" TWENTY-FOUR "

8.8K 1K 61
                                    

"TWENTY-FOUR"













Haechan, pulang dengan keadaan yang sulit di diskripsikan dengan terus bergumam tak jelas.

"Astaga aden" terkejut bibi saat membuka pintu dan melihat Haechan yang sedang mabuk di bopong oleh Felix.

Setelah meluapkan emosinya di danau, Haechan pergi ke club malam untuk menenangkan pikirannya dengan cara meminum minuman berakohol sampai-sampai dirinya mabuk yang mengharuskan Felix membawanya pulang karena ke betulan club itu milik sahabat Felix yang juga mengenal siapa Haechan.

"Bi, saya permisi dulu" ucap Felix berpamitan untuk pulang setelah membantu bibi membawa Haechan ke kamarnya.

"Makasih den sudah membawa den Haechan pulang" ucap bibi.

"Uumm... sama-sama bi, dan kalau ada apa-apa dengan Haechan tolong hubungi saya ya" ucap Felix sambil memberika secarik kertas yang terdapat nomer ponselnya pada bibi sebelum dirinya pulang.

Dan setelah kepergian Felix bibi kembali ke kamar Haechan untuk mengecek ke adaan tuan mudanya itu.

"Ji, jangan pergi Ji, Hyung sayang kamu" gumam Haechan sambil mengangkat kedua tangannya seolah ingin meraih sesuatu.

"Bibi tak tau masalah apa yang aden alami, tapi bibi yakin aden bisa menghadapinya" ucap bibi sambil mengelap tubuh Haechan.

Bibi, sudah bekerja di rumah orang tua Haechan sejak Haechan masih berumur 1tahun dan sampai sekarang membuat bibi tau betul sifat Haechan bagaimana karena bibi juga sudah menganggap Haechan seperti anak sendiri.

                                             - - -ooOoo- - -

Dan di sisi lain Jisung di buat pusing oleh JeJe yang terus menangis karena saat terbangun tak ada Haechan di sampingnya.

"JeJe, hyung mohon berhentilah menangis hyung janjin akan menjemput Haechan hyung besok" ucap Jisung.

"JeJe mau Haechan Hyung sekarang" ucap JeJe sambil menghapus bekas air matanya.

"Ini sudah malam sayang, kasian Haechan Hyung pasti capek, JeJe gak mau Haechan Hyung sakit kan?" ucap Jisung lembut.

JeJe, menggelengkan kepalanya saat mendengar ucapan Jisung "gak mau, JeJe gak mau Haechan Hyung sakit" ucap JeJe membuat Jisung tersenyum.

"Anak baik, sekarang tidur dan besok kita kerumah Haechan Hyung" ucap Jisung dan JeJe pun mengangguk menyetujuinya.

Jisung, membenarkan posisi tidur JeJe sebelum menarik selimut untuk JeJe dan tak lupa memberi kecupan selaman malam pada anak imut yang selalu berhasil mengubah moodnya setiap detiknya.

"Anak siapa sih dia yang di cari Haechan Hyung mulu" gumam Jisung sambil menatap JeJe.

"Anaknya Appa Jisung dan Eomma Haechan" ucap JeJe dengan mata terpejam, dan itu berhasil membuat Jisung membolakan matanya terkejut karena JeJe mendengar gumamannya.

- - -ooOoo- - -

Keesokan harinya, sesuai janji Jisung membawa JeJe kerumah Haechan sebelum itu anak kembali menangis dan membuatnya pusing.

Tok!

Tok!

Jisung, mengetuk pintu rumah Haechan dengan JeJe berada di gendongannya..

"Haechan Hyung gak di rumah?" tanya JeJe karena pintu tak juga terbuka.

"Mana Hyung tau, udah kita tunggu aja"

Tok!

Tok!

Jisung, mencoba mengeruk pintu rumah Haechan kembali berharap kali ini pintu terbuka.

"Hiks"

Jisung, melihat ke arah JeJe yang sudah terisak karena berpikir kalau Haechan tak mau bertemu dengannya karena pintu tak kunjung terbuka juga.

"Aiihhh, JeJe jangan nangis dong" panik Jisung.

Cklek!

Tangis JeJe terhenti saat pintu rumah Haechan terbuka dan menampilkan soso bibi keluar dari dalam.

"Den Jisung?"

"Bi, Haechan Hyung nya ada?" tanya Jisung tanpa basa-basi karena dirinya sudah pusing denga JeJe.

"Ada, den Haechan masih tidur" ucap bibi membuat Jisung bertanya-tanya apakah dia datang terlalu pagi.

"Ayo den masuk" ucap bibi membuat lamunan Jisung bubar dan segera masuk kedalam rumah.

Bibi mengantarkan Jisung dan JeJe ke kamar Haechan sebelum berpamitan untuk pergi berbelanja kebutuhan rumah pada Jisung.

"Hyung"

Panggil JeJe karena Jisung tak kunjung membuka pintu kamar Haechan dan malah berdiri tak jelas.

"Hhmmm"

"Kepan kita masuknya?"

Pertanyaan JeJe membuat Jisung tersadar dan meringis menunjukkan deretan giginya pada JeJe.

"Hehehe, sekarang kita masuk"

Cklek!

Jisung, menurunkan JeJe dari gendongannya saat mereka sudah berada di dalam kamar Haechan.

"Eomma!" teriak JeJe sambil berlari ke arah ranjang di mana Haechan masih tertidur dan itu berhasil membuat Jisung terkejut karena JeJe memanggil Haechan dengan sebutan eomma.

"Ggghhh" lenguh Haechan sambil memegangi kepalanya yang masih terasa pusing karena pengaruh alkohol.

"Eomma! eomma tak apa?" tanya JeJe membuat Haechan seketika membuka matanya saat mendengar dirinya di panggil eomma.

"Apa ini efek aku mabuk?" gumam Haechan.

JeJe, yang mendengar gumaman Haechan mengarahkan tangan mungilnya untuk mengusap pipi Haechan.

"Eomma"

Dan lagi-lagi Haechan terkejut lalu perlahan menoleh ke samping di mana JeJe dan Jisung berdiri..

"KKYYAAAAA!!!!!"

Triak Haechan seperti orang lihat setan dan itu berhasil membuat JeJe dan Jisung terdiam terkejut dengan tingkah Haechan yang ternyata juga bar-bar.

"A-apa aku mimpi?" tanya Haechan dan di jawab gelengan oleh Jisung dan JeJe.

"L-lalu bagaimana kalian bisa di sini, dan sejak kapan?"

"Paling 15 menit lalu, dan kita ke sini karena JeJe terus merengek ingin bertemu hyung" ucap Jisung.

Haechan, menghela nafas agar dirinya sedikit tenang sebelum akhirnya duduk di atas ranjang dan mengangkat tubuh JeJe untuk bersamanya.

"Apa kau tak sekolah?" tanya Haechan.

"Hyung"

Haechan, menatap ke arah Jisung yang menanggilnya "kenapa?".

"Tak jadi, dan aku nitip JeJe ya aku berangkat sekolah dulu" ucap Jisung yang tak jadi ngomong dan malah pergi dengan menitipkan JeJe pada Haechan.

- - -ooOoo- - -

Suami pamitan berangkat kerja
Suami pamitan berangkat sekolah

Dan itu Park Jisung 🤣🤣🤣, ini Book gini amat ya 🤣🤣

"MY PERFECT HUSBAND" {JiHyuck} END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang