2. Bukan manusia?

128 76 4
                                    

"Ngapain sih ngeladenin orang kaya gitu, makan tenaga aja," ujar El yang sedang mengompres lebam di sudut bibir Al.

"Kan gue mau nolongin elo."

"Gue gaperlu ditolongin sama lo!"

“Orang tuh kalo ditolongin bilang terimakasih!”

“Emang gue minta?”

“Enggak.”

“Terus?”

“Udah kewajiban gue sebagai calon iman. Ya nggak El?” Al menaik turunkan satu alisnya membuat El bergidik ngeri.

“Buaya lo!” ujar El lalu menekan-nekan kompresannya dengan lumayan kencang.

"Awww awww akhh sakit El!" Al memandang kesal El yang sedang tersenyum bagai setan. El yang merasa ada yang memperhatikannya, ia pun mendongak menatap balik sepasang mata yang lumayan dekat dengannya. Tatapan mereka bertemu selama beberapa detik. Keheningan pun mengelilingi keduanya, serasa dunia berhenti sejenak sebagai kesempatan untuk melihat tatapan mereka yang begitu lekat.

Al mengedipkan satu matanya lalu berkata, "gue ganteng kan El.”

El pun tersadar dan langsung mengalihkan pandangannya. "Hidih! Ganteng darimana hah? Yang ada kayak gembel!!"

"Rambut, seragam, apalagi muka lo tuh kayak gembel, ga keurus!" ujar El seraya melihat Al dari atas sampe bawah.

"Rapihin dong El." Al mengarahkan tangannya pada dasi yang melingkari kedua bahunya.

"Males. Emang gue emak lo."

"Kalo gue dihukum?"

"Ya bodoamat, bukan urusan gue!"

“Deket sama lo bikin gue ngegas mulu! Gue masuk kelas deh. Byee!”
lalu El pergi meninggalkan Al
Al menghela napas menatap kepergian El lalu menggeleng- gelengkan kepala nya “Ck ck ck” setelahnya Al terkekeh.

*****

Bel berbunyi dengan sangat kencang menggema ke seluruh penjuru SMA Abdi Bangsa, murid-murid pun bergegas pergi ke parkiran untuk mengambil kendaraannya.

"El gue duluan ya, bye!" Vellyn melambaikakan tangannya ke El lalu pergi meninggalkan El seorang diri di halte. Bukannya dia tega meninggal kan El sendirian, tapi El yang memaksanya agar dia pulang lebih dulu.

Sudah sepuluh menit berlalu, El masih menunggu di halte. Tidak ada satupun angkutan umum yang lewat. Lalu El dengan terpaksa jalan kaki untuk pulang ke rumahnya.

El mendengar suara deru motor berhenti tepat di belakangnya. Ia pun menoleh ke belakang.
Begitu melihat siapa orang tersebut, El berdecak lalu melanjutkan perjalanannya kembali.

“Eh, El! El!” kata Al dengan berusaha mensejajarkan motornya dengan langkah El.

“Gue lagi baik nih. Mau gue anter pulang gak?”

“Gak,” jawab El ketus.

“Bener??” Al mencoba merayu El. Namun El tetap tidak menggubrisnya.

“Kata temen-temen gue, kemarin ada bencong di perapatan gang?”

Mendengar perkataan Al, El sontak menghentikan langkahnya dan menoleh kearahnya.

“Yaudah deh kalau gak mau. Biar aja situ di rebutin sama bencong. Kira-kira ada 5 lah katanya,” ucap Al semakin menjadi-jadi.

“Byee Elqueen!” Al bersiap untuk menancapkan gas nya.

Senyum Al terbit ketika melihat kaca spion yang menampakkan El dengan wajah panik.

AL & EL || On Going (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang