Maap lamaa:"
Happy reading-!!Beberapa minggu berlalu, keadaan Boun membaik, tentu juga karena Prem yang merawat hingga menginap beberapa hari di rumahnya. Ia sudah muak dengan tingkah Boun saat sakit, entah yang manja, kekanak-kanakan dan lain-lain. Seperti mengurus bayi besar!
"Sekolah sono, bolos mulu" ucap Prem dengan menghentikan aktivitasnya.
"Masih sakit ini" jawab Boun dengan berjalan seolah pincang. Padahal sedari tadi Boun sudah bisa pecicilan. Kemudian ia berjalan menghampiri Prem yang sedang duduk mengerjakan tugas rumahnya.
"Asik amat, padahal dulu baru bentar aja udah cape"
"sekarang rajin gua ya, ga kayak elu bolos mulu" Prem memberikan tatapan tajam pada lelaki didepannya itu.
"Besok gua sekolah Paoo, pada kangen kehadiran Boun di sekolah nih" ucap Boun sambil memainkan rambutnya.
"Pede" Prem kembali mengerjakan tugasnya, percuma ia meladeni ucapan Boun, tak ada habisnya.
·
Beberapa menit kemudian, benar saja kata Boun, otak Prem mulai panas.
"PHI BOUNNN!" teriak Prem. Boun yang mendengar teriakan Prem langsung berlari menghampiri pujaan hatinya, takut terjadi sesuatu.
"Apa? Kenapa? Ada apa?!"
"Bantuinnnn" Prem nampak kacau, garis bibir Prem turun kebawah dengan rambutnya yang acak-acakan. Lain lagi dimata Boun, Prem malah terlihat gemas.
"Mana-mana soalnya?" ucap Boun sambil terkekeh. Prem menyodorkan bukunya. Boun membaca soal satu persatu dengan teliti. Jangan salah, meskipun Boun sudah berminggu-minggu tak masuk kelas, tapi otaknya encer, mudah saja baginya menjawab soal adik kelasnya.
Setelah membaca soalnya, Boun mengajari Prem dengan sabar. Entah kenapa bagi Prem, jika gurunya Boun ia merasa lebih mudah paham. Jadi tak butuh waktu lama, Prem akhirnya paham.
"Btw, bayaran masih berlaku" ucap Boun mengingatkan.
"Mau dibayar apa?"
"Kiss" Boun tersenyum.
Raut wajah Prem yang awalnya ceria, kembali muram. "Ogah ya" Prem segera membereskan buku-bukunya dan menjauh dari Boun.
Set
Boun memegang kaki Prem erat, mambuatnya terhenti seketika. "Sekalii aja" ucap Boun memelas.
"Gamau!" tegas Prem.
"Yaudah deh" Boun melepaskan pegangan pada kaki Prem.
"Tumben bon cabe ga maksa" batin Prem.
"Oh ya, lu udah boleh pulang. Besok gua mau sekolah"
"Berasa dokter yang ngebolehin pasiennya pulang ya" ucap Prem. "Yaudah kalo gitu gua langsung mau balik aja" Prem mengambil tasnya, kemudian berpamitan kepada ibu Boun dan berjalan keluar rumah, Boun dibelakangnya mengikuti langkah Prem.
Boun menarik lengan Prem yang hendak keluar rumah.
"Makasih ya" ucap Boun.
Prem berbalik menatap lawan bicaranya. "Iya sama-sama". Hening di antara mereka, hanya tatapan yang saling beradu. Tiba-tiba...
Chuu~
Bibir Boun menempel pas pada bibir Prem.
"Kenyal" satu kata yang ada di pikiran Boun sekarang.
Sedangkan Prem, kaget! Wajahnya memanas, ia membelalakkan matanya, tak menyangka Boun berani melakukan itu. Sebelum Boun bertindak lebih jauh, Prem segera mendorong tubuh Boun pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Couple - Bounprem
Teen FictionIkhlaskan? Atau bertahan? bounprem . . . lapak bxb HOMOPHOBIC JAUH" #1 - bounprem