Helplessness

11 3 44
                                    

Selamat malam Seokjin datangMenyapa kalianHappy reading 💜🥰🥰

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat malam Seokjin datang
Menyapa kalian
Happy reading 💜🥰🥰

-
-

Malam itu Yoona Meminta kepada Cheoljang-nim untuk membersihkan cafe dan menyuruh karyawan lain pulang lebih dulu. Ia sengaja agar tidak pulang ke rumah lebih cepat, berusaha menyibukkan diri untuk membuang beberapa pikiran yang mengganggunya.

Dengan telaten Yoona mengelap setiap meja pengunjung yang tertata rapi di sana. Segala macam cara terus ia lakukan, tapi nihil karena dalam kepalanya terus masih memikirkan Yeseul. Ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan, marah dan sedih tentunya.

"Kenapa kau tidak pernah mau terbuka denganku Yeseul?"

Marah karena untuk yang kesekian kali ia di bohongi oleh Yeseul, sedih karena memikirkan bagaimana nasib Yeseul selanjutnya. Ingin sekali rasanya ia menyusul Taehyung ke Canada dan meminta pertanggung jawaban nya untuk Yeseul. Amarah yang tidak terbendung membuat dadanya semakin sesak.

Tidak lama dari itu ia mulai terisak mencoba menahan kesedihannya agar tidak tertumpah di tempat itu, namun ia benar-benar tidak bisa menahannya lagi. Terlalu sakit memikirkan keadaan Yeseul.

"Aku menyayangimu, tapi kenapa kau melakukan ini padaku?"

Meskipun ia terlihat marah dan enggan menemui gadis itu di rumah tapi tetap saja di lubuk hatinya yang paling dalam ia teramat sangat menyayangi Yeseul yang sudah ia anggap seperti adik kandungnya sendiri. Ia menangis sejadi-jadinya di sana.

Tanpa sepengetahuan Yoona ternyata Seokjin masih ada di dalam ruangan membereskan beberapa tugas yang harus ia selesaikan. Ketika tengah di sibukkan dengan aktifitas nya tiba-tiba terdengar sayup-sayup suara perempuan menangis. Hal itu cukup membuat Seokjin bergidik ngeri karena menurutnya hanya ia sendiri di kafe.

Ia pun memberanikan diri untuk mencari tahu asal suara tersebut. Sampai akhirnya ia menemukan Yoona tengah menangis sendiri dalam kegelapan. Yang tandinya Yoona ingin menangis tanpa di lihat oleh orang lain malah Seokjin yang melihatnya.

"Yoon, da apa?" Yoona mengerjap terkejut mendapati Seokjin yang sudah ada di sampingnya. Dengan refleks ia memeluk Seokjin  dengan linangan air mata.

"Hiks... Hikss ..." Gadis itu tidak mampu berkata-kata. Yang bisa ia lakukan hanya menangis, terus menangis dalam pelukan kekasihnya itu.

"Tidak apa-apa. Jangan bercerita jika kamu belum siap, gapapa nangis jika itu sedikit membuat mu tenang. Cuman aku disini yang tau keadaan kamu, tenang ya." Seokjin mengusap rambut Yoona lembut, ia mencoba untuk membuat Yoona senyaman mungkin agar tidak membuatnya larut dalam kesedihan. Meskipun ia tidak tahu pasti apa yang sedang terjadi dengan gadisnya saat ini.

Sampai ketika suara Isak tangis itu perlahan tidak terdengar lagi oleh Seokjin. Tubuh Yoona tiba-tiba terkulai, hampir terjatuh kalau saja Seokjin tidak menahannya dengan kuat. Ia kemudian menggendong gadis itu, membawanya ke dalam ruangannya menidurkan ia di atas sofa. Sepertinya Yoona menangis cukup lama sampai ia tertidur seperti ini. Mungkin kelelahan.
_

Love Seoul [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang