Part 9 - Tunangan

2.9K 364 10
                                    

Satu bulan kemudian setelah Al melamar Andin, tepatnya hari ini, 21 Agustus. Hari dimana Aldebaran dan Andin akan membentuk satu komitmen pasti untuk melanjutkan hubungan yang lebih serius, yaitu menikah.

Ya, tunangan. Sejak awal, mereka telah memutuskan untuk melakukannya secara sederhana, yaitu di rumah Andin. Karena Papa Surya sendiri yang meminta agar acara sebaiknya ini dilakukan di rumah saja, supaya terlihat lebih khidmat dan privat.

RUMAH ANDIN
Pukul 08.30
'Huhhh, ya Allah kok aku jadi makin deg-degan gini sih. Mana sebentar lagi Mas Al dateng lagi..' ucap Andin gugup sambil bolak-balik di depan cermin.
'Tenang Andin, tenang. Aku yakin kamu bisa kok, huhh..' gumam Andin sambil mengatur napasnya.

Tak lama kemudian, ada seseorang yang mengetuk pintu kamar Andin. Dia adalah Mama Sarah.

Tok.. Tokk.. Tokkk (bunyi ketukan pintu)

'Ndin, ini mamah ndin..' ucap Mama Sarah.
'I-iya mah. Masuk aja, nggak aku kunci kok.' ucap Andin dengan nada sedikit gugup.

'Ndin, kamu udah siap?' ucap Mama Sarah.
'Udah kok mah.' ucap Andin.

Mama Sarah pun mendekat ke arah Andin dan memegang tangannya.

'Ndin, kok tangan kamu dingin sekali nak? Kamu deg-degan ya?' ucap Mama Sarah.

Andin hanya terdiam. Wajahnya terlihat gugup.

'Ndin. dengerin Mama ya. Dulu Mama juga pernah ada di posisi kamu seperti ini. Rasanya campur aduk. Seneng, sedih, terharu semua jadi satu. Tapi kamu harus inget ya pesan Mama. Sebentar lagi kamu akan jadi seorang istri. Jadilah istri yang lebih baik ya dari Mama. Harus nurut kata suami, jadilah istri sholehah ya sayang.' ucap Mama Sarah berusaha menenangkan putrinya itu.

'Mah, mama sudah menjadi istri dan ibu yang sangat baik untuk Papa dan aku. Kami bersyukur punya Mama.' ucap Andin.
'Andin juga mau ngucapin terimakasih ya sama Mama. Andin tahu, nggak ada apapun yang bisa gantiin semua kasih sayang Mama ke aku, bahkan nyawa aku sekalipun. Terimakasih banyak ya mah, aku sayang Mama. Doain aku bisa jadi istri yang sholehah ya buat Mas Al.' ucap Andin kemudian memeluk Mama Sarah.

'Sama-sama sayang. Terimakasih juga ya sudah mau menjadi anak Mama. Sudah jadi anak yang baik dan ceria selama ini, meski terkadang Mama juga tahu kalau kamu sedang pura-pura bahagia di depan Papa dan Mama, nak. Kamu cuma nggak mau bikin Papa Mama khawatir. Jadi kamu menutupi semua luka kamu itu dengan senyuman.' ucap Mama Sarah.
'Mama pasti akan selalu doain kamu sayang. Selalu..' sambungnya.

Andin melepas pelukannya.

'Mah.. Terimakasih banyak ya.' ucap Andin dengan air mata yang mulai membendung.
'Iya sayang. Hushh, udah udah. Anak mama nggak boleh nangis, nanti luntur bedaknya hehe..' ucap Mama Sarah tersenyum sambil mengusap wajah Andin.
'Iya, Mah..' ucap Andin.

Pukul 09.15
Kini Aldebaran beserta rombongannya telah sampai di rumah Andin. Semua tamu dan keluarga yang diundang pun sudah hadir.

'Ndin.. Kita keluar yuk. Itu Aldebaran sudah datang diluar.' ucap Mama Sarah sambil masuk ke kamar Andin.
'I-iya, Mah..' ucap Andin gugup.

'Kamu tenang ya. Percaya sama Mama, semuanya akan baik-baik aja.' ucap Mama Sarah.
'Iya, Mah' ucap Andin sedikit tenang.

Mereka pun keluar kamar dan menyambut rombongan Aldebaran yang datang.

'MasyaAllah, cantik banget calon istri gue..' batin Al, terpesona melihat Andin.

Outfit Andin (pict: pinterest)

Outfit Andin (pict: pinterest)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bersenyawa -Aldebaran & Andin-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang