" FOUR "

16.5K 1.6K 115
                                    

                                               " FOUR "













Haechan, berjalan di koridor rumasakit menuju ruangannya dengan senyum yang terus mengembang di wajah imutnya.

"Woe! udah gila kamu karena di jodohin mulu" ucap Felix yang tak sengaja berpapasan dengan Haechan, namun Haechan tak menyadarinya dan tetap berjalan melewati Felix yang mana membuat Felix terheran-heran dan memutuskan putar arah mengikuti Haechan.

"Apa sih, ganggu aja" ucap Haechan.

"Hhhhmmm ... pasti ada yang gak beres ini"

"Emang"

Mendengar itu Felix segera menarik kursi dan duduk mendekat pada Haechan.

"Apa...apa... ayo cerita" ucap Felix.

"Nih, ini pekerjaan gak akan beres kalau kamu ganggu aku mulu" ucap Haechan sambil menarik berkas kesehatan para hewan yang di titipkan di rumasakit itu yang sudah menumpuk karena kemarin dia tak masuk kerja.

Plak!

"Kirain apaan, kalau itu mah urusan mu" kesal felix yang tak jadi dapat gosib baru.

"Aahahahaha... ya maaf, udah sana kerja" usia Haechan dan felix pun pergi keluar dari ruangan Haechan.

Sedangkan di sisi lain, Jisung melakukan hal yang sama seperti yang Haechan lakukan.

Jisung, berjalan menyusuri koridor sekolah dengan senyum yang terus mengembang tanpa perduli dengan sekitar bahkan pada dua sahabatnya yang sedari tadi mengikutinya.

"Woe No dia kenapa?" tanya Jaemin pada Jeno.

Jeno, menggelengkan kepalanya "mana aku tau kan kita ketemu dia udah kek gitu" ucap Jeno.

"Kesurupan setan angkot kali yak" ucap Jaemin.

"Heh! ngadi-ngadi diakan naik montor bukan angkot"

"Tapi montornya kan kamu bawa kemarin"

"Lah iya juga, trus dia kesekolah naik apaan? kan gak minta jemput ya" ucap Jeno.

Ya, jadi kemarin pas Jisung pulang bareng Haechan, Jisung bingung karena Jisung gak tau kalau Haechan bakal jemput, dia tau saat sudah pulang sekolah dan melihat pesan dari nomer tak di kenal yang  ternyata itu Haechan.

Karena tak mungkin Jisung meninggalkan montornya di sekolahan, Jisung meminta Jeno untuk membawa montornya daripada Jeno nebeng Jaemin mulu kan kasian biar ngerasain jadi orang kaya bentar gitu.

Ehhh, sebenarnya Jeno kaya kok sama kayak Jaemin tapi tak sekaya orang tua Jisung, tapi montor Jeno sedang kena sita karena ketahuan balap liar jadi mau tak mau Jeno nebeng sama Jaemin yang kebetulan mereka satu komplek beda block aja jadi bisa nunggu di depan gang kek cabe-cabean.

"Ehheemm!" dehem Jisung menyadarkan lamunan kedua sahabatnya.

"Ngapain kalian di sini?"

"Enggak Cung, tadi aku sama Jaemin sedang berpikir kenapa kamu senyum-senyum sendiri dan gimana kamu berangkat ke sekolah?" Jelas Jeno.

"Ahhh itu, rahasia!" ucap Jisung sok misterius membuat Jeno dan Jaemin bertukar pandang seolah memiliki pemikiran sama yaitu ada apa dengan Jisung?.

"Ehhh iya" Jisung menghentikan langkahnya dan berbalik menatap ke arah dua sahabatnya "No, kalau kamu mau pakek montorku sampai montormu kembali juga gak apa-apa" ucap Jisung yang semakin membuat Jeno dan Jaemin kebingungan.

"T-tapi bukannya itu mon-"

"Udah pakek aja" ucap Jisung memotong ucapan Jeno dan berjalan meninggalkan dua sahabatnya entah kemana.

Jeno, beralih pada Jaemin yang masih bengong menatap kepergian Jisung.

"Dia kenapa sih? aneh banget, biasanya itu montor di colek aja mencak-mencak" ucap Jeno dan di angguki oleh Jaemin tanpa mengalihkan perhatiannya.

Jadi Jisung itu paling gak suka kalau barang kesayangannya di sentuh orang lain sekalipun itu orang tua atau sahabatnya, dan salah satunya montor kesayangannya itu.

Dulu pernah ada siswa yang gak sengaja senggol montor Jisung dan siswa itu berakhir di rumasakit karena di hajar Jisung padahal montornya lecet aja kagak.

Dan sekarang apa? Jisung dengan mudahnya nyuruh Jeno bawa montornya selama Jeno mau, kan aneh.

"Dahlah No, mungkin otak dia lagi ke tuker sama otak anjing depan sekolah" ucap Jaemin yang langsung meraih bahu Jeno dan mereka pergi ke kelas berdua.

                                              - - -ooOoo- - -

Brugh!

"M-maaf" ucap Haechan sambil membersihkan lututnya yang kotor karena terjatuh.

"Hyung"

Haechan, mendongak dan langsung berhambur ke pelukan pria berpostur tak jauh beda dengannya.

"Aaaa~ Lele kapan balik ke korea?" tanya Haechan pada pemuda yang ia panggil Lele yang ternyata adik kelasnya semasa dirinya kuliah.

"Baru beberapa minggu, Hyung"

"Baru beberapa minggu dan kau tak mengabariku?" kesal Haechan yang malah terlihat lucu dan membuat orang yang bernama Lele itu tertawa.

"Maaf, aku terlalu sibuk jad-"

Ddrrttt....

Ddrrttt....

Ucapan Lele terhenti saat ponsel Haechan bergetar dan membiarkan Haechan mengangkat panggilan masuk di ponselnya.

"HYUNG DI MANA?!"

Haechan, menjauhkan ponselnya dari telinga saat mendengar teriakan dari seberang.

"Lele, maafkan Hyung, Hyung harus pergi kita lanjut obrolan ini lain waktu" ucap Haechan yang langsung berlari menuju parkiran guna mengambil mobilnya dan menjemput Jisung sebelum suami bayinya itu ngambek.



                                              - - -ooOoo- - -

Ngefeel gak Book ini..???

"MY PERFECT HUSBAND" {JiHyuck} END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang