4

585 55 3
                                    

Ujian telah selesai, sekolah diliburkan. Banyak siswa siswi yang senang dengan hasil ujiannya, tetapi tak sedikit juga yang sedih karena hasil tidak memuaskan. Di hari terakhir sekolah, saat sudah banyak siswa siswi yang pulang, Boun menghampiri Prem yang akan pulang ke rumahnya, ia berencana memberikan hadiah kepada Prem.

"Pao!" panggil Boun dengan setengah berlari.

"Ya?" Prem membalikkan tubuhnya.

"Nih, buat lu" Boun menyodorkan kotak berwarna hitam yang diatasnya tertulis jelas nama Prem.

"Apa ini?"

"Buka aja, tapi nanti. Itung-itung jadi hadiah buat lu karena nilai lu bagus"

"Oiii, baik sekali phi-ku ini" ucap Prem dengan tersenyum lebar. Ia mendekat ke arah Boun dan ...

Cup!

Prem mendaratkan bibirnya ke pipi kiri Boun

"Itung-itung sebagai tanda makasih udah ngajarin gua" Prem langsung tersenyum dan segera berlari menjauhi Boun, ia tidak mau muka merah karena malunya dilihat oleh Boun. Sedangkan Boun masih terpaku karena perbuatan Prem, ia berulang kali mengusap-usap pipinya.

Dari kejauhan tampak sepasang kekasih mengamati mereka berdua.

"Berasa dunia milik berdua, yang lain ngontrak" ucap Ohm sedikit kesal pada Fluke.

"Udah phi, jangan iri" Fluke mengusap-usap punggung Ohm.

"Ga iri, kalo gini" Ohm menangkup pipi Fluke dan menatapnya. Beberapa detik saling bertatapan, Ohm menghujani muka Fluke dengan ciuman kecil. Fluke hanya bisa tertawa menahan geli dari perbuatan Ohm.

Iya, sama aja mereka bucin gatau tempat.

~~~

Prem tiba di rumahnya, ia sangat penasaran dengan kotak yang diberikan dari Boun. Setelah masuk kamarnya, ia segera membuka kotak tersebut. Ternyata isinya kalung, kalung itu couple dengan Boun, ia tau karena saat tadi Boun memberikan kotak itu, Prem sekilas melihat kalung yang dipakai Boun sama persis dengan yang ada di dalam kotak.

Ia memakainya dan melihat pantulan kalung yang dipakainya di cermin.

"Gua beneran suka sama bon cabe ya? apa ini barang buat nyogok gua? eh, ya ga mungkin" Prem sibuk memikirkan perasaannya terhadap Boun. Ia merasa sekarang ini nyaman jika berada di dekatnya, kemudian ia membenarkan perkataan Fluke tentang apa yang dirasakan saat suka kepada seseorang.

"Apa gua ke rumahnya aja kali ya?" tiba-tiba Prem berpikir seperti itu.

Akhirnya Prem memutuskan untuk pergi ke rumah Boun, tak lupa memakai kalung pemberiannya. Ia tidak perlu izin karena sebelumnya sudah diizinkan oleh ibu Boun untuk main kerumahnya, lagi pula untuk beberapa hari ini orang tua Boun tidak dirumah, jadi santai saja. Prem berangkat dengan mengenakan hoodie ungunya, ia juga membawa makanan dari rumah untuk diberikan kepada Boun.

Prem berpamitan dengan ibunya dan segera menyalakan kendaraannya menuju rumah Boun. Karena merasa ada yang kurang, ia mampir ke mini market.

"Au? Prem? tumben ga sama p'Boun" Sammy yang kebetulan juga ada di sana langsung menghampirinya.

"P'Boun aja terus" Prem mencibir. Sammy hanya tertawa.

"Mau beli apaan?"

"Biasalah, stok lays" jawab Prem singkat. Setelah membayar di kasir, Prem segera keluar dan menuju rumah Boun.

·

Sampai di sana, bukannya ia disambut hangat, melainkan ia disuguhi oleh pemandangan dua orang yang tengah berpelukan mesra.

"Phi...B-boun?"

Siapa lagi jika bukan si pemilik rumah, Boun. Dan satunya? Prem yakin itu adalah anak baru yang ia maksud kemarin.

"Sayang phii naa~" kalimat yang berhasil membuat mata Prem berkaca-kaca.

Deg!

Apa ini?

Apa maksudnya?

Selama ini?

Prem hampir menangis, tapi berusaha ia tahan, ia memilih untuk langsung pulang, tak mau keberadaannya dilihat oleh Boun. Selama perjalanan menuju rumahnya, perasaan Prem campur aduk, antara sedih, kecewa atau marah.

Di kamar ia menangis, meluapkan semua emosinya. Ia memikirkan hari-harinya saat bersama Boun. Ia pikir ia satu-satunya, ternyata salah satunya.

"Jadi yang gua liat kemarin bener ya? bodoh banget sih lu Prem"

*Flashback on

Prem yang sudah diparkiran ingin pulang, harus kembali ke kelas, ternyata ada barang yang tertinggal. Saat menuju kelas, ia melihat Boun yang sedang menggoda salah satu siswa baru. Entah apa yang mereka bicarakan, ia hanya mendengar suaranya samar-samar.

"Tadi aku hapalin bacaan aku ngadep keatas, tau ga kenapa?"

"Kenapa?"

"Soalnya kalau tutup mata yang kebayang kamu mulu" itu salah satu gombalan yang didengar Prem, entah dengan gombalan yang lain.

Ia mendengar gelak tawa dari mulut Boun. Sungguh, sangat salah jika sudah masuk di jebakan buaya, tapi kali ini Prem terlanjur terjerumus.

Prem berusaha tidak peduli, karena ia sadar ia bukan siapa-siapa bagi Boun.

*Flashback off

"BODOHHH" Prem berkali-kali mengumpati dirinya sendiri.

Tiba-tiba ia teringat dengan kalung yang di pakainya, ia mengamati kalung itu, berharap jika Boun hadir memang untuk dirinya.

Prem kembali terisak, tak tahu apa yang harus ia lakukan sekarang. Harus menghapus perasaannya terhadap Boun? atau tetap bertahan? ia berpikir percuma saja bertahan, jika sekarang dia sudah bahagia dengan yang lain. Yang ia inginkan sekarang hanya berdiam diri di kamar, tanpa mau diganggu.

Tbc




Best Couple - BounpremTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang