Part 33 - Hari Kelahiran Azkanio (THE END)

4.6K 385 45
                                    

Pukul 11.30 WIB..
'M-masss.. sakitt..' rintih Andin.
'Saya panggilin dokter untuk cek ya ndin, sebentar.'

Dokter Puput datang dan segera memeriksa Andin.

'Bu Andin ini baru pembukaan 5, masih setengah perjalanan, sementara waktunya sudah cukup lama.' ucap Dokter Puput.
'M-masih lama ya dok?' ucap Andin pelan.

'Saya sarankan untuk induksi bu, untuk merangsang kontraksi sehingga dapat mempercepat proses persalinan. Biasanya induksi akan bekerja sekitar 6-8 jam. Bagaimana?'

Andin menoleh ke arah Al seolah bertanya padanya.

'Kalau saya terserah kamu ndin, apapun keputusan kamu saya yakin itu yang terbaik.'
'Bismillah, ya udah dok, saya mau induksi'
'Baik, kalau gitu saya persiapkan dulu ya.'
Andin mengganguk.

Dokter Puput pun memberikan Andin induksi.

Beberapa jam berlalu..
'M-mass..'
'Kenapa ndin?'
'Nikmat banget ya rasanya..' ucap Andin tersengal-sengal.
'Heyy, semangat ya, saya tau isteri saya ini wanita yang kuat. Pasti bisa kok, saya percaya kamu bisa.'

'Punggung aku sakit banget Mas, huhhh, sttt..'
'Saya usapin ya.'
Andin mengangguk.

'Ya Allah, berikanlah hamba kekuatan agar hamba bisa melahirkan anak hamba dengan selamat.' batin Andin.

.

Pukul 16.30 WIB..
'Alhamdulilah sudah masuk bukaan 8 ya bu..' ucap Dokter Puput.
'S-sakitt banget dok..' ucap Andin tersengal-sengal.
'Sabar ya bu, sebentar lagi kok. Bismillah ya.'

Andin tampak sudah sangat kelelahan. Bagaimana tidak, ia tidak tidur dari semalam karena gelombang cinta yang terus datang silih berganti.

'Nak, mas bayiknya mama papa. Cepet keluar yuk, mama sama papa udah nggak sabar liat kamu nak. Bantu mama berjuang ya nak..' ucap Aldebaran sambil mengusap perut Andin pelan.

'M-mass..'
'Iya ndin.'
'A-aku nggak kuat..' ucap Andin tersengal-sengal.
'Hustttt, nggak boleh ngomong gitu. Saya tau kamu kuat, sebentar lagi ya, sebentar lagi..'

Melihat Andin semakin kesakitan sambil mencengkeram tangannya begitu kuat membuat air mata Aldebaran perlahan menetes. Menyaksikan belahan jiwanya sedang berjuang antara hidup dan mati demi melahirkan buah cintanya.

.

Pukul 18.30 WIB..
'Alhamdulilah sudah pembukaan 10, waktunya mengejan ya bu..' ucap Dokter Puput.

'M-mass..' rintih Andin sambil menoleh ke arah Al.
'Kenapa ndin? Hm?'
'A-aku takut Mass..' ucap Andin tersengal-sengal.
'Husttt, ada saya disini, ada saya. Kamu bisa sayang, saya tau kamu kuat.' bisik Aldebaran.

'Bismillah, kita mulai ya bu.. Atur napasnya, yuk..' pandu Dokter Puput.

5 menit sudah Andin mengejan, namun 'mas bayik' belum saja keluar. Hanya rambut tebalnya yang baru sedikit terlihat.

'M-mass..' rintih Andin sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
'Hushhh, istighfar ya sayang, kuat yah.'

Andin kembali berusaha mengejan, sementara Aldebaran hanya bisa membisikkan Andin kata-kata semangat sambil terus berdoa dalam hatinya.

     Tepat pukul 18.38 WIB, terdengar suara tangisan bayi yang begitu kencang. Mas bayik yang selama ini dinantikan akhirnya hadir menjadi bukti cinta mereka.

Aldebaran bernapas lega.

'Alhamdulilah, terimakasih ya Allah..' ucap Aldebaran.
'Al-ham-du-lilah.' ucap Andin.

'Alhamdulilah, selamat ya Pak Al, Bu Andin. Lengkap sempurna.' ucap Dokter Puput tersenyum.
'Alhamdulilah, terimakasih banyak dok.' ucap Al.

'Ndin, terimakasih banyak ya, terimakasih..'
Andin tersenyum lemas.

Bersenyawa -Aldebaran & Andin-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang