Sorry

41 19 2
                                    

Di dalam sebuah minimarket terlihat seseorang tengah sibuk dengan aktivitasnya, iya tengah merapikan beberapa minuman dan makanan ringan di atas rak yang sudah di sediakan.

Terlihat mudah baginya karna ia sudah bergelut di bidang itu selama dua tahun lamanya.

Jung Hoseok, seorang pria tampan nan ceria yang akrab disapa Jhope itu selalu tersenyum kepada siapapun.

Dia juga satu-satunya teman masa kecil Yeseul yang selalu mendukung dan membuat gadis itu tersenyum di saat masa sulit sekalipun.

"Hoseok. Apa Yeseul masih libur?" tanya seseorang yang baru saja keluar dari balik pintu bertuliskan Staff only.

"Iya pak, ini hari terakhir nya."

Sejak beberapa bulan lalu Yeseul memang melamar pekerjaan paruh waktu di sebuah minimarket yang tidak jauh dari rumah nya.

Dengan sangat kebetulan Jhope ternyata lebih dulu bekerja di sana.

Mereka menganggap pertemuan itu adalah takdir untuk kembali menyatukan Kakak beradik yang tidak sedarah namun saling menyayangi.

"Oke, lanjutan pekerjaan mu. Aku pulang lebih awal hari ini."

"Ne, Bujangnim," jawab Jhope menunduk sopan.

Setelah beberapa saat orang yang di panggil Bujangnim itu meninggalkan nya.

Mata Jhope tertuju pada seorang gadis yang tengah berjalan ke arah minimarket.

Ia heran, karena gadis itu terlihat dalam keadaan murung.

Yeseul berjalan sedikit gontai, perlahan ia membuka pintu menghasilkan suara bel yang menandakan seseorang masuk ke dalam sana.

Gadis itu berdiri di depan kasir, mengenakan celemek yang memang sudah tergantung di tempanya.

Tatapan kosong, raut wajahnya tidak bisa di artikan.

Sejauh ini, hanya itu yang bisa Jhope lihat dari sosok Yeseul. Meskipun ia tahu ada sesuatu yang terjadi dengannya.

Namun ia memilih diam menunggu sampai gadis itu sendiri yang akan bercerita.

Jhope hanya menatap Yeseul dari balik rak yang memang menjadi pembatas antara pandangan nya dengan Yeseul.

"Yeseul, ngapain di sini kamu bukannya masih libur?"

Gadis itu menghampiri Jhope, matanya sendu. Hoseok yakin ia sedang menahan tangisnya di sana.

"Oppa," ucap Yeseul lirih.

"Kamu kenapa?"

Tanpa basa-basi Yeseul menghamburkan diri, menangis sejadi jadinya ke dalam pelukan buntalan matahari dalam wujud manusia itu.

Iya itulah Jhope matahari Yeseul, virus cerianya memang selalu berhasil menyebar ke seluruh tubuh mungil Yeseul.

Itulah alasan ia menemui Jhope disana. Ia yakin Jhope akan selalu bisa membuat nya tenang dan ceria kembali.

Karena semua wejangan darinya tidak pernah mengecewakan Yeseul barang sedikitpun.

Jhope yang selalu terlihat ceria dan tersenyum bak matahari, dan Yeseul yang kadang menjadi bunga layu yang sangat siap untuk di segarkan.

Perumpamaan yang tidak masuk akal memang, tapi bisa di bilang seperti itu lah mereka.

Jhope membalas pelukan Yeseul dengan sangat hangat, ia tahu yang saat ini gadis itu butuhkan dari sosok Jhope yang sudah Yeseul anggap sebagai kakak kandungnya adalah pelukannya.

Love Seoul [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang