10. Kangen

58 49 1
                                    

Saat ini El berada di depan gerbang sekolah, sedang menunggu pak Toni yang menjemputnya.

El menunggunya sambil melumat es krim di satu genggam tangan yang sebelumnya ia beli.

Tiba-tiba saja muncul sebuah motor yang berhenti tepat disampingnya.

El pun menyudutkan iris matanya dalam sekajap guna melihat penumpangnya. Lalu kembali melumat es krim nya dengan santai dan nikmat.

Al yang merasa tidak di anggap lantas melepaskan helmnya, dan menaruh di depannya, dijadikan sebangai tumpuan tangannya.

"Ngapain?" tanya Al namun tidak ada jawaban dari El. Seakan-akan El menulikan pendengarannya.

"Naik," suruh Al.

El menolehkan kepalanya ke kana lalu ke kiri. Kemudian menggendikkan bahunya, acuh tak acuh.

Al yang di buat kesal karena tidak meladeninya, langsung mengambil paksa es krim dari genggaman El yang tersisa sedikit lalu melahapnya.

"SETAANN!!" hardik El.

"Eemmm... Enak banget ya es krimnya. Sampai-sampai budeg telinga lo?!" balas Al yang sudah menghabiskan es krimnya.

El hanya memutar bola matanya, malas.

"Cepet naik! Keburu hujan." Al memandang langit yang bermunculan awan hitam.

"Ck. Ayo, nanti lo kehujanan," decak Al.

Tepat saat itu juga mobil jemputan El sudah datang di samping Al yang membelakanginya. El menghela napas lega.

"Elo yang kehujanan bukan gue," ucap El membuat Al mengerutkan kening.

"Sana pulang keburu hujan, gue duluan. Bye!!!" final El lalu melangkah menuju mobilnya. Menjulurkan lidahnya sebelum masuk ke mobilnya.

"Anjj!"

*****

Benar saja apa yang El katakan.
Al kehujanan. Seluruh pakaian yang di kenakannya basah akibat hujan yang begitu deras.

Di tengah perjalanan, tiba-tiba Al merasa kepalanya pusing.
Al pun mempejam-pejamkan matanya guna meredakan pusingnya.

Ciitttt

Al yang hampir saja menabrak kucing hitam yang melintas jalanannya, terjatuh ke samping.

Tubuhnya terbanting ke aspal jalanan dan kepalanya terbentur ke pembatas jalanan. Untung saja Al memakai helm, kalau tidak... Ah sudahlah, lupakan!

"Arghh!" erang Al yang merasa sakit pada sikutnya. Sudah di pastikan ada memar disana.

Seorang pemulung yang melihat kejadian itu pun langsung menghampirinya.
Mengangkat motornya dan membantu membangkitkan Al.

"Terimakasih pak."

"Iya nak. Lain kali kalo bawa motor hati-hati," pesannya, diangguki oleh Al.

"Bapak lanjutin pekerjaan bapak dulu ya," ucapnya lalu membalikkan badan untuk melangkah kan kakinya.

"Pak, pak," panggil Al membuat sang pemulung berbalik badan menghadap Al.

"Eee- bapak udah makan?" tanya Al.

"Kebetulan belum nak. Ini aja bapak belum setoran," jawabnya sambil tersenyum.

AL & EL || On Going (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang