6

525 53 5
                                    

Jangan lupa vote
Happy reading <3



Seminggu berlalu,
Hubungan Boun dengan Cooheart masih tetap sama, sepasang kekasih. Tapi, akhir-akhir ini ada suatu hal yang menggangu pikiran Boun. Yap! tentang Prem. Semenjak kejadian kemarin, mereka sama sekali tidak pernah bertemu. Entah Prem yang menghindari Boun, atau Boun yang tak peduli dengan keberadaan Prem. Ohm dan Fluke pun tidak pernah menyinggung masalah tersebut, dengan alasan tidak ingin ikut campur.

"Phi..."

"Phi Bounn"

"Phii!"

Cooheart yang tak kunjung mendapatkan perhatian Boun segera mengguncangkan lengan pacarnya itu.

"H-hah?"

"Phi kenapa sih, ngelamun mulu, ada masalah?"

"Engga kok engga, kata siapa" ucap Boun gelagapan.

"Yaudah ini a-a-a-a..." Cooheart segera menyodorkan sesuap es krim. Saat ini mereka memang sedang berada di kedai es krim, menghabiskan waktu bersama.

Boun membuka mulutnya, dan menerima suapan Cooheart.

"Belepotan ini phii" ucap Cooheart sembari mengambil tisu yang sudah ia siapkan tadi, dan mengusap pipi Boun yang terkena es krim.

"Gemesnya pacarku, sini gantian" giliran Boun menyodorkan sesuap es krim ke mulut Cooheart.

"Enak?" tanya Boun yang langsung mendapat anggukan dari Cooheart.





Boun memasuki kamarnya, merebahkan tubuhnya di kasur yg empuk. Tubuhnya lelah setelah seharian berpergian dengan Cooheart.

"Kok gua tiba-tiba kangen Pao" ucap Boun lirih. Tanpa pikir panjang ia langsung mengambil hpnya dan menelepon Prem.

Pip...

"Kenapa sih, kenapa ngilangg?!" Boun mengacak-acak rambutnya frustasi karena teleponnya tak kunjung di angkat oleh Prem. Karena tak sabar ia akhirnya menutup telepon tersebut.

"Gua salah ya?"

"Gua salah jadian sama Cooheart?"

"Salahnya yang mana anjing"

lagi-lagi hanya pertanyaan itu yang keluar dari mulutnya.


Saat sedang asik dengan pikirannya, tiba-tiba ponsel Boun bergetar.

Drrt

Drtt

Boun mengambil ponselnya, saat melihat notifikasi ternyata itu dari Prem, dengan cepat ia langsung membalasnya.

______________________________________

Paopaoo

: knp tlpn?

lu kemana sih? :
gua kangen lu :

: ck, g pntng
______________________________________

Boun memanfaatkan waktu Prem yang sedang 'online' jadi dia langsung meneleponnya.

"Lu kenapa? kenapa jadi gini?"

[gua kenapa?]

"Lu ngehindar dari gua?"

[Menurut lu gimana?]

"Paoo"

[Udah ya, jangan hubungin gua lagi, gua tutup]

"EH BENTARR"
"Lu kenapa? jangan hindari gua gini"

[Gua ga kenapa-kenapa]

"Bohong"

[Lu paham ga sih? g-gua, gua suka sama lu anjing! gua sakit liat lu sama yang lain, tapi balik ke awal gua bukan siapa-siapa lu, di awal masih bisa gua terima, tapi makin kesini ga bisa, sakit anjing]

Tut..

Tut...

Telepon ditutup sepihak.

Boun berusaha mencerna perkataan Prem barusan. Jujur ia tidak tahu perasaannya terhadap Prem, ia tak ingin berjauhan dengan Prem, apa lagi membuatnya menangis. Tapi di sisi lain, ia sudah memiliki Cooheart yang statusnya sekarang adalah kekasih Boun.

Ia tak tahu harus mempertahankan Cooheart, atau mengejar Prem.

~~~

Di waktu yang sama,
Prem tak kuasa menahan tangisnya, ia menumpahkan semua air matanya di bantal. Tak peduli dengan bantalnya yang mulai basah. Fluke dan Sammy yang juga ada di rumahnya hanya bisa menghibur, tak tahu akan berhasil atau tidak.

"Udah lah Prem, yang lain masih banyak, diluar sana pasti ada yang bener-bener sayang sama lu kok" ucap Fluke berusaha menenangkan.

"Nah bener tuh, ntar kita cari cogan sama-sama Prem, siapa tau ada yang kecantol" sambung Sammy.

"Modelan lu gemesin gitu, cepet dapet nih, gua kok lama ye dapetnya, udah cantik-cantik begini, ga adil" lanjutnya dengan bergaya menirukan model.

"Udah deh Sam, jangan curcol"

"Eh iya maap" mereka tertawa bersama. Prem sedikit terhibur keberadaan ketiga temannya itu, meskipun masalah tentang Boun belum benar-benar hilang dari pikirannya.

"Udah Prem, jangan nangis lagi, liat noh muka lu merah semua" Fluke memberitahu Prem sambil menyodorkan tisu untuk mengelap air matanya.

"Lagian lu udah tau p'Boun orangnya begitu, malah baper" Sammy tiba-tiba mencibir Prem. Sedangkan Prem membalas perkataan Sammy hanya dengan senyuman.

Prem sadar akan kesalahannya, tapi bagaimana lagi, perasaannya sudah terlanjur jauh pada Boun.

Tbc

Best Couple - BounpremTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang