Bagian dua puluh enam

27.6K 1.6K 43
                                    

Halo!!!!

Udah 13k lebih yang baca. Ya Allah aku seneng banget:" . Terimakasih❤

Terimakasih juga untuk kalian yang udah vote dan support😘

Sebelum membaca, vote terlebih dahulu🤗

Boleh kan minta vote-nya?:)
.
.
.
.
.

Happy reading❤

•••••

"Apa perlakuan gue selama ini kurang membuktikan perasaan gue, Caluella Putri?"

"Hah?" Tanya Ella bingung, perasaan? Perasaan apa?

Melihat Ella yang terlihat bingung dihadapannya, membuat Ellard mengerti bahwa gadis ini tidak paham akan perlakuan baiknya yang tidak pernah dia tunjukkan sebelumnya. Ellard bimbang, haruskah dia memberi tahu Ella hari ini?. Apa ini waktu yang tepat untuk mengungkapkan perasaannya?. Tapi, bagaimana dengan rencana yang sudah dia susun dengan sempurna?. Ah tidak, Ellard tidak akan merusak planning-nya.

"Lupain. Lo gobloknya keterlaluan." Ucap Ellard dengan jengah. Percuma memberi sinyal kepada gadis lemot seperti Ella. Kadang, dia bingung. Ella pintar di bidang pendidikan, tapi bodoh di bidang percintaan. Ellard hanya bisa menerima dan bersabar akan sikap gadis polos bin lemot seperti Ella. Jika saja dia tidak mencintainya, maka Ella akan dia hilangkan dari muka bumi.

Lain halnya dengan Ellard yang sedang kesal. Ella tidak begitu memikirkan perkataan Ellard dan hinaan yang lelaki itu lontarkan. Dia sudah terbiasa dengan hinaan Ellard. Ella justru tengah memikirkan smoothies strawberry kesukaannya. Dia menginginkan minuman itu sekarang.

"El." Panggil Ella dengan sedikit merengek sembari menarik-narik jari kelingking Ellard.

"Apa?!" Sahut Ellard sewot. Dirinya benar-benar gemas dengan perilaku Ella. Bisa-bisanya Ella tidak paham akan perasaannya. Iya Ellard gemas, gemas pengen nabok.

"Ih, kok kamu ngegas." Gerutunya.

Ellard menghela nafas pelan. Dia harus bersabar karena Ella sedang sakit. Di tambah, dia tidak ingin menyakiti gadisnya.

Alih-alih marah, Ellard lebih memilih menggenggam tangan kiri Ella yang tidak di infus. "Mau apa?" Tanyanya dengan lembut.

"Mau smoothies strawberry." Pintanya dengan wajah polosnya.

"Smoothies?" Tanya Ellard tak percaya.

Ella mengangguk dengan semangat. Jangan lupakan raut wajah menggemaskan yang dia tampilkan, membuat Ellard tidak bisa menolak keinginannya.

"Ya udah, gue—"

Brak!!!!!

"Noah in your areahhhhh!!!"

Kalimat yang akan Ellard ucapkan terpotong oleh suara menggelar Noah yang memekakkan telinga. Noah tidak datang sendiri, melainkan bersama Steven, Niko dan Arga. Mereka bertiga sudah duduk terlebih dahulu. Sedangkan Noah sibuk berlenggak lenggok layaknya model.

Ellard menatap Noah dengan tajam karena sudah berani memotong perkataannya. Selain itu, kehadiran ke-empat temannya itu cukup mengganggu baginya. Arga yang terlebih dahulu menyadari tatapan Ellard, dengan spontan menarik lengan Noah untuk duduk di sofa sebelahnya. Dia menarik tepat di lengan Noah yang kemarin ditembak oleh Ellard.

Noah menjerit kesakitan merasakan luka tembaknya diremas oleh Arga. "ADOI!!! Sakit Arganjing! Tangan gue baru aja kemaren dijahit. Kalau sampe jahitannya lepas, gue jahit hidung lo. Biar nggak bisa napas terus meninggoy. Hahahaha." Omel Noah dan diakhiri tawa yang menggelar.

LOVE BUT PRESTIGE [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang