6. Album

73 60 4
                                    

Pulang sekolah, Vellyn langsung main ke rumah El, juga untuk mengerjakan tugasnya yang Vellyn tidak bisa kerjakan sendiri.

Sebelum ke rumah El, mereka memutuskan untuk membeli cemilan terlebih dahulu. Rasanya ada yang kurang jika berkumpul, tapi tidak ada makanan atau cemilan.

Kini keduanya sudah berada di rumah El. El pun membuat minum terlebih dahulu, dan masuk ke dalam kamarnya. Iyaapp, mereka biasa main didalam kamar El. Jaga-jaga saja, supaya tidak ada yang dengar kalau mereka tiba-tiba membicarakan hal yang menurut mereka penting dan privasi.

"Minuman dateng nyonya," ucap El sambil menaruh nampan yang berisi 2 gelas es jeruk dihadapan Vellyn. Lalu ia kembali berdiri dan membungkukkan punggungnya, layaknya pelayan restoran.

"Loh mba, saya kan pesen es coklat. Gimana sih mba!" ucap Vellyn dengan intonasi marah lalu setelahnya terkekeh.

"Dikasih hati minta empedu," sinis El lalu keduanya tertawa.

"Ompong, tau rasa lo," ujar El membuat Vellyn mencibir. Lalu keduanya terfokus pada tugasnya kembali. Tiap sebaris mereka menulis tugasnya, tangannya kembali mengambil isi kemasan cemilan.
Begitulah cewek, tidak bisa lepas dari yang namanya CEMILAN.

"Huffttt pegeeeell." Vellyn menghela napas setelah membalikkan posisi badannya menghadap ke langit- langit kamar El.

"Kapan ya kita dapet pasangan? Bosen idup gue gini-gini mulu." Vellyn menatap langit-langit sambil menerawang sesuatu.

"Kita? Lo aja kali," El terkekeh.

"Dapet pacar nyakitin mulu!" El jengah.

"Kok lo ngomong gitu? Lo udah pernah ngerasain, emangnya?" tanya Vellyn dengan tetap menghadap ke atas.

"Kita pernah satu cowok, kalo lo lupa," jawab El mengingatkan Vellyn pada mantan kekasih mereka.

Saat kelas satu SMA, El memergoki Vellyn yang bermesraan dengan kekasihnya, Zenno.

Sialnya lagi, El dan Zenno sudah 1 bulan 2 minggu pacaran dengannya, sementara Vellyn katanya, baru jalan 3 minggu saja.

Mereka berdua pun sempat bermusuhan, tapi jika mereka pikir-pikir kembali, ini yang salah hanya Zenno.

Mereka pun memutuskan untuk berbaikan kembali.

"Oh iya, gue juga pernah denger tuh yang namanya. Sahabat jadi cinta. Ihhh ngeri banget tau Vel."

"Kenapa, emang?"

"Coba lo bayangin, yang dulunya sahabatan. Sekarang jadi jauhan karena mereka sempet pacaran tapi akhirnya putus gitu aja."

"Takut deh gue. Kalo saling sayang mending sahabatan kan? Gitu gak Vel menurut lo?"

"Takut kenapa lo, emang lo punya sahabat cowo?" Pertanyaan Vellyn membuat El terdiam sejenak.

"Mmm... Gue setuju sih sama lo, mending pertahanin sahabatannya," lanjut Vellyn tanpa mengetahui El yang terdiam. Mata Vellyn pun teralihkan pada sebuah album yang terletak di sebuah tumpukan buku meja belajar El. Ia pun mengambil album tersebut. Lalu ia  membersihkan debu yang mengotori albumnya.

"Ni album punya lo?" tanya Vellyn.

"Hah, sejak kapan ada album disitu?"

"Bokap nyokap lo kali yang simpen."

"Mungkin. Coba lo buka, siapa tau ada foto merid ortu gue hehe. Penasaran gue." El pun mendekati Vellyn. Perlahan Vellyn membuka lembaran albumnya. Namun yang ia dapatkan bukan foto kedua orangtua El, melainkan foto El waktu kecil.

"Ihhh lucu banget, lo dulu," gemas Vellyn, saat melihat foto El yang giginya tidak terisi sepenuhnya.

"Emang," jawab El percaya diri, tanpa melihat dulu fotonya.

AL & EL || On Going (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang