11

430 57 19
                                    

Kadang cape tapi mengingat mama gue harus kuat walau apapun yang terjadi. Kadang gue mikir kenapa papa gitu? Pasti punya sebab tapi kenapa seolah dia hanya mau menyembunyinya sendiri sehingga sakit itu sedikit demi sedikit berdatangan pada semua orang.


Continue..


Saat ini Fino telah pun berada di dalam kelasnya dan kini dia lagi tidur dengan tompaan kedua tangannya di meja. Situasi masih saja terasa seperti biasa aura nya juga biasa biasa saja sehingga penghapus papan tulis itu sedikit lagi mengena kepala Fino tapi hal itu langsung saja di tepis Hiro.

"Kenapa kamu tepis? Dia pantas dapat itu, dia sekolah untuk tidur bukan belajar begini ni pelajar bukan untuk di jadikan contoh keluar sekolah nanti habis lulus yang ada jadi pemulung" ucap guru itu tanpa ditapis lagi

"Contoh seperti apa yang anda mau? Lagi satu, pemulung hahaha jangan sampe anda yang saya jadikan pemulung ngemis minta kerja" ucap Hiro dengan senyum smirk yang ditampilkannya

"Baru sehari ngajar udah belagu tingkat dewa" tambah Hiro lagi

Hoammm

"Ada apa ni kok ribut ribut?" Tanya Fino sambil menatap teman temannya lebih tepat pada Hiro yang saat ini terlihat menahan amarahnya. Lihat lah wajah Hiro yang memerah sambil memegang penghapus papan tulis

"Emang lu bagus gitu di contohi pada semua siswa siswi? Ingin dihormati tapi dia sendiri ga menghormati orang lain mau lu tua apa muda dari kita kata hormat ga ada syarat untuk dilakukan pada semua usia. Gue heran lu guru kok ga punya adab" ucap Aldo sambil memakan lolipop nya

"Kalo tadi Hiro ga sempat menepis penghapus itu emang lu mau jawab apa lo sama keluarga nya?" Tanya Revon

"Alahhh anak begitu kalian peduli? Sifatnya, penampilannya saja seperti gembel. Mudah untuk di tipu tu keluarganya hahaha yaudah kelas kita sambung lagi pelajaran di mana tadi kita" ucap guru itu

"Mudah di tipu kata lo? Jadi keluarga Mahendra itu mudah ditipu artinya keluarga gue juga dong sat!!" Ucap Regan sambil berdiri dari duduknya

"Mahendra?" Gumam guru itu

"Ckk gue kira semua guru guru di setiap sekolah pintar dan selalu menitikberatkan pendidikan dari sosial media. Bukan cuma membualkan orang tapi maksud gue tu peristiwa semasa. Ga nyangka ada guru sebodoh ini" ucap Revon dan diiyakan lagi oleh Aldo

"Bu kok bilang aku pemulung? Kedua abang aku masih punya perusahaan loh belum bangkrut. Aku juga punya mansion sendiri di hadiahi oleh abang pertama aku. Mama aku juga punya butik tapi dijaga sama bawahannya. Terus kenapa aku harus mulung? Sedangkan uang jajan ku sehari aja 20 juta. Aku juga kadang mikir gimana mau habisin uang jajan ku setiap bulan soalnya lebih dari ratusan juta dikasih sama abang pertama ku dan abang kedua ku" ucap Fino sambil menatap gurunya dengan polos. Maafkan dia manteman bukannya mau sombong tapi ni anak kalo baru bangun otaknya kadang lemot 😭🔫

Mendengar itu membuatkan kelima temannya hanya tersenyum bangga sambil menaikkan sebelah alis mereka dan menatap gurunya itu

"Adek gue pintar" batin mereka

"Btw ibu guru baru ya nama ku Rafi salken nama ibu siapa sih? Nanti aku mau bilang ke mama ku kalo ibu bilang kalo aku bakal jadi pemulung" ucap Fino lagi menatap gurunya itu

RAFINO 2: [Changes]||•Complete•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang