Part 20 - Cerita Kelam

2.9K 353 16
                                    

     Setelah mengurus administrasi. Al pun segera menuju ruang rawat VVIP 01, kamar rawat Andin. Ia membuka pintu itu pelan-pelan. Dan benar saja, ia melihat istrinya itu sedang tertidur pulas. Entah karena terlalu lelah menangis atau karena mengantuk.

Al pun mendekat ke arah hospital bed itu. Ia membelai rambut istrinya itu dengan lembut supaya Andin tidak terbangun.

Tiba-tiba ada telpon masuk. Ya, itu adalah Mama Rossa. Al pun segera menjauh dari Andin baru mengangkat telpon itu.

On Telp
'Assalamuaikum Al.' ucap Mama Rossa.
'Waalaikumsalam Mah.' jawab Al pelan.
'Kamu sekarang ada dimana Al? Ini Mama baru selesai ketemu teman Mama, maaf yaa..'
'Iya nggak apa-apa mah. Ini sekarang aku ada di Rumah Sakit Royal Premier.'
'Oke Al, Mama jalan kesana ya..'
'Oke Mah, hati-hati.'
'Iya Al..'
Off Telp

     Kemudian Al pun duduk di sofa sebelah kasur Andin. Ia hanya memandang kosong istrinya itu.

20 menit kemudian, Mama Rossa kembali menelpon.

On Telp
'Halo Al, ini Mama sudah sampai rumah sakit. Kamu dimana?' ucap Mama Rossa.
'Kita ketemuan di depan ruang rawat VVIP 01 ya, mah. Andin dirawat di sini soalnya.' ucap Al.
'W-what? Dirawat? Whats happen, Al? Andin kenapa?'
'Nanti aja aku jelasinnya ya Mah..'
'Oke Al, Mama kesana sekarang.'
Off Telp

DEPAN RUANG RAWAT VVIP 01
Pukul 09.45
     Aldebaran sudah menunggu Mama Rossa. Ia duduk di kursi tunggu depan ruang rawat itu.

 Ia duduk di kursi tunggu depan ruang rawat itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'Al..' ucap Mama Rossa mendekat ke arah Al.

Al pun langsung berdiri memeluk Mama Rossa. Ia pun menangis di pundak Mama Rossa.

'Hey Al, whats happen? Kenapa Andin bisa sampai dirawat?' ucap Mama Rossa kemudian melepas pelukannya.

Mereka duduk dan Al pun mulai menceritakan semuanya.

'J-janin Andin nggak berkembang, mah..' ucap Al gemetar.

DEG

Seketika raut wajah Mama Rossa berubah. Yang tadinya panik dan cemas, kini berubah jadi sedih. Pikirannya pun seakan kembali ke masa kelam itu.

'Ya Allah, ternyata apa yang aku takutkan benar terjadi. Lagi lagi aku harus berhadapan dengan masa kelam ini. Melihat anak dan menantuku sendiri merasakan hal yang sama seperti apa yang aku rasakan dulu.' batin Mama Rossa.

'T-terus Al? Dokter bilang apa?' tanya Mama Rossa sambil mengusap pundak Al.
'Iya karena janin Andin nggak bisa berkembang, mah. Akan bahaya mah kalau nggak segera dibersihin. Itu bisa memicu resiko kanker dan pendaharan hebat lagi. Makanya Andin dipindahin ke ruang rawat karena nanti sekitar jam 3, dokter akan lakuin tindakan kuret.' ucap Al.

'Al.. Mama tahu ini nggak mudah buat kamu. Tapi Mama percaya kamu anak yang kuat. Saling menguatkan ya, karena Mama yakin ini juga pasti berat sekali untuk Andin.'

Bersenyawa -Aldebaran & Andin-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang