9. Bantuan

57 51 3
                                    

Sesampainya di kelas. El buru- buru mengeluarkan buku tulisnya untuk mengerjakan tugas yang seharusnya dikerjakan di rumah.

El memain-mainkan pulpen nya dengan alis bertaut dan pandangan resah ke buku tulisnya.

"Argghhh! Rumusnya gimana sih?! Kok salah terus dari tadi!" teriak El frustasi. Sedari tadi ia mengulang-ulang cara hitungnya. Ya, ini pelajaran matematika. Pelajaran yang El tidak bisa tangani sendirian. Sebab itu juga El terpaksa harus masuk ke IPS. El pikir matematika hanya ada di kelas IPA, namun ternyata IPS juga masih ada walaupun tidak mendominasi.
Tapi tetap saja, El tidak bisa! El mengaku jika dirinya bodoh!

El pun kembali mencoret-coret angka di bukunya dengan perasaan kesal yang sudah di ubun-ubun.

Suara deheman ciri khas milik cowok terdengar di sampingnya. Membuatnya berhenti menghitung dan mendongak ke seorang cowok tersebut.

"Apa lo?" ketus El.

Ternyata orang itu ialah Al. Musuh bebuyutannya di sekolah.

"Butuh bantuan?" tanya Al sambil mengadahkan tangannya.

El hanya bisa menggigit bibir, kebingungan.

"Emm G-gak butuh! Udah sana pergi," ucap El sambil mendorong tangan Al dari pandangannya.

"Ck. Gausah malu-malu badak deh lo. Siniin." Al berdecak lalu segera mengambil buku El dan mengutak- atiknya. El pun hanya bisa menghela napas.

Tidak lama berkutat dengan buku tulis milik El, Al pun mengembalikan bukunya ke meja El.

"Nih selesai."

"Bener lo? Gak ngasal kan lo jawabnya?" tanya El yang sedang melihat-lihat buku tugasnya.

"Gini, gini juga gue pinter kali. Emangnya lo?" Al melipat kedua tangannya dengan tampang yang sombong.

"Ya in. Awas aja kalo salah semua!"

"Oke! Kita liat nanti. Kalo bener semua, lo harus turutin permintaan gue. Kalo ada yang salah, satu nomor pun. Gue yang turutin mau lo," ucap Al yang membuat ide cemerlang langsung terlintas di benak El.

"Salah satu nomor pun?"

"Iya" jawab Al santai.

"Deal?" Al menngulurkan tangannya sambil menampakkan senyum smirknya.

"Deal!" tanpa berpikir El langsung membalas uluran tangannya. Keduanya pun saling pandang dengan senyum smirk.

*****

Istirahat pun tiba. Murid di kelas XII IPS 3 sudah pada berkeliaran ke kantin menyisakan Vellyn yang masih menarik-narik El agar segera ke kantin.

"Ayo Elll. Ke kantin buru! Gue laper tau," ajaknya, tetapi El masih tetap duduk dibangkunya.

"Gue gak ke kantin dulu hari ini Vel," ucap El. Namun, pandangannya seperti orang yang sedang ketakutan.

"Kenapa sihh? Biasanya lo semangat banget kalo istirahat."

"Lo puasa, hah?" El menggeleng.

"Udah lo aja sana ke kantin." El mendorong tubuh Vellyn.

"El! Ayo dong. Gue laper tau, pagi gue gak sarapan. Lo mau gue pingsan disini?!" Vellyn berkacak pinggang.

"Ekhem!" Suara deheman di ambang pintu kelas membuat mereka menoleh kearahnya. El pun membulatkan matanya saat matanya menangkap Al yang bersender di pintu tersebut.

AL & EL || On Going (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang