22

271 42 4
                                    

Hargailah orang yang selalu berada di sampingmu walau berat kesalahan yang dia perbuat ingat lah kenangan kebersamaan kalian bersama. Dan jangan sampai disuatu ketika sebuah hal yang akan membuat merasa tersakiti dan menyesal

Continue

Saat dirinya ada
Dipeluk dicium serta diberi kasih sayang yang sangatlah nyata
Sebuah pelukan hangat khas seorang ayah ke anaknya
Kini semuanya lenyap seketika

Malam, siang, sore menjadi saksi
Betapa kejamnya dunia memisahkan
Seorang anak dan seorang ayah kandung
Memisahkan mereka bukan karena kerja
Tetapi karena takdir
Takdir yang sudah menjadi lumrah pada semua manusia
Takdir bahwa kita hanya sebentar di tempat terkejam ini
Takdir dimana kita akan berpisah dengan orang yang kita sayang

Tanah yang saat ini dihiasi bunga merah
Nisan yang terukir sebuah nama yang sejak lahir sudah diberi
Orang yang dianggap Hero untuk anak anaknya
Pergi karna penyakit yang dideritanya

"Pa bahagia di sana, Fino ikhlas kok maaf sekali lagi Fino nakal, Fino janji bakal ke sini terus buat jenguk papa di rumah papa yang indah ini. Tunggu Fino, suatu saat kita akan berkumpul kembali. Berkumpul sebagai keluarga. Tunggu ya pa" ucap Fino sambil mengusap nisan yang ada dihadapannya

Tangan yang dulu sering mengusap rambutmu
Memberi mu semangat jika kamu lelah
Menguatkan mu dengan sedikit candaan
Garing, tapi itulah kenangan yang berharga
Kenangan yang tak akan seorang anak lupakan

"Dek kita disini udah 3 jam loh kasian sama tubuh kamu nanti sakit kita pulang ya, jangan sedih nanti papa liat kamu sedih papa bakal sedih juga" ucap Razeed yang menguatkan adek bungsunya itu. Tak dipungkiri jika hatinya juga bertolak untuk pulang ingin rasanya untuk menemani papanya di rumah baru papa ini

"Bahagia selalu pa, tunggu kita. Kita, aku papa, mama, Raynald dan adek kita bakal berkumpul kembali. Aku izin bawa adek adek ku pulang pa" batin Razeed sambil mengelap air matanya yang tak sengaja keluar dari kelopak mata indahnya itu

"Hei jangan sedihh kan masih ada kita sebagai sahabat adek udahh senyum lagi dong masa nangis" ucap Aldo ingin menghiburkan

"Al, yang meninggal papa gue loh. Lo ga akan ngerti daddy lo masih hidup!! Senyum? Senyum ketika papa gue hadap tuhan gitu? Iya gue ikhlas tapi ga di hati gue!! Ketika papa sakit gue dimana!!! Gue malah cuekin sama dia!! Anggap papa brengsek!! Gue nyesel!! Gue pengen sendiri" ucap Fino setelah itu beranjak pergi tanpa ingin ada yang mengejarnya

Kini Fino sudah di luar dari pemakaman dan mungkin nasib berpihak ke dirinya yang langsung melihat ada taksi yang berlalu di sana

"Taksi!" Panggil Fino sambil melambaikan tangan untuk berhenti. Sejenak setelah taksi tersebut berhenti dan Fino pun masuk ke taksi tersebut

"Pak ke apartment xxx ya" ucap Fino seadanya tapi terdengar masih sopan

"Baiklah" ucap supir taksi tersebut

"Pa, maafin ade, maaf kurang ajar sama papa. Papa orang hebat yang pernah Fino ketemu. Hebat dalam akting hahaha sampe sampe Fino masuk dalam drama yang papa lakukan harus dijadikan sebuah cerita deh pa biar semua orang tau jika papa Fino adalah papa terbaik bukan papa brengsek. Cuma saja papa salah mengambil langkah aku tau papa menikah karena ingin menyiasat teman bisnis papa. Aku gapapa kok tapi aku bakal balas semua nya pa. Aku akan bikin mereka menyesal" batin Fino sambil menatap foto dirinya dan papanya yang diketemuinya terselip di dompet sang papa.

"Fino sayang papa" gumam Fino pelan menatap langit biru yang sedikit kelabu seperti hatinya

"Maaf dek udah sampe" ucap supir taksi itu membuatkan lamunan Fino terhenti seketika dan memberikan uang pada supir taksi itu

"Loh dek saya ga punya uang kecil ini aja baru adek pertama yang numpang untuk hari ini" ucap supir itu

"Gapapa ambil aja saya ikhlas kok, semangat buat kerja untuk anak anak bapak. Saya pergi dulu" ucap Fino yang tak mampu menahan tangisnya

"Pemuda itu baik sekali, tuhan berikan pemuda kebahagiaan dari rautnya saya dapat melihat kesedihan atas ditinggal seseorang" batin supir taksi itu sambil tersenyum tipis menatap Fino yang berjalan secara menunduk

Disini lah Fino, duduk di karpet yang sangat di sukai ya sambil melihat beberapa video yang di paparkan dalam tv nya. Video yang sangat di sukai ya.

"Kini Fino tau pa seberapa berharganya kita memvideokan setiap kebersamaan kita. Rasa kangen Fino hilang sejenak setelah meliat video klip kita semua pa. Maaf, maaf sekali lagi udah bikin papa semakin terpuruk. Sepatutnya papa bahagian bersama Fino mama dan abang tapi yang ada malah papa ninggalin kita semua. Bahagia disana pa. Fino janji bakal jadi anak yang penurut" gumam Fino sambil fokus memutar video seterusnya tanpa sadar jika video yang kini terputar adalah video yang belum pernah di lihatnya

Haii anak papa, jika kamu melihat ini itu berarti papa udah gaada, jadilah pria tangguh, tanggungjawab juga. Yang paling penting jujur jangan pernah berbohong. Anak papa ga boleh sedih. Apa setelah papa pergi baby papa masih ga mau menganggap papa sebagai papa kandung baby? Jika iya gapapa tutup aja video ini. Tapi jika sebaliknya yaa papa cuma mau bilang jangan sedih, tetap yakin jika papa ada disamping kamu. Ngelus rambut baby ketika tidur, ngejailin baby setiap hari, bikin mama ngomel ga berhenti karena kita yang main hujan dan berakhir demam, hahaha papa kangen waktu itu. Yaudah itu aja baby papa ga banyak waktu bentar lagi papa meeting haha meeting sama tuhan hahaha papa sayang Fino"

"Papa!!!! Hiksss nooo hiksss maafin Fino huk, huk, hiksss papa don't leave me hiksss Fino nyesel pa hiksss maaf hiksss i love you too pa" ucap Fino sambil berjalan ke depan tv besar itu yang masih menampilkan wajah senyum papanya

"Fino sayang papa" ucap Fino sambil memegang layar tv yang tepat di pipi papanya itu

"Ya papa juga sayang baby papa" suara itu tak bisa didengar orang apalagi wujudnya hanya angin yang bisa dirasakan kehangatan seperti pelukan seorang hero bagi Fino

"Papa ada di sini? Jika benar Fino pengen bilang papa hebat, Fino sayang papa banget, sayang banget pa hikss maaf Fino nangis salahin air mata Fino gamau berhenti pa hikss maaf hikss Fino ga kuat pa. Kenapa papa yang ninggalin Fino duluan hiksss hiksss Fino belum bisa bahagiakan papa lagi Fino belum berjaya pa Fino ingkar janji ya pa hiksss hikss" tangis Fino terduduk di karpet bulunya itu sambil menundukkan kepalanya

Tak lama terdengar beberapa orang masuk apartment Fino itu dengan langkah yang sangat cepat

"Ya Allah dek!!"

RAFINO 2: [Changes]||•Complete•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang