Keesokan harinya, mereka terbangun karena ada suara ketukan pintu yang terdengar terus menerus.
Tokk.. Tokk.. Tokk (bunyi ketukan pintu)
'M-masss.. Bangun mas, itu ada yang ketuk-ketuk pintu..' ucap Andin belum sepenuhnya tersadar.
'Emhhh.. Apaan sih ndinn..' ucap Al terbangun.
'Itu Mas ada yang ketuk-ketuk. Kamu bukain gih..' ucap Andin.
'Kenapa harus saya yang bukain, kenapa nggak kamu?' ucap Al sambil mengucek matanya.
'Badan aku pegel semua Mas, kamu agresif banget sih tadi malem.. Tolong yah.' ucap Andin memelas.
'Hmm, ya udah iya iyaa..' ucap Al.
Di sisi lain..
'Al.. Andin.. ini Mama sayang..' ucap Mama Rossa sambil terus mengetuk pintu.
'Hmm, apa mereka belum bangun ya?' batin Mama Rossa.
Ketika Mama Rossa mau meninggalkan kamar mereka. Tiba-tiba Al membuka pintu.
'Mahh..' ucap Al.
'Eh Al.. Kamu baru bangun? Mama ketuk-ketuk pintu dari tadi nggak ada yang bukain..' ucap Mama Rossa.
'Iya maaf ya Mah. Mama jadi nunggu lama.' ucap Al.
'Emm, gimana tadi malem? Lancar?' ucap Mama Rossa meledek Al.
'Apaan sih Mah..' ucap Al malu.
'Mama kesini mau ngapain Mah, ada apa? ucap Al mengalihkan pembicaraan.
'Oiya, ini tadinya Mama mau ngajakin kamu dan Andin sarapan bareng. Eh malah kamunya baru bangun.' ucap Mama Rossa.
'I-iya Mah..' ucap Al.
'Ya udah kamu siap-siap gih, mandi.. Mama tunggu kamu di bawah ya.' ucap Mama Rossa.
'Oke, Mah..' ucap Al.
Kemudian Mama Rossa pun meninggalkan kamar Al dan Andin. Sementara Al kembali masuk kamarnya.
'Siapa, Mas?' ucap Andin yang masih berbaring di ranjangnya.
'Itu Mama mau ngajakin kita sarapan bareng, ndin..' ucap Al sambil duduk di tepi ranjang.
'Ooo..' ucap Andin.
'Ya udah kamu siap-siap duluan gih, mandi. Mama nungguin kita di bawah..' ucap Al.
'Iyaa Mas..' ucap Andin kemudian bangkit dari tempat tidurnya itu.
Ketika Andin baru saja ingin melangkahkan kakinya. Tiba-tiba ia merintih sambil memegang area sensitifnya.
'Aww, awww..' ucap Andin.
Al yang melihat itu seketika panik dan mendekat ke arah Andin.
'Kenapa, ndin? Ada yang sakit? Kenapa?' ucap Al cemas.
'Nggak apa-apa Mas.. Mungkin ini karena efek tadi malem Mas, baru pertama kali. Jadi sakit begini.' ucap Andin.
'Tapi nggak apa-apa kan? Mau saya gendong?' ucap Al.
'Engga engga Mas, aku bisa kok..' ucap Andin.
Kemudian Al pun menuntun Andin hingga ke dalam kamar mandi. Ketika ia ingin keluar, tiba-tiba Andin menahan tangannya.
'Mau kemana, Mas?' ucap Andin.
'Ya mau keluar lah, mau ngapain saya disini..' ucap Al.
'Ngapain keluar, Mas? Udah lah kita barengan aja sekalian. Lagian kasian Mama juga kan, kalau nunggu kelamaan..' ucap Andin.
'Y-yaudah yaudah iya..' ucap Al.
Selesai mandi, kini mereka tengah bersiap untuk menyusul Mama Rossa sarapan.
'Gimana ndin, udah mendingan?' ucap Al sambil memakai kaosnya.
'Udah kok Mas, cuma ya masih agak sedikit ngilu aja.' ucap Andin sambil memakai parfumnya.
'Mau saya gendong?' ucap Al.
'Aku bisa kok Mas. Lagian kalau kamu gendong kamu, ntar kita diledekin lagi..' ucap Andin sedikit tertawa.
'Iya juga sih.' gumam Al.
• THE AMBALICA RESTAURANT
Sesampainya disana, ternyata tidak hanya Mama Rossa yang telah menunggu mereka. Ada juga Papa Gunawan, Roy, Papa Surya, serta Mama Sarah.
'Pagii semuanya..' ucap Al dan Andin sambil menghampiri meja itu.
'Pagi Al, Andin..' ucap Mama Rossa.
Kemudian Al dan Andin pun duduk.
'Ehemm.. Ehemm.. Happy banget nih penganten baru. Gimana, lancar kan semalem?' ucap Roy meledek.
'Apaan sih lo?' ucap Al sedikit kesal, sementara Andin hanya tersipu malu.
'Ya jelas lancar dong. Kayaknya abang gue main nya agresif banget ya, sampai-sampai kakak ipar jalan nya begitu.' sambung Roy terus meledek Al.
Al sok mendengus.
'Tuh kan bener, Roy pasti ngeledekin aku dan Mas Al. Untung tadi aku nolak buat digendong. Coba aja kalau aku beneran digendong, bisa lebih parah lagi ini diledekinnya.' batin Andin sambil tersipu malu.
'Udah udah.. Masih pagi ini, jangan berantem lagi.' ucap Mama Rossa.
'Emm, maaf ya Pak Surya, Bu Sarah. Mereka emang hobi sekali berantem dari kecil..' sambung Mama Rossa.
'Nggak apa-apa Bu Rossa. Namanya juga adek kakak, hehe..' ucap Mama Sarah.
Mereka pun menyantap makanan yang telah disediakan. Dan seselesainya mereka makan, Mama Rossa pun tiba-tiba bertanya soal rencana honeymoon mereka.
'Al, Andin.. Apa kalian sudah ada rencana untuk honeymoon?' ucap Mama Rossa.
'Honeymoon? Belum ada sih Mah..' ucap Andin.
'Iya mah, belum ada. Dari kemarin kan pusing ngurusin acara pernikahan. Jadi belum kepikiran sama sekali untuk honeymoon.' sambung Al.
'Oh gitu.. Tapi kalian udah kepikiran, pengen liburan kemana gitu?' ucap Mama Rossa.
'Umm.. Waktu abis tunangan kemarin sempet ngobrol sih Mah. Ya cuma angan-angan aja tapi, hehe..' ucap Andin.
'Kalau Mama boleh tahu, kemana itu ndin?' tanya Mama Rossa.
'Yang deket aja sih Mah, ke Bali..' jawab Andin.
'Oo gitu.. Kalau Mama dan Papa kasih hadiah pernikahan sama kalian berupa honeymoon gimana? Iya kan Pah?' ucap Mama Rossa.
'Iya dong Mah, biar kita bisa cepet nimang cucu hehe.' ucap Papa Gunawan.
Al dan Andin saling memandang dan tersenyum malu.
'Boleh dong Mah, tapi kita nggak mau ngerepotin Papa sama Mama.' ucap Andin.
'Sama sekali nggak ngerepotin sayang. Kita seneng malah kalau kalian mau terima..' ucap Mama Rossa tersenyum.
'Ya udah nanti Mama atur semuanya yah, kalian tinggal berangkat aja, hehe.' sambungnya.
'Makasih ya Mah.' ucap Andin.
'Sama-sama sayang.'
Setelah itu, mereka semua pun balik ke kamar masing-masing dan bersiap untuk check out.
• KAMAR AL & ANDIN
'Udah semua, ndin?' ucap Al yang melihat istrinya sedang membereskan koper itu.
'Udah sih Mas, udah aku masukin ke koper semua.' ucap Andin.
'Ya udah biarin aja disitu, nanti biar saya yang bawa.' ucap Al.
'Iya Mas.' ucap Andin.
Andin pun kemudian duduk di sofa kamar itu.
'Alhamdulilah ya Mas.. akhirnya semua acara selesai dan kita bisa balik ke rumah.' ucap Andin.
'Iya, ndin..' ucap Al.
'Oiya Mas, tadi kan Mama bilang mau nyiapin semuanya untuk kita honeymoon. Aku jadi ngerasa nggak enak deh Mas. Kita ngerepotin Mama terus.' ucap Andin.
'Ndin, tadi Mama bilang sendiri kan kalau dia seneng ngelakuinnya. Lagian Mama juga nggak ngerasa direpotin kan..' ucap Al.
'I-iya sih Mas, tapi kan..'
'Hushhh.. udah udah kamu nggak usah pikirin itu ya.'
Andin mengangguk.
Tak lama kemudian, mereka pun beranjak dari kamarnya dan check out dari villa itu.
.
.
.
.
.
Terimakasih semuanya, sudah bersedia membaca sampai akhir.. Semoga suka ya, ditunggu part selanjutnya🤍
Jangan lupa #vote ya guyss🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
Bersenyawa -Aldebaran & Andin-
Ficción General"Kamu itu berbeda dengan yang lainnya. Kamu berhasil membuatku percaya, bahwa cinta itu ada dan luar biasa." *** Bercerita tentang Andini Kharisma Putri, seorang karyawan di sebuah perusahaan yang cukup terkenal. Wajahnya yang cantik serta sifatnya...
