seharusnya kok Papa restuin kalian. Karena Papa sendiri bisa ngerasain, sejak kamu dekat dengan Al belakangan ini. Kamu jadi lebih happy, lebih ceria. Senyuman cantik kamu itu juga perlahan kembali lagi. Setelah sekian lama, semenjak kamu di selingkuhin mantan kamu yang brengsek itu.. Papa senang sekali melihat kamu yang sekarang, nak.' ucap Papa Surya kemudian melepas pelukkan nya dengan Andin.

Bersenyawa -Aldebaran & Andin-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang