18. Doubble!

41 38 1
                                    

Vote dulu vren!!! Maksa.

Jangan jadi sider!

Seenggaknya vote aja cukup kok!

###

"Mantan gue, puas?!" jawab El lantang.

"Mantan?!!" pekik Al, terkejut bukan main.

"Sejak kapan lo pacaran sama dia. Dari dulu telinga gue gak pernah sedikitpun denger berita kalo lo sama Zenno pacaran?" tanya Al, heran.

El hanya menggendikkan bahunya, acuh tak acuh.

Al menghembuskan napasnya.

"Gak ada niatan mau balikan, kan?" tanya Al dengan hati-hati.

"Enggak lah. Ogah banget balikan sama dia"

Al menghembuskan napasnya.

"Syukurlah...."

El mengerutkan keningnya, "Emang kenapa, kok lo nanya itu?"

"Jadinya kan gue gak ada saingan buat dapetin lo" Al tersenyum lebar.

Dengan perlahan Al menggengam tangan El dan mengangkatnya. El memberontak namun Al mencengkram kuat pergelangan tangannya.

Cup

Tubuh El membeku seketika. Pipinya juga terasa panas. Mulutnya ingin teriak tapi tidak bisa.
Tiba-tiba saja Al mencium telapak tangannya.

"Lo wangi, gue suka" ucap Al membuat El merinding.

"Ihhh! Lepas—"

Tak sampai disitu, Al mengarahkan telapak tangan El yang habis di ciumnya itu, menempel ke pipi El.

Double kill!

El tambah terkejut atas sikap Al yang sangat di luar dugaan. Entah kenapa jantung El berdetak tak wajar seperti biasanya.

Al tersenyum melihat raut wajah El yang menggemaskan menurutnya.

"Pipi lo merah tuhh," bisik Al pada telinga El. Membuat El tersadarkan dan menatap Al marah.

"Lo apa-apaan si—"

"Mmmm!!" El memberontak saat Al mencubit kedua pipinya dan menguyel-uyel pipinya.

"Lo gemesin tau gaa.”

El berusaha melepaskan kedua tangan Al. Namun nihil, tangan Al sekarang malah semakin mengacak-acak pipinya.

"Lwepaasiin!"

Al tertawa pelan.

"Iya kanjeng ratu, iyaa. Kasian banget sih pipinya sampe merah gitu. Pasti sakit ya?" tangan Al melepaskan pipinya lalu beralih mengacak-acak rambut El.

Bukan sakit sih lebih tepatnya, tapi....

"Sakit lah bego!"

"Husttt omongannya gak boleh kasar." Al menutup mulut El dengan telunjuknya.

El dengan cepat menepis telunjuk Al.

"Udah ah sana lo balik!" usir El.

"Lo ngusir?" ucap Al tak terima.

"Iya. Gue ngusir lo pergi dari rumah gue, kenapa hah?!" El berkacak pinggang.

"Kangen awas lo! Bodoamat lo mau nangis kejer situ, gue gak akan angkat telfon lo!" ujar Al, terlalu percaya diri.

"Huekk najis! Gue gak pernah ya telfon lo, sekalipun. Yang ada elo tuh. Nelfonin gue beberapa kali sampe mampus!"

Al tertohok. Semua yang di ucapkan El memang benar.

AL & EL || On Going (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang