Part 23 - Azalea

2.7K 314 17
                                    

     Malam harinya, Al dan Andin sudah berada di kamar mereka. Seperti biasa sebelum tidur, mereka selalu deep talk satu sama lain.

KAMAR AL & ANDIN
Pukul 21.15
'Mas, Azalea baik banget ya. Aku nggak kebayang deh kalau tadi nggak ada dia..' ucap Andin sambil bersandar di headboard.
'Iya ndin, anak itu memang manis banget.. Dari dulu ketika saya punya masalah apapun itu, saya selalu dateng ke panti. Entah kenapa, tiap liat muka Lea, apalagi kalau dengar dia panggil saya "om al", hati saya berasa tenang ndin. Seakan semua masalah saya hilang.' ucap Al.

Andin terdiam sejenak.

'Oiya Mas, nama lengkap dia itu siapa sih?' tanya Andin tiba-tiba.
'Azalea Nabeele.'
'Bagus banget Mas, pinter ya kamu cari namanya.'
Al tersenyum.

Tiba-tiba ia nampak berpikir sejenak dan terdiam.

'Kenapa Mas? Kok tiba-tiba diem? Ada apa?'
'Ndin.. Saya pengen ngomong sesuatu sama kamu.'
'Ya tinggal ngomong aja kali Mas, aku kan istri kamu..' ucap Andin sambil tertawa kecil.

Al mendengus.

'Sebenernya saya pengen ngomong ini dari sebelum kita nikah ndin, tapi saya rasa waktunya belum tepat, jadi saya rasa nanti aja setelah kita menikah.. Tapi ternyata setelah kita nikah, belum sempat saya ngomong, kamu udah hamil..' ucap Al.
'Saya sebenarnya udah punya rencana buat adopsi Lea dari dulu ndin, karena saya sayang banget sama dia. Saya udah anggap dia seperti anak saya sendiri.. Tapi karena syarat utama adopsi adalah sepasang suami istri. Jadi ya saya nggak bisa adopsi dia waktu itu.'
'K-kalau misal saya mau adopsi Lea, apa kamu izinin ndin? Apa kamu mau merawat dan menyayangi Lea seperti anak kandung kamu sendiri?'

Andin tersenyum.

'Mas, aku ini istri kamu. Sudah seharusnya aku nurut apa kata suami aku.. Kalau kamu memang mau adopsi Lea, dengan senang hati aku izinin, Mas.
Baru pertama ketemu dia aja, aku udah ditolongin sama dia.. Entah kenapa aku juga langsung sayang banget sama dia, Mas. Aku mau ngrawat dan nyayangin dia seperti anak kandung aku sendiri, Mas.' ucap Andin.
'S-serius kamu ndin?' ucap Al sedikit tidak percaya.
'Iya serius lah Mas, masa bercanda.'

Al langsung memeluk Andin.

'Terimakasih banyak ya ndin..' ucap Al.
'Sama-sama Mas.' ucap Andin tersenyum.

Al melepas pelukannya.

'Ya udah kalau gitu sekarang kamu tidur ya. Besok kita ke ketemu ibu panti.' ucap Al.
'Iya Mas.. Selamat malam suamiku.' ucap Andin.
'Malam, ndin..' ucap Al.

~~~~~

     Keesokan harinya Al dan Andin pergi ke panti asuhan itu. Mereka pergi kesana untuk menemui ibu panti dan berbicara tentang rencana adopsi Lea.

'Selamat pagi Pak Al, Bu Andin. Tumben pagi-pagi datang kesini..' ucap Bu Astri.
'Pagi Bu. Saya dan istri saya kesini karena kami punya rencana untuk mengadopsi Lea.' ucap Al.
'Saya juga ingin nantinya menambahkan nama belakang Alfahri untuk Lea.'

'Oh jadi begitu Pak Al, baik akan saya bantu untuk mengurus semuanya ya Pak. Karena saya lihat sendiri, sejak Lea lahir pun Bapak yang membiayai semua kebutuhannya sampai sekarang. Bapak begitu tulus menyayangi Lea.'

Al tersenyum lega.

'Alhamdulilah kalau gitu Bu, terimakasih banyak..' ucap Al.

'Oiya Bu, kemarin saya sudah cari tahu dokumen apa saja yang diperlukan untuk adopsi, dan ini saya sudah bawa dokumennya.'
'Baik Pak Al, saya cek dulu yaa..' ucap Bu Astri.

Al mengangguk.

Tak lama kemudian, setelah semua urusan itu selesai. Al dan Andin pun kembali ke rumah.

Bersenyawa -Aldebaran & Andin-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang