8

539 47 2
                                    

Seperti biasa vote jangan lupa, komen juga sabi
Happy reading–!!





"Mau berapa banyak?"

"Emm, 3 boleh?" ucap Prem dengan menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal. Lelaki di depannya hanya mengangguk diikuti senyumnya yang manis.

Hari itu, Prem sedang bersama Kao di mall untuk membeli camilan dan sekedar berjalan-jalan, camilannya? apalagi jika bukan lays. Kenapa Prem bisa bersama Kao? tentu karena temannya. Hari sebelumnya, Sammy menjalankan rencananya, berburu cogan. Terdengar sangat konyol, tapi entah kenapa ia berhasil di misi tersebut.

Selesai membayar laysnya, mereka lanjut untuk memutari mall tersebut. Prem melihat sekitar sambil memakan laysnya, dari kejauhan tampak seseorang yang Prem kenali sedang berjalan sendirian. Ia menyipitkan matanya, berusaha melihat orang itu dengan jelas.

"Hah? gua ga salah liat?" ucap Prem dalam hati sambil mengucek matanya.

"Anjir, bener dia? gua harus gimana, plis jangan sekarang, waktunya ga tepat!" Prem berdoa dalam hati dengan menundukkan kepalanya.

"Prem? Kenapa?" tanya Kao yang menyadari jika ada yang salah dari orang disampingnya itu.

Sret

Prem menghentikan langkah Kao dengan tiba-tiba. "Phi, puter balik aja yok" ucap Prem langsung menarik tangan Kao dan menyeretnya ke arah yang berlawanan. Kao yang dibuat bingung karena ulah Prem, kembali menarik tangannya.

"Kenapa?" tanya Kao dengan raut wajah tak mengerti.

"Emm, anu, apa tuh, emm... tadi ada titan" ya, Prem saat panik tak bisa mengontrol perkataannya. Kao yang mendengar alasan Prem hanya bisa tertawa dan mencubiti pipi Prem gemas.

Tiba-tiba...

Plak

Tangan Kao ditepis kasar oleh seseorang yang baru tiba, Boun.

"Jangan sentuh, pacar gua!" ucapnya kemudian, Kao mengernyitkan dahinya.

"Lu apa-apaan hah?!" Prem yang  tak bisa menahan emosinya, langsung meneriaki Boun. Kemudian ia mengambil tangan Kao dan mengusapnya. "Phi gapapa?" tanyanya kemudian.

"Iya gapapa" jawab Kao santai.

Sret

Tangan Prem diambil alih oleh Boun, ia menggenggam tangannya."Pao, gua mau ngomong" ucap Boun dengan nada memelas.

Kali ini Prem yang menepis kasar tangan Boun. "Jauhin gua!" persetan dengan posisinya saat ini di mall, Prem sudah tak bisa menahan emosinya. Segera ia menarik tangan Kao dan mengajaknya pulang, meninggalkan Boun sendirian.

~~~

"Hey, lu gapapa Prem?" Kao bertanya dengan lembut sembari menghapus air mata Prem yang berjatuhan.

Memorinya kembali terulang, dimana Boun yang memperlakukannya dengan sangat manis, hingga ia yang ditinggalkan begitu saja. Sudah sepuluh menit lebih Prem menangis dihadapan Kao, tak peduli pada matanya yang mulai sembab. Dengan sesenggukan Prem berusaha menjawab pertanyaan Kao.

"Udah, gausah dipaksain" sebenarnya Kao penasaran mengenai siapa orang tadi, tapi melihat kondisi Prem saat ini, ia tak tega.

"Sekarang pulang ya?" tanya Kao diikuti anggukan Prem.

·

Diperjalanan tak ada percakapan sama sekali, Prem hanya menatap jalanan dari jendela mobil masih dengan raut wajah sedih. Kao juga tidak ingin bertanya apapun, ia membiarkan Prem agar tenang terlebih dahulu.

"Kok gua nangis lagi anjir"

"Ga guna bgt gua nangis"

"Nangisin dia buat apa?"

"Prem"

"Harusnya gua gampar aja wajahnya"

"Prem?"

"Dateng di kehidupan gua tanpa permisi, trus pergi seenaknya"

"Kenapa harus ket–"

"Premm?!" Kao mengguncang tubuh pria berpipi gembil itu yang sedari tadi terlihat murung. "Udah sampe rumah" ucapnya kemudian.

"Oh! Iya phi makasih" buru-buru Prem turun dari mobil, tapi tangannya ditahan oleh Kao.

"Lu beneran gapapa?"

"Iya gapapa, sans" ucap Prem dengan senyum terpaksa, baru ia masuk ke rumahnya langsung menuju kamar.

Di kamar, ia merebahkan tubuhnya di kasur, menatap kosong langit-langit kamar. Kemudian ia bermain game sebentar, berharap melupakan masalah tadi.




Tok...tok..

Ceklek

"PREM LU KENAPA?!" tanya Sammy tiba-tiba terlihat dibelakangnya ada Fluke, raut wajah mereka sama-sama panik.

"Tadi Sammy dikasih tau sama p'Kao kalo lu nangis" jelas Fluke yang sudah duduk di samping Prem. "Lu kenapa emang?"

"Tadi gua ketemu p'Boun" ucap Prem dengan menatap keduanya.

"HAH? KOK BISA? DUNIA MEMANG SEMPIT YA!"

"Sam, bisa jangan teriak-teriak?" Fluke sangat sabar menghadapi temannya yang satu itu.

"Oh iya maap, jadi kok bisa ketemu?"

"Gua juga ga ngerti, kan tadi lagi jalan sama p'Kao, terus tiba-tiba dia main pukul tangan p'Kao, ya gua marah lah, trus dia pegang tangan gua katanya pengen ngomong, keburu emosi, gua tinggalin aja, takut p'Kao salah paham" Prem menjelaskan dengan panjang lebar. Sedangkan mereka hanya menyimak.

"Kok ga sadar diri sih, ga sadar kalo udah nyakitin apa gimana?" Sammy sedikit emosi.

"Udah, jangan julid Sam. Lu besok-besok kalo ketemu lu harus kuat, jangan nangis lagi" nasehat Fluke pada Prem, ia mengangguk.

 Lu besok-besok kalo ketemu lu harus kuat, jangan nangis lagi" nasehat Fluke pada Prem, ia mengangguk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kao Nopakkao

- kalem
- perhatian

Best Couple - BounpremTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang